Rabu, 03 Juli 2013

Biting Your Lips 5th ~ Uxoriousness


Main Cast: Cho Kyuhyun, Mark Dwaine (OC), Stephanie Lee (OC), Kim Jong Woon (Yesung)
Genre: Unknown
Length: parts
Rate: Unknown

Tangis Stephanie tak cukup membuat Kyuhyun sadar. Dengan tangan berlumuran darah Stephanie mencari ponsel di dalam saku jas Kyuhyun
          “Halo… ini Stephanie… bisa kau ke alamat ini…?”
          “Stephanie ada apa..? kau menangis..? kau bersama Boss?”
          “Kemari sekarang juga… kumohon…”

Tut… Tut… Tut…
          “Ha-hallo Stephanie ka―. Ah..! Ada apa ini? kenapa menangis?” Mark langsung menuju tempat yang disebutkan Stephanie, bersama polisi, Mark merasa butuh membawa polisi.
Mark hanya melihat darah sudah menyebar di sekitar kakinya, mereka tak sadarkan diri dalam posisi rebah dilantai, mereka berpelukan.
***
          “Ngh….”
          “Stephanie…! Kau sudah sadar?” Mark mendekati Stephanie yang terbaring di ICU
          “Mark…? Dimana ini? Dimana Kyuhyun?”
          “Ini rumah sakit… tenanglah… Kyuhyun masih di ruang operasi. Kau demam dan pingsan, luka ditanganmu juga cukup dalam. Jadi istirahatlah dulu. Kyuhyun akan baik-baik saja” Mark menahan Stephanie yang hampir berlari mencari Kyuhyun
          “Hiks… Hiks…. Hiks… karena aku… dia memberikan kontraknya. Demi seseorang yang bukan siapa-siapa dia kehilangan kesepakatan penting. Aku bahkan sekarang tidak pantas melihatnya. Hiks…” Stephanie menggigil karena menangis
          “Pasti ada alasan dibalik ini semua, aku juga terkejut, ini sama sekali buka seperti Kyuhyun yang selama ini kukenal. Tapi percaya atau tidak dia adalah pria yang baik” Mark menuntun Stephanie menuju tempat tidurnya
          “Aku percaya… aku sangat percaya… kalau dia bodoh. Mana ada orang yang sebodoh dia” Stephanie masih menangis
          “Itu bukan keputusan bodoh. Kyuhyun selalu punya alasan kuat atas semua tindakannya. Aku akan melihat keadaan Kyuhyun, kalian nanti akan ditempatkan di ruangan yang sama, jadi tunggulah sebentar” Mark pergi meninggalkan Stephanie dengan rasa bersalah menggelayuti pundaknya.
Mark tiba-tiba tersenyum mengingat keadaan mereka berdua saat ditemukan
          “Berpelukan..? mereka romastis sekali, mungkin ini awal yang baru. Kuharap awal yang baik” Mark berjalan menuju ruang operasi dan bertepatan dengan keluarnya dokter yang menangani Kyuhyun
          “Dok bagaimana keadaannya?”
          “Peluru menembus cukup dalam, dan sudah kami keluarkan, beruntung tidak mengenai organ vital, hanya saja dia kehilangan banyak darah. Sekarang sedang menghadapi masa kritis, semoga dia bisa melewatinya” dokter itu tersenyum teduh dan pergi
Stephanie dan Kyuhyun dirawat di kamar yang sama. Kamar yang hanya berisi 2 orang tentu saja. Stephanie tertidur pulas, dia terserang demam karena kehujanan, dan saat diculikpun masih dalam keadaan basah. Ditambah lagi dia shock, menghadapi situasi seperti itu seorang diri pasti berat untuk Stephanie.
          “Stephanie… Stephanie bangun… Kyuhyun sudah sadar” Mark membangunkan Stephanie sesuai permintaannya
          “Kyuhyun…? KYUHYUN….! Kau sudah bangun?” Stephanie langsung melompat dari ranjang
          “Hey…hey…hey… kau kenapa bangun? Bagaimana tanganmu?” Kyuhyun berusaha tersenyum
          “Berhenti mengkhawatirkan orang lain. Kau tertembak, , you scared me to death… damn you….” air mata Stephanie meleleh begitu saja
          “Aku baik-baik saja” Kyuhyun mengusap air mata di pipi Stephanie
          “Maafkan aku… kau kehilangan kontrak itu… maaf karena aku bodoh sekali… Hiks…” tangis Stephanie semakin menjadi. Kyuhyun membawa Stephanie kedalam pelukannya
          “Aku baru ingat… bagaimana keadaan bayimu..?” Kyuhyun masil memeluk Stephanie
          “Eh… bayi….?”
          “Bukannya kau hamil…? Jangan-jangan kau melupakan bayimu?”
          “Errrmm…… sebenarnya itu hanya karanganku saja… kau benar-benar percaya?”
          “Kau…! Kucing…! Berani-beraninya kau membohongiku” Kyuhyun mengeratkan pelukannya
          “Eh… permisi disini juga ada orang lain lho, tuan dan nyonya” Mark berdeham, seketika itu Stephanie melompat mundur
          “Lihat saja kau, hukumanmu akan bertambah karena kau bohong padaku, kau tahu, aku datang padamu karena kupikir kau benar-benar hamil”
          “Tenang saja Stephanie, kalau dia macam-macam hubungi saja aku” Mark menuntun Stephanie naik ke ranjangnya

Tiga hari berlalu, dan Stephanie sudah sembuh, Kyuhyun diperbolehkan pulang, tapi masih dalam pengawasan dokter. Kyuhyun mengambil libur dua hari sebelum ia kembali bekerja di kantor, dengan disertai ancaman dia juga membuat Stephanie mengambil libur.
          “Apa tidak apa-apa kalau surat itu diambil orang lain?” Stephanie membuka pembicaraan saat mengantar makanan ke kamar
          “Apanya yang tidak apa-apa, perjuangan ekstra untuk memenangkan tender. Untungnya aku belum sempat menandatangani surat pemindah-tanganan jadi untuk sementara kontrak itu beku. Tapi kalau dibiarkan lama, pemilik proyek akan mempertanyakan. Justru semakin mencurigakan”
          “Ini semua salahku, akan kulakukan apapun yang kubisa agar kau mendapat kontrak itu lagi” mata Stephanie berkaca-kaca
          “Ngomong-ngomong… bukannya kau punya dua hukuman yang menunggu… aku sudah memikirkan hukuman apa yang cocok untukmu” Kyuhyun menyingkirkan piring yang ada dipangkuannya
          “Hukuman apa…?” Stephanie beringsut menjauh
          “Jangan pura-pura lupa, kau juga bilang akan melakukan apa saja kan…? Kau berbohong padaku kalau kau hamil, apa kau begitu ingin punya anak denganku…?” Kyuhyun menarik Stephanie, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh disamping laki-laki itu
          “I-itu karena aku kebosanan, kupikir kau tak akan terjebak” Stephanie ketakutan, meski terluka, Kyuhyun masih lebih kuat
          “Tapi sekarang aku juga bosan”
Kyuhyun melepas kancing piyama Stephanie, Stephanie mencoba bertahan tapi sia-sia, tangan Kyuhyun terlalu kuat bagi Stephanie.
          “Kau ketakutan?” Kyuhyun melepaskan Stephanie
          “A-apa yang kau lakukan..?” Stephanie tengkurap memeluk guling disampingnya. Dia merasakan lidah Kyuhyun di tengkuknya, bahkan Kyuhyun menggigiti lehernya, lidah Kyuhyun terus turun di sepanjang tulang punggungnya. Tangan besarnya masih terus melepaskan kancing Stephanie, dan masuk kedalam piyama, menyentuh kulit, meraba punggung dan perut langsing mangsanya. Aroma tubuh Kyuhyun menguar memenuhi pernapasan Stephanie.
          “Aku mendengarmu mengatakan kalau kau mencintaiku, meski samar aku masih mendengarnya. Tak heran kau jatuh cinta padaku, kau bukan yang pertama. Yang harus kita lakukan adalah membalikkan tubuhmu, jangan memunggungi seseorang yang menyelamatkan nyawamu” Kyuhyun membalik tubuh Stephanie, dan melepaskan pelukannya pada guling. Kyuhyun menggigit bibir bawah Stephanie, namum Stephanie tetap merapatkan bibirnya, membuat Kyuhyun tak sabar
          “Buka mulutmu kucing…” Kyuhyun menekan pegelangan tangan Stephanie
          “Hmmm…ahh..―” saat Stephanie berteriak, lidah Kyuhyun menyusup masuk dan menghisap lidah Stephanie, dia terus meronta karena mulai kehabisan napas. Tangan mungilnya berusaha mendorong tubuh Kyuhyun menjauh, dia benar-benar kehabisan napas. Kyuhyun melonggarkan bibirnya, memberi kesempatan Stephanie untuk menghirup udara. Sebelum Stephanie sempat berteriak, mulutnya sudah terbungkam lagi. Entah karena dia sering mencium wanita atau apa, Kyuhyun benar-benar tahu caranya.
Stephanie akhirnya berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Kyuhyun. Dia langsung meraih selimut untuk menutupi tubuhnya yang bergetar, Kyuhyun terkejut melihat air mata Stephanie mengalir.
DING…DONG…     
          “Kau tetap disini akan kubukakan pintu” Kyuhyun beranjak
          “Kalau kau tidak masalah dengan piyamamu, silahkan sambut tamu kita” Kyuhyun menunjuk piyama Stephanie.
Stephanie melihat keadaan piyamanya yang hanya menyisakan satu kancing tertutup. Stephanie berteriak, sontak ia hapus air matanya dan membenahi piyamanya. Ternyata Jill dan Mark bermaksud menjenguk mereka berdua. Sungguh pasangan sakit-sakittan
Setelah Jill dan Mark pulang dan Kyuhyun kembali ke kamar, Stephanie tetap berkutat di dapur
          “Kenapa kau masih disitu” tanya Kyuhyun dalam kamar
          “Kau mengerikan… sungguh mengerikan… aku tak akan masuk kamarmu itu” Stephanie berteriak
          “Hey masukklah… aku tidak akan melakukan ‘itu’ denganmu meski kau meminta” Kyuhyun justru tertawa
          “Sekarang aku serius, kau benar-benar aman?”
          “Apa maksudmu aman..? banyak wanita ingin kukencani, kau seharusnya bersyukur. Itu tadi hukumanmu yang pertama. Masih ada satu hukuman lagi, tapi lain kali saja”
          “Aku benar-benar minta maaf, kalau saja ada yang bisa kulakukan untuk mengembalikan kontrakmu” Stephanie duduk di ujung ranjang
          “Oh… aku ingat sesuatu…” Stephanie melompat menuju komputer kerja Kyuhyun.
          “Hei apa yang kau lakukan dengan komputerku?” Kyuhyun menghampiri Stephanie
          “Ini… lihat gambar ini baik-baik. Pria yang berjabat tangan denganmu”
          “Oke… lalu kenapa?”
          “Lihat baik-baik, dia mengenakan manset silver bermonogram”
          “Manset..? Oh aku melihatnya. Lalu?”
          “Manset itu bermonogram sama dengan yang dipakai penculik”
          “Penculik..? aku tidak melihat ada yang memakai setelan”
          “Kau pasti tidak tahu, karena sebelum kau datang dia sudah pergi, aku pikir dialah dalang dari semua ini”
          “Hanya kau yang tahu mengenai manset itu. Tapi kalau monogram bisa saja kebetulan sama dengan orang lain”
          “Benar juga… tapi yang jelas penculik itu memiliki urusan denganmu, jadi kau bisa mencari tahu manset bermonogram GG diantara orang-orang yang berhubungan denganmu” Stephanie menjelaskan hipotesisnya. Kyuhyun berpikir sejenak
          “Oke… besuk aku akan masuk kerja, akan kumulai penyelidikannya. Masalah manset apa bisa kau temukan pemiliknya?”
          “Memesan manset pribadi biasanya pada desainer, mungkin aku bisa menemukannya”
          “Sekarang tidurlah dulu, aku akan memastikan sesuatu” Kyuhyun mengambil kunci mobil di laci. Stephanie mengambil selimut dan keluar kamar.
          “Kau mau kemana? Kau tak berniat tidur diluar kan?”
          “Aku juga tak berniat kau permainkan” Stephanie melengos dan keluar tapi tangan Kyuhyun menahan bahunya
          “Kau akan sakit kalau kedinginan. Masuklah, kalau kau benar-benar takut, aku akan tidur di tempat Mark. Bagaimana?”
Stephanie hanya diam saja mendengar tawaran Kyuhyun. Kyuhyun berlalu.
***
Range Rover putih menuju apartment Mark. Dalam perjalanan pikiran Kyuhyun benar-benar kacau, semua kemungkinan muncul bersamaan membuat otaknya sesak dan frustasi. Untuk saat ini mungkin Kyuhyun masih bisa kelar-masuk apartment Mark karena dia belum menikahi Jill hingga ibu Jill keluar dari rumah sakit. Mark sangat heran melihat Kyuhyun sekarang berdiri di depan pintunya.
          “Ada apa malam-malam begini? Apa ada masalah?”
          “Ada yang ingin kubicarakan”
          “Apa Stephanie tidak apa-apa sendirian? Dia kan belum sembuh”
          “Dia akan baik-baik saja. Apa kau bisa menyelidiki riwayat penggunaan kartu kredit milik George dalam 1 minggu terakhir ini?”
          “Kenapa tiba-tiba mencari tahu?”
          “Sudahlah kau harus melakukannya. Dan satu lagi, malam ini aku tidur disini ya..”
          “He…? berantem dengan Stephanie?”
          “Dia benar-benar ketakutan tidur denganku” wajah Kyuhyun sangat frustasi
          “Hahahaha… sepertinya kau baru menyerang. Kuberi tahu ya... Stephanie itu bukan tipe gadis pesta, jadi kau tak bisa langsung mengambil langkah tegas, kau harus mendapatkan hati dan kepercayaannya dulu. Baru kau tanyakan padanya, jangan buat dia cacat mental karena shock berat” Mark menepuk-nepuk pundak Kyuhyun
          “Tapi gadis itu sulit sekali. Biasanya hanya dengan bicara 10 menit, gadis akan langsung bertekuk lutut. Aku benar-benar tak tahu caranya menundukkan hati Stephanie. Aku jadi tertantang. Mau bertaruh?”
          “Karakternya kuat, berbeda dari kebanyakan gadis. Aku bertaruh justru kau yang akan bertekuk lutut. Hanya soal waktu”
          “Ah… terserah, terakhir kali kau yang kalah, aku mau tidur dulu. Besok aku akan pergi kerja” Kyuhyun melenggang menuju kamar Mark sesantai memasuki kamarnya sendiri
Meski sudah berusaha keras, tetap saja ia tidak bisa tidur. Kejadian barusan benar-benar membuatnya heran, biasanya terasa hambar saat dia menggoda gadis, tapi Stephanie memberikan reaksi yang sangat berbeda, membuat Kyuhyun merasa tak berani melanjutkan lebih jauh. Dari semua wanita yang bersamanya, tidak ada satupun yang membuat Kyuhyun tak berani menyentuhnya. Meskipun hal itu tak pernah benar-benar ia lakukan. Selama ini semuanya hanya sekedar main-main, tapi gadis ini membuatnya tak berani menyentuh lebih jauh.
RING…RING…RING…
          “Hallo… Stephanie ada apa?”
          “Apa aku mengganggumu? Apa kau sudah tidur?”
          “Aku tak bisa tidur… ada apa?”
          “Apa kau bisa kembali kesini?”
          “Ha..? apa kau ‘menginginkan’ ku? Baru kutinggal sebentar kau sudah kangen?”
          “Ada yang ingin kutunjukkan padamu. Kalau kau penasaran datanglah”
Tut…Tut…Tut
Apa yang sebenarnya dia rencanakan? Dia tidak berniat memintanya kan? Sepertinya lama-lama aku merasa bersalah mempermainkan gadis polos itu.
Kyuhyun bergegas pulang ke apartmentnya. Tapi yang dia dapati semua berubah total.
          “Apa aku salah masuk kamar?”
          “Ah kau sudah datang, saat kau pergi aku benar-benar tak punya sesuatu yang bisa kulakukan, tiba-tiba ingat belanjaan yang lama kutitipkan di resepsionis, mereka menyimpan semua ini di gudang, bagaimana? Kau suka?”
          “Ugh… well… kalau dilihat-lihat seleramu tidak jauh beda denganku, tapi kenapa ada bantal sebesar airbag mobil warna pink?”
          “Mungkin kau suka warna pink, jujur saja aku tak begitu suka warna pink. Hanya asal pilih, siapa tahu itu warna kesukaanmu…” Stephanie melompat memeluk bantal pink bulat itu “Hmmm… lembutnya..”
          “Kau tidak takut lagi padaku?” Kyuhyun hati-hati merubah topik pembicaraan
          “Kalau dipikir-pikir tadi itu sangat mengerikan, tapi berhubung itu adalah hukuman untukku, mungkin itu bahkan tak sebanding dengan apa yang hilang” wajah Stephanie benar-benar menunduk, Kyuhyun tak bisa melihat ekspresinya
Reflek, tangan Kyuhyun meraih dagu Stephanie dan mengangkat wajahnya, menengadah menghadap Kyuhyun. Air mata Stephanie sudah memenuhi pelupuknya. Kyuhyun memeluk erat tubuh Stephanie yang terguncang karena isakan.
          “Maafkan aku… aku tak tahu kalau benar-benar setakut itu, jangan meronta, aku sungguh minta maaf. Sekarang tidurlah, kita bicara besok kalau kau sudah tenang. Aku akan kembali ke tempat Mark” Kyuhyun melepas pelukannya, dan menyelimuti tubuh Stephanie. Sebelum beranjak Stephanie justru menahan tangan Kyuhyun
          “Apartment-mu sebenarnya sedikit menyeramkan” suara Stephanie bergetar
          “Maaf tapi kali ini kau harus tidur sendiri dulu, aku tak tahu apa yang mungkin saja kulakukan padamu kalau aku tidur denganmu malam ini. Biarkan lampunya menyala jika kau takut, apa kau ingin Jill menemanimu?” Stephanie mengangguk, dan Kyuhyun menelpon Jill untuk datang ke apartmentnya
Dalam perjalanan ke apartment Mark, otak Kyuhyun sekarang kosong total. Dia hanya mengandalkan insting saat menyetir. Dia bahkan tak berkata apa-apa saat ditanya Mark tentang apa yang sudah terjadi. Dia juga tak bisa tidur semalaman. Keesokan paginya dia langsung pulang.
***
Selesai mandi dan ganti baju, Kyuhyun duduk di meja makan untuk sarapan seperti biasa, namun suasananya sangat tidak biasa. Stephanie jadi ekstra diam, sejak Kyuhyun masuk, dia hanya bicara sepatah kata “selamat datang”. Kyuhyun juga tidak berniat memulai pembicaraan, karena tidak bisa tidur dia jadi bad mood. Dia bahkan pergi ke kantor tanpa mengatakan apapun pada Stephanie.
Sesampainya dikantor, Mark langsung menyodorkan jadwal kerja selama seminggu. Dalam 3 hari kedepan Kyuhyun akan berada di Eropa untuk perjalanan bisnis. Perusahan memang sudah merencanakan ekspansi ke Eropa sejak beberapa bulan yang lalu.
          “Bos, kita akan berangkat besuk jam satu siang, dan setelah ini ada rapat dengan divisi keuangan. Kau membawa data-data neraca selama satu bulan ini kan?”
          “Semua ada dalam laptop” Kyuhyun mengambil laptop dari tas kerjanya, namun yang dicari tak ada. “Sial sepertinya ketinggalan”
          “Oh bos… apa tidak terasa ringan saat kau tak membawa laptop?”
          “Aku benar-benar tidak sadar, tunda rapat sampai 3 jam lagi. Aku harus meninjau ulang neraca bulan lalu sebagai perbandingan”
          “Baik bos” Mark keluar dari ruangan Kyuhyun. Di lobby dia melihat Stephanie setengah berlari mendekap tas ke lantai atas.
Kyuhyun benar-benar sedang dalam keadaan bad mood, laptop teringgal, rapat ditunda, hujan deras, kelaparan karena sarapan terlalu sedikit, dan tiba-tiba dia merasa perasaan yang aneh…
Ah… sial kenapa aku ingin sekali pulang? Kenapa aku ingin sekali menyentuh gadis itu? Apa aku sudah gila? tiba-tiba rasanya panas sekali, aku yakin AC-nya menyala. Sepertinya aku sedang “mood”. Oh… sial… Kyuhyun kendalikan dirimu sendiri, kau tahu kalau gadis itu menghindarimu.
Tok…Tok…Tok
          “Masuklah…!” Kyuhyun berusaha menata pikirannya
          “Permisi… kau tadi meninggalkannya di meja kerja, aku datang untuk mengantarkan ini” Stephanie muncul dari balik pintu
Damn… kenapa disaat seperti ini kau justru muncul…
          “Letakkan disitu, dan cepat pergilah” Kyuhyun membuat suaranya terdengar tenang
          “Ah… satu lagi, aku membawakan bekal. Kulihat tadi kau sarapan terlalu sedikit, kau masih terluka jadi kau harus jaga kondisi tubuhmu” Stephanie mengulurkan kotak bekal. Namun Kyuhyun justru meraih pergelangan tangan Stephanie yang terbalut perban. Kyuhyun menarik tubuh Stephanie, terlentang diatas mejanya, dan barang-barang yang seharusnya di atas meja, berpindah ke lantai. Kyuhyun menindih Stephanie diatas meja kerjanya. Stephanie sangat terkejut dengan gerakan mendadak itu.
          “Jangan salahkan siapapun, aku sedang dalam “mood” Kyuhyun semakin mengeratkan genggamannya, pergelangan tangan Stephanie mengeluarkan darah.
          “Lepaskan… sakit…” Stephanie menarik tangannya tapi Kyuhyun masih diatas tubuhnya. Sambil mempermainkan tali coat Stephanie, Kyuhyun tak melepas pandangannya dari mata makhluk dibawahnya itu
          “Aku sendiri heran, kenapa kamu…? Kenapa bukan yang lain…? Kenapa aku tidak bisa memiliki hatimu? Kalau begitu akan kumiliki tubuhmu” telunjuk Kyuhyun menyusuri pelipis hingga ke dagu, mempermainkan bibir Stephanie yang sejak tadi berusaha memalingkan wajahnya
          “Erm… lepaskan aku, bagaimana kalau ada orang melihat. Mereka akan berpikir yang tidak-tidak” wajah Stephanie sangat ketakutan, sebelum tiba dikantor ia sudah menyiapkan mental, tapi tetap saja ini terlalu mengerikan baginya
CKLEK…!
          “Bos… ada laporan baru untukmu” Mark muncul dari balik pintu. Tumpukan kertas langsung berjatuhan ke lantai. Sambil buru-buru membereskan “ah sial… maafkan aku, aku tak tahu kalian sedang― Aku pergi”
          “Hah… menyebalkan…” Kyuhyun bangkit dan melihat darah di pergelangan Stephanie. Dia terkejut. Stephanie beringsut jatuh terduduk di lantai
          “Stephanie maafkan aku, aku benar-benar kacau hari ini. Kupikir kehilangan beberapa helai kertas tidak akan terlalu berpengaruh. aku sangat tertekan, tapi tak tahu harus bagaimana, maafkan aku karena menyakitimu” Kyuhyun mengusap dan mencium pergelangan berdarah itu. Namun Stephanie justru memeluk erat tubuh Kyuhyun
          “Seharusnya aku yang meminta maaf, maafkan aku karena hanya membawa masalah untukmu. Aku baik-baik saja. Hanya jangan perlakukan aku seakan aku tidak ada, bicaralah denganku jika ada masalah. Dan satu lagi, aku takut kalau kau marah” suara Stephanie sangat dekat dengan telinga Kyuhyun, menenangkan emosinya
          “Besok aku akan ke Eropa selama 3 hari. Kau tidak apa-apa sendirian?”
          “Ngomong-ngomong sejak kapan kau jadi perhatian? Biasanya kau ketus sekali”
          “A-aku tidak bersikap baik… ehem… kenapa tidak segera pulang? Bukannya kau juga harus bekerja? Apa kau mau dipecat oleh atasanmu?”
          “Aku juga memegang saham, jadi posisiku sama seperti posisimu, hanya saja ada orang lain yang posisinya sejajar denganku”
          “Hah…! Itu namanya kau tidak sama denganku, disini aku presiden direktur jadi tidak ada posisi yang sejajar atau lebih tinggi dari posisiku, sudah pulang sana dan kembali kerja, bukannya kau ada urusan dengan manset?” Kyuhyun mengedipkan matanya. Stephanie tahu maksud Kyuhyun langsung pergi. Diluar ia bertemu Mark.
          “Hei… rambutmu…” Mark member isyarat. Ternyata rambut Stephanie yang tadinya tergelung rapi sekarang benar-benar terurai dan acak. Mark masuk ruangan Kyuhyun
          “Bos kau ceroboh sekali. Bagaimana kalau yang masuk tadi orang lain?”
          “Aku hanya memastikan perasaanku saja, ternyata aku hanya terbawa emosi sesaat. Kurasa dia memang sama sekali bukan tipeku. Apa aku terlalu jahat?”
          “Kau sangat jahat boss, jangan pernah mempermainkan perasaan wanita, kau akan mendapat balasannya”
          “Ah… masa bodo dengan balasan, aku punya hal yang lebih penting untuk diurus. Oh iya bagaimana riwayat penggunaan kartu kredit George?”
          “Aku tadi berniat memberikannya, kalau saja kau tidak sedang memperkosa istrimu sendiri”
          “Memperkosa? Dia kan istriku”
          “Kau memaksanya, dia ketakutan, apalagi kalau bukan memperkosa”
          “Keluarlah… kau memperkeruh suasana” Kyuhyun mulai memeriksa lembar demi lembar. Matanya terhenti pada satu baris
***
Setelah selesai dengan urusan di kantornya, Stephanie mendatangi temannya seorang desainer pakaian laki-laki. Temannya itu adalah desainer khusus yang tidak membuka butik secara komersial, dia hanya melayani pesanan khusus, sehari-harinya dia mengajar di sekolah desain ternama New York.
          “Hai Sam… kau terlihat semakin tampan, senang bertemu denganmu lagi” Stephanie menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk santai disebuah restoran
          “Stephanie..! aku senang kau menghubungiku lagi, kupikir kau sudah melupakanku gadis kecil… saat kau menelpon ingin bertemu, aku sangat senang” Sam berdiri dan memeluk Stephanie singkat dan hangat
          “Jangan memanggilku gadis kecil, maaf kalau lama tak menghubungiku, tapi dulu kau berjanji akan membantuku kalau aku butuh bantuan kan… apa tawaran itu masih berlaku?”
          “Hei… tentu saja. Tapi bantuan apa yang mungkin dibutuhkan seorang desainer muda sukses sepertimu?” Sam memesan minuman untuk Stephanie
          “Berhenti memujiku… lihat poto ini baik-baik. Manset ini, kau yang membuat kan..? aku ingat ke-khas-an-mu dalam membuat aksesoris” Stephanie menyodorkan poto yang dia bawa
          “Oh sayang… ini memang aku yang membuat, aku senang kau masih ingat ciri khas ku, aku membuatnya untuk seorang pelanggan eksekutif. Namanya…” Sam sedikit mengacilkan suaranya
          “Hah..! OK terima kasih Sam atas informasinya, tolong jangan beri tahu siapapun kalau aku mencari tahu hal ini. Please… bantu aku. Bye… oh ada satu lagi yang harus kau lakukan…” Stephanie mengecup sekilas pipi Sam dan berlalu
Dalam perjalanan kembali ke kantor, Stephanie masih dalam keadaan tidk percaya. Dia sudah menyangka dari awal, tapi bagaimana dia bisa mendapatkan buktinya, dia juga tidak paham, apa sebenarnya hubungan laki-laki ini dengan Kyuhyun hingga dia ingin sekali melihat Kyuhyun hancur. Stephanie membatin
Hah…! Stephanie apa yang sudah kau lakukan..? kau justru melibatkan dirimu sendiri dalam masalah yang rumit. Tapi ini memang salahku juga, kasihan Kyuhyun. Dasar setan itu, berani-beraninya dia mempermainkanku, aku benar-benar tak tahan, setiap hari dia memperlakukanku seperti mainan, mengerikan, apa dia seorang psikopat..? aku sangat malu malam itu, dia benar-benar membuatku ingin menonjoknya, sungguh menyedihkan ciuman pertamaku dirampas dengan paksa seperti itu, padahal aku membayangkan sesuatu yang romantis. Apa sebenarnya yang ada di otaknya yang hina itu..? mencoba memperkosaku..? padahal dia sendiri yang bilang tak akan melakukannya. ARGHHHHH… tuhan bunuh saja kau sekarang, kenapa kau melepas satu setan dari kandangnya..? kalau bukan karena aku yang membuat masalah, sudah kulaporkan dia ke kantor polisi. Tapi kalau dipikir-pikir dia baik juga, yah meskipun hanya 0,000000001 persen dari semua kelakuannya.
Tanpa sadar Stephanie merinding dan bergidik membayangkan wajah Kyuhyun malam itu, sungguh menyeramkan, seperti mau membunuhnya.
***
4 pm
          “Aku pulang” Kyuhyun melempar jas dan dasinya ke sandaran sofa, melangkah ke dapur untuk minum
TAK…!
          “Akhh… ada apa kau ini, kenapa memukulku?” Kyuhyun terkejut kepalanya dipukul menggunakan sendok sup
          “Jangan pernah meletakkan barang sembarangan, kalau memang itu kotor, apa salahnya kalau langsung dilempar ke keranjang cucian...? berjam-jam aku merapikan gua troll ini. Jangan membuatku memaksamu bersih-bersih” Stephanie marah-marah
          “Kau ini kenapa..? kau datang bulan..?” Kyuhyun meraih celemek Stephanie
          “Lepaskan..! atau kau makan diluar..!” Stephanie mendelik
Kyuhyun terkejut melihat mood Stephanie yang buruk, dia menyerah menggodanya dan berniat untuk mandi. Selama makan malam mereka bahkan tidak ada yang bicara, Stephanie tidur lebih awal, meninggalkan Kyuhyun dalam kebingungan.
Apa dia benar-benar marah padaku?
Kyuhyun juga merasa terlalu lelah untuk minta penjelasan dan mulai bertengkar seperti biasa. Bahkan untuk menggoda Stephanie pun Kyuhyun benar-benar tak punya tenaga. Saat ia masuk kamar untuk tidur, lampu masih menyala meski Stephanie terlihat sudah tidur, jadi Kyuhyun mematikan lampunya
SNAP..!
          “AH….! Nyalakan… nyalakan lampunya…” tiba-tiba Stephanie mengubur dirinya lebih dalam dengan selimut. Kyuhyun yang kebingungan langsung menyalakan lampu lagi.
          “Kau phobia gelap… hahahahahaha… benar-benar unik” Kyuhyun membungkuk memegangi perutnya yang sakit terlalu banyak tertawa. Tapi Stephanie tetap tidak memberikan reaksi apapun. Dengan pasrah Kyuhyun beranjak tidur.
7 am
          “Aku harus ke kantor awal, jam satu langsung ke bandara. Jadi kau tak usah menungguku” Kyuhyun mencoba bicara dengan Stephanie, dan tak mendapat tanggapan. Akhirnya dia berangkat dengan pelipis berdenyut marah.
Apa-apaan gadis ini… berani-beraninya dia mengabaikanku, ini pertama kalinya dalam hidup, harga diriku diinjak oleh seorang gadis aneh yang bodoh itu
Stephanie pergi kerja sambil terus memikirkan cara yang bisa dia lakukan untuk mencari bukti, dia belum bisa cerita apapun pada Kyuhyun sebelum dia mendapak apa yang dia inginkan. Ternyata suasana kantor suda sangat ramai, hampir semua karyawan berkumpul, Stephanie merangsek masuk untuk melihat apa yang terjadi.
          “Apa yang terjadi” Stephanie menanyai pegawai diampingnya
          “Ah direktur… perusahaan dibeli oleh seorang kontraktor, tapi sepertinya dia tetap menjaga struktur kepegawaian seperti semula, tak ada yang berubah. Hanya berpindah tangan”
          “Siapa yang membeli?”
          “Tidak ada yang tahu, semua transaksi dilakukan oleh asistennya”
Apa yang sebenarnya terjadi, surat kontrak kyu hilang, sekarang kepemilikan perusahaan berpindah. Mustahil jika tidak ada sangkut pautnya, kejadian berlangsung sangat beruntun. Kontraktor..?
Stephanie mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi Kyuhyun
Oh Crap…! Aku tak punya nomor Kyuhyun. Ah sial… kenapa disaat seperti ini aku baru menyadari kalau aku tak tahu apa-apa tentang Kyuhyun. Tadi pagi dengan bodohnya aku membuat Kyuhyun marah. Aku harus menemui Helen
          “Hey… apa yang terjadi diluar sana?” Stephanie kehabisan napas saat berlari menuju kantor direktur
          “Oh akhirnya kau datang, sebenarnya ini salah, seharusnya aku harus minta pendapatmu sesama direktur. Tapi mereka sungguh memaksa dengan menawarkan harga yang sangat mengejutkan, dua kali lipat dari harga pasar. Oh…. Stephanie maafkan aku” Helen seperti setengah menangis memeluk Stephanie
          “Hey… hey… it’s okay mungkin kalau aku jadi kau, aku akan langsung menerimanya. Maaf kemarin aku hanya sebentar di kantor, dan tak sempat mencari tahu apa yang terjadi. Tapi kenapa kau tak menghubungiku?”
          Well, aku sudah mencobanya. Tapi ponselmu tidak aktif sehari penuh. Dimana saja kau? Aku sangat khawatir”
Shit… Kyuhyun membawa ponselku seharian. aku bahkan tak melihat ponsel itu sampai tadi pagi
          “Oh… itu… baterainya habis dan aku punya sesuatu yang harus kuurus. Setelah melihat berapa kali kau menelpon, aku langsung kesini” Stephanie meringis
          “Pembeli itu tidak merubah apapun, dia juga mempercayakan semuanya pada kita, kecuali masalah pengambilan keputusan. Dia membeli semua saham”
          “APA…! semua..? lalu kita apa? kenapa kau berikan?”
          “Tenanglah, katanya keadaan ini tak akan berlangsung lama, hanya sampai batas waktu tertentu. Tapi dia juga tidak mengatakan kapan itu”
Mencurigakan… sampai batas waktu tertentu…?
          “Stephanie… besok lusa kau diminta datang ke restaurant sushi tempat biasa kita makan. Katanya mereka akan mengatakan sesuatu”
          “Ah… OK aku akan datang”
Ini mungkin jebakan. Waktunya sangat tidak tepat, Kyuhyun akan pergi selama tiga hari, seharusnya Kyuhyun bisa langsung tahu. Ah… andai saja aku punya kamera canggih seperti di film detektif… huft… lelah sekali otakku, rasanya ingin pulang saja ke Korea.
Stephanie meratapi nasih yang membelitnya. Segera ia datang menemui Sam di galeri. Stephanie berharap banyak pada orang yang selama ini dia anggap ayah selama di Amerika, Sam membantu Stephanie melewati masa-masa sulit saat pertama kali datang di New York. Seorang gadis Asia yang muda sendirian di tengah kota yang kejam membuat Sam iba.
          “Sam… maaf lama menunggu. Ada sedikit masalah”
          “Oh sayang… kau terlihat sangat letih. Ada apa..? apa kau yakin baik-baik saja?”
          “Aku SANGAT baik-baik saja. Apa kau mendapat yang aku minta”
          “Tentu saja, ini hal mudah bagiku. Tapi maaf sayang, sepertinya orang itu menyadarinya. Sebelum pergi dia berkata ‘kalau kau ingin membantunya, diam akan lebih membantu daripada menuruti keinginannya’ apa itu tidak apa-apa?”
          “Terima kasih banyak Sam, kau sudah banyak membantu, tenang saja akan kuurus sisanya. Sekali lagi TERIMA KASIH” Stephanie keluar dengan wajah riang
Okey… langkah pertama beres. Lanjut ke langkah berikutnya. Yang ini akan lebih sulit, karena aku benar-benar tak punya alasan untuk bisa bertemu dengan orang itu, andai saja ada Kyuhyun, pasti ini akan sangat mudah. Oops… kenapa langsung kepikiran setan itu… Stephanie kau gadis pintar, kau bisa melakukannya sendiri. SEMANGAT.
***
Sejak pagi Stephanie sudah bangun dan mempersiapkan pertemuannya dengan pembeli perusahaannya, dia tidak tahu apa yang harus dia kenakan untuk pertemuan penting ini.
          “Hah… kenapa mendadak pakaianku terlihat jelek semua…! Kenapa orang itu ingin menemuiku saja, seharusnya Helen juga. Bagaimanapun juga aku harus terlihat ramah berwibawa. Apa sebaiknya yang ini saja ya…” dia memutuskan untuk memakai kaus turtleneck navy, jins hitam, knee boots abu-abu heel sedang, dan trench coat wol
Ini hari kedua Kyuhyun di Eropa, masih ada sisa satu hari lagi untuk menyelidiki, ngomong-ngomong disana dia ngapain ya... oh tidak… aku bisa terlambat
Majalah berjatuhan saat Stephanie menyambar tasnya dari meja. Sekilas dia melihat nama Kyuhyun di sampul salah satu majalah bisnis, karena penasaran Stephanie memungut dan memasukkan majalah itu dalam tas, untuk dia baca saat diperjalanan. Stephanie menaiki taksi untuk mencapai tujuannya, di dalam taksi dia membolak-balik halaman majalah berharap menemukan apapun tentang Kyuhyun
          “Mari kita lihat siapa sebenarnya laki-laki yang aku nikahi itu, gayanya sok sekali. Aku jadi penasaran karena sejauh ini aku tidak tahu apa-apa tentangnya, sedang dia tahu apapun tentangku” akhirnya Stephanie menemukan sebuah artikel mengenai Kyuhyun
Cho Kyuhyun, pengusaha muda yang menggebrak bisnis real-estate Amerika itu baru saja membuka proyeknya yang terbaru, di pesta peresmian itu juga hadir George Hammis, si pengusaha senior flamboyan. Bicara mengenai Kyuhyun, publik pasti masih ingat skandal yang menggemparkan dunia bisnis Amerika saat pemuda asal Korea ini diketahui terlibat dengan dua wania sekaligus dalam kurun waktu yang sangat dekat. Pertama, Kyuhyun makan malam bersama Lady Emma Spencer yang notabene merupakan putri duta besar Inggris di sebuah kapal pesiar. Dalam 32 jam berikutnya Kyuhyun terlihat keluar dari sebuah restauran bersama Diana Frost, pengusaha kosmetik New York. Kyuhyun merupakan seseorang yang brilian dalam menjalankan usahanya, untuk dua tahun terkahir perusahaannya menduduki posisi pertama dalam bursa saham, meski di tengan krisis finansial global, perusahaan itu tetap menunjukkan pertumbuhan yang mengagumkan. Dengan latar belakang yang sedemikian menyilaukan, bukan hal yang sulit baginya untuk menggaet siapapun hingga dijuluki “lady-killer”.
Stephanie tak henti-hentinya menggeleng-gelengkan kepalanya, tak disangka ternyata selama ini dia tidur sekamar dengan selebritis
          “Apa-apaan ini..? lebih mirip majalah gossip, benar-benar kurang ajar si setan itu, mudah sekali dia mencampakkan wanita. Apa dia belum pernah di tolak” Stephanie merutuki perbuatan ‘suami’nya itu. Tanpa dia sadari taksi sudah berhenti, berarti sudah sampai
saat memasuki restauran, ada seorang laki-laki yang wajahnya sangat familiar melambai memberi isarat. Stephanie duduk di seberang meja dan memesan secangkir espresso.
          “Anda sudah menuggu lama..? nama saya Stephanie Lee. Senang bertemu anda”
          “Baru lima menit yang lalu. Kalau kau membawa majalah itu, aku yakin kau menemukan namaku. George Hammis, senang bertemu denganmu”
          “Anda ingin membicarakan hal-hal mengenai perpindahan perusahaan yang selama ini saya kelola?”
          “Tidak. Urusan itu sudah beres, keadaan ini hanya akan berlangsung dalam waktu tertentu. Pada akhirnya akan diambil keputusan akhir, tergantung situasinya. Bisa saja kuserahkan pada kalian lagi, atau perusahaan akan ditutup” George member tekanan pada kata terakhir
          “Suatu kehormatan bagi saya dapat berbincang langsung dengan anda, menurut yang saya baca, anda sangat terkenal dengan keahlian negosiasi. itu terlihat sangat membantu bukan…” Stephanie tetap tersenyum
          “Tentu saja… meskipun terkadang tidak semua hal bisa dinegosiasikan”
          “Saya termasuk orang baru di dunia bisnis, menurut anda, apa hal yang tidak bisa dinegosiasikan?”
Dasar orang ini… berani-beraninya muncul dihadapanku. Dia pikir aku gadis tolol yang bisa kalah begitu saja.
          “Harga diri. Kau akan merasa kehilangan semuanya, saat harga dirimu hilang”
          “Bukankah masalah harga diri itu sangat relatif, setiap orang berbeda-beda dalam menyikapinya”
          “Ambil contoh saja diriku sendiri. Aku termasuk orang yang sensitif terhadap harga diri, mungkin itu bisa menjawab semua pertanyaanmu nona”
          “Hah… memang sepertinya begitu, seorang singa mungkin lebih baik mati daripada hidup tanpa taring” Stephanie memberi tekanan pada kata-katanya
          “Atau singa itu cukup berkuasa untuk merampas taring singa lain. Hukum rimba. Yang kuat, yang menang” George tampak tidak terpancing
          “Singa dengan taring palsu tidak akan pernah menjadi raja hutan, karena bagaimanapun sebenarnya dia tak punya apa-apa” nada Stephanie semakin cepat
          “Hahaha… kau benar. Tapi tidak semua singa dengan taring juga menjadi raja hutan. Bukankah justru memalukan jika memiliki taring tapi tidak menjadi raja hutan”
          “Setidaknya singa yang memiliki taring berpeluang lebih besar menjadi raja hutan. Dan singa yang memiliki taring palsu akan lebih memalukan, dan lebih baik mati daripada menanggung malu. Ah… saya rasa perbincangan kita sangat menarik, tapi maaf sekali saya masih punya urusan yang harus saya lakukan”
          “Baiklah… saya harap kita bisa melanjutkan perbincangan ini di lain waktu” George menjabat tangan Stephanie
          “Saya sungguh berharap demikian. Sampai jumpa” Stephanie membungkuk dan pergi
Aku sangat ingin berbicara denganmu lagi di lain kesempatan, dan juga di tempat yang berbeda. Kulihat ada sesuatu yang berbeda denganmu, kau memesan yang baru..? sepertinya sudah terlambat, karena aku sudah mendapatkan sesuatu yang cukup. George, kau mengancamku..? kau sungguh pintar, jadi begini caranya kau membungkamku supaya Kyuhyun tak tahu apapun. Huh… apa yang harus kulakukan, hidup ratusan karyawan sekarang benar-benar hanya tergantung padaku…
Stephanie menuju kantor polisi
          “Permisi… apa aku bisa mengambil sidik jari yang ada pada kaca ini?”
          “Tentu nona, tunggu sebentar”
          “Okey… terima kasih…” Stephanie mengedarkan padangan keseluruh penjuru ruangan
Ouw… bukankah itu…
          “Yesung oppa…!” Stephanie menghampiri seseorang yang sedang duduk di kursi tunggu
          “Stephanie…! Wow… aku tak mengira bisa bertemu denganmu disini, apa yang kau lakukan disini?”
          “Uh… well… ada sesuatu yang harus kuurus, kau sendiri?”
          “Seseorang mencuri gitarku, kau tahu, aku harus mendapatkannya kembali bagaimanapun caranya”
          “Gitar yang kau beli dengan uang yang ada di perut babi itu..? aku turut sedih, apa yang kau lakukan di New York?”
          “Band yang aku bentuk sudah go international, aku menyelenggarakan konser disini. Kalau kau mau datanglah, ini… ambillah, aku selalu membawa tiket ekstra yang biasa kuberikan pada fans. Ini gratis”
          “Hah… kau keren sekali. Konser di New York. Kuusahakan datang. Ngomong-ngomong sudah lama sekali kita tidak bertemu, aku merindukanmu oppa”
          “Aku juga merindukanmu, kau tahu… butuh waktu lama untuk bangkit saat kau memutuskan untuk pergi ke New York. Aku ingin menghalangimu, tapi bagaimana mungkin..? kau pergi mengejar cita-citamu”
          “Maafkan aku… tapi kita tetap berteman kan..? kau pria terbaik yang pernah kutemui oppa. Sekarang kau kuanggap kakak laki-lakiku” Stephanie tersenyum lembut
          “Aku tak mau bersaing dengan Donghae, dia pasti membunuhku karena merebut posisinya” Yesung tertawa renyah
          “Karena kita sudah bertemu, kenapa tidak kita rayakan. Sudah lama aku tidak makan masakan Korea, bagaimana kalau kita makan di restaurant Korea, aku ingin makan Kimchi” Stephanie menarik tangan yesung
          “OK… aku punya waktu sampai jam 9, sekarang sudah jam 7 malam. apa boleh gadis berkeliaran malam-malam?” yesung menggoda
          “Berhubung ini New York, sepertinya tidak apa-apa, selama aku bersamamu”
Mereka berdua memesan hampir semua jenis makanan Korea. Sambil mengobrol hal-hal sepele yang membuat rileks, tak terasa jam sudah menunjuk pukul 8.
          “Ah..! oppa ini sudah jam 8, andai saja bisa lebih lama”
          “Tapi kau harus pulang, aku akan mengantarmu”
          “Terima kasih, tapi aku bisa pulang sendiri”
          “Apa kau akan menghancurkan harga diriku karena tidak mengantar gadis pulang setelan mengajak kencan?”
          “Jadi ini kencan?”
          “Anggap saja kencan dengan kakakmu sendiri”
          “Kemana aku harus mengantarmu?”
          “Aku tinggal di sebuah apartment”
          “Oke… malam ini aku senang sekali bisa melihatmu lagi” yesung menjalankan mobilnya membelah lalu lintas New York yang padat
          “Aku juga oppa, mungkin ini hadiah yang diberikan padaku atas kerja keras yang menguras emosi hari ini”
          “Pasti sulit bagimu bertahan sendiri”
          “Tenanglah aku wanita yang kuat”
          “Ya… aku tahu itu”
Lama mereka dalam diam
Oppa , kau seperti malaikat yang memberiku air saat aku sedang berjalan di padang pasir. Selamatkan aku oppa, aku terjebak dengan seekor iblis yang mengerikan. Kau benar-benar memulihkan keadaan otakku ke level stabil. Oppa joahe…
          “Kita sudah sampai” suara yesung membuyarkan lamunan Stephanie
          “Eh..? cepat sekali..?” dengan geragapan Stephanie menata kembali otaknya
          “Jaraknya dekat”
          “Masuklah… setidaknya minum dulu” Stephanie mempersilahkan yesung mengikutinya
          “Wah ternyata kau kaya juga… kau punya apartment di kompleks semewah ini” yesung berdecak kagum
Asal kau tahu oppa… ini adalah sarang setan, kau harus berhati-hati
          “Oppa ayo masuk” Stephanie membuka pintu apartment. Gelap…
          “Kau membawa tamu..?” suara muncul dari dalam
Stephanie menjangkau saklar dan menyalakan lampu
          “Akh…. Erm…. Kau… kenapa disini? Apa aku berimajinasi?” Stephanie hampir melorot karena terkejut
          “Negosiasi berjalan lancar, kami bisa menghemat waktu. Kenapa? Aku tidak bisa pulang ke rumahku sendiri?” kyuhyun duduk di sofa
          “OK… ini adalah temanku dari Korea, Yesung oppa” Stephanie memperkenalkan yesung pada kyuhyun. Mereka berdua berjabat tangan
          “Teman dari Korea rupanya. Cho Kyuhyun, senang berkenalan denganmu”
          “Yesung imnida… kau Kyuhyun putra dari Cho Young Hwam..? tak disangka aku bisa bertemu dengamu”
          “Sebenarnya apa hubungan kalian berdua?”
          “Eh..? apa..? aku adalah salah satu teman Stephanie waktu kuliah”
          “Bukan hanya itu… Yesung oppa pernah menjadi kekasihku” Stephanie memotong
          “Jadi kalian adalah sepasang kekasih yang lama terpisahkan, dan sekarang bertemu kembali. Tapi sayang pertemuan itu harus segera diakhiri karena sudah malam”
          “Hmm… kau benar. Stephanie… aku pergi dulu, kapan-kapan kita bertemu lagi. OK..?” Yesung membelai puncak kepala Stephanie
          “Tapi oppa… aku bahkan belum membuatkanmu minum, duduklah walau sebentar” Stephanie memegang tangan Yesung dengan kencang
          “Stephanie… bertamu itu ada jam-nya sendiri. Tak baik kalau malam-malam” Kyuhyun menyilangkan kakinya
          “Selamat malam Kyuhyun-ssi. Sampai jumpa Stephanie” yesung membungkuk dan pergi
          “Hati-hati di jalan Yesung-ssi” kyuhyun mengangguk
Setelah yesung pergi, Stephanie langsung menghampiri kyuhyun
          “Kenapa kau sudah pulang..? bukannya tiga hari..? kau ini jahat sekali dengan tamuku, setidaknya kau harus menghargai Yesung oppa, kita sudah lama tak bertemu” suara Stephanie meninggi
          “Kau ada masalah..? ini rumahku, dan berhenti memanggilnya ‘oppa’. Aku pulang kau tidak ada dirumah, kemana saja kau, bukankah kau harus membersihkan rumah juga..? kau juga tak menjemputku di bandara. Lalu apa yang kau lakukan dengan laki-laki itu..?” kyuhyun tampak sangat marah
          “Aku kemana, dengan siapa, itu bukan URUSANMU..! kenapa kau melarangku memanggilnya ‘oppa’ apa hakmu..?”
          “Aku berhak mengaturmu, kenapa kau memanggilnya ‘oppa’ sedangkan kau selalu memanggilku ‘setan’, ‘kyuhyun’, atau ‘hei kau’. Aku juga lebih tua darimu tau…!” kyuhyun mulai bangkit dari duduknya
          “Aku memanggilanya ‘oppa’ karena aku menyayanginya. Kau tidak bisa melarangku. Kau tidak berhak atas apapun, INI HIDUPKU” Stephanie berteriak
          “Kuberitahu sesuatu, salah satu kelamahanku adalah, posesif. Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuh milikku” kyuhyun mencium bibir Stephanie. Namun Stephanie berontak
          “Jangan menyentuhku seperti itu Mr. lady-killer. Sudah berapa banyak wanita yang kau suap dengan kata-kata menjijikkan. Aku bukan gadis bodoh yang mengejar kekayaanmu, sebelum kau masuk di kehidupanku, semuanya baik-baik saja, kehidupanku normal dan membahagiakan. Kau pasti bersenag-senang di Eropa kan..? kalau begitu kenapa kau harus kembali kesini..?” Stephanie menjaga jarak terhadap kyuhyun
          “Kau sama sekali tidak tahu apa yang kurasakan disana, aku marah, aku tidak bisa membiarkanmu sendiri disaat seperti ini. Kau tahu..? aku berusaha membuat negosiasi berjalan cepat karena aku ingin segera melihatmu. Ini pertama kalinya dalam hidupku, kau satu-satunya wanita yang membuatku berkorban sangat banyak, aku juga tak tahu kenapa” kyuhyun membelai rambut Stephanie
          “Kau tidak bisa menipuku bodoh. Tak ada kata-kata yang bisa dipegang dari seorang playboy” Stephanie menepis tangan kyuhyun
          “Aku benci orang keras kepala, sebagai seorang wanita harusnya kau ini lebih lembut dan menurut pada suamimu, minimal kau harus memanggilku ‘oppa’”
          “Huh… kenapa kau ingin sekali dipanggil ‘oppa’? bukankah adik perempuanmu selalu memanggilmu ‘oppa’?”
          “Sudahlah katakan saja…”
          “Tak mau, ‘oppa’ itu panggilan untuk kakak yang baik, seorang playboy sepertimu tak pantas mendapatkan sebutan itu”
          “KATAKAN..! katakan sekali lagi...!”
          “aku sudah tak tahan denganmu… kau ini tempramen, sombong, menyebalkan, otoriter. Seumur hidupku tak pernah sekalipun berharap punya suami sepertimu”
          “Kau ini benar-benar” tangan kiri kyuhyun meraih pinggang Stephanie, sedangkan tangan kanannya menekan kepala belakang gadis itu. Sebuah ciuman hangat yang berbeda dari biasanya, lama mereka bertahan dalam posisi ini. Sepertinya kyuhyun ingin menumpahkan seluruh perasaannya dengan mencium Stephanie. Kyuhyun membalik tubuh Stephanie hingga membelakangi tubuhnya. Laki-laki itu mengeratkan pelukan dan mulai menciumi leher Stephanie dari belakang. Ada perasaan hangat dan nyaman nyergap tubuh Stephanie, membuatnya pasrah. Perasaan aman memenuhi hatinya, meyakinkan Stephanie untuk mempercayai laki-laki yang sekarang mengigiti lehernya
          “Akh…lepaskan aku… jangan lakukan ini kalau kau tak menyukaiku” Stephanie menampar Kyuhyun
Kyuhyun mencekal tangan Stephanie ke tembok di hadapan mereka. Stephanie menengadahkan kepala dan kyuhyun mengulum sepasang bibir merah mudanya. Lidah kyuhyun menjangkau seluruh rongga mulut Stephanie, lidah mereka saling membelit tanpa menyisakan celah untuk mengambil napas. Stephanie yang tak tahan mengeratkan ngenggamannya dan kuku-kuku cantik itu sukses menembus kulit kyuhyun. Karena merasa sakit, kyuhyun melepaskan Stephanie, dia menyandarkan kepalanya pada ceruk leher Stephanie.
          “Hmmm… biarkan begini sebentar saja” kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. Setelah lima menit dalam posisi itu, kyuhyun menggendong Stephanie menuju kamar
          “Hei… hei… apa yang kau lakukan..? turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri” Stephanie kaget karena tiba-tiba tubuhnya diangkat. Kyuhyun menghempaskan tubuh mungil itu ke atas ranjang dan menindihnya
          “Hmm… tubuhmu bagus, kenapa tak sering-sering kau perlihatkan padaku hm..?”
          “Apa maksudmu? Lepaskan aku… kau menjijikkan”
Kyuhyun menundukkan kepalanya, menggesek-gesekkan pangkal hidungnya pada pangkal hidung Stephanie
          “Menjauhlah, apa mau-mu..?” Stephanie menahan tubuh kyuhyun yang semakin mendekat menggunakan kedua tangannya, tapi sia-sia, tubuh mereka semakin lama semakin dekat
Tangan kyuhyun yang menyangga tubuhnya tiba-tiba lemah sehingga tubuhnya yang berat itu benar-benar menindih Stephanie
          “Ka-kau berat se-sekali…” Stephanie berusaha menggulingkan tubuh kyuhyun, namun tidak ada reaksi. Tubuh itu diam saja membuat Stephanie sedikit panik.
          “Setan, kau baik-baik saja? Bangunlah…!” Stephanie menampari pipi kyuhyun, berharap laki-laki itu membuka matanya. Kyuhyun pingsan
          “Dia pasti menghancurkan kesehatannya sendiri, dari Eropa langsung kesini dan tidak istirahat, apa disana dia makan dengan baik..? kemejanya basah, dan dia belum berganti piyama, pasti dia benar-benar baru saja tiba” Stephanie menimbang-nimbang apa dia harus mengganti pakaian kyuhyun. Dengan terpaksa dia melepas jas dan kemeja, perut kirinya masih terdapat perban. Entah kenapa napas Stephanie tercekat melihat tubuh kyuhyun yang topless, dadanya naik-turun teratur seiring pernapasannya.
          “Oh… apa aku juga harus mengganti celananya..? aku bisa gila kalau begini” Stephanie menutup matanya dan mulai melepas sabuk, kemudian celana kyuhyun dan menggantinya dengan piyama
          “Phuft… selamat Stephanie kau bisa melakukannya dengan mata tertutup” ujar Stephanie pada dirinya sendiri. Dan beranjak mandi. Setelah selesai mandi dia merebahkan dirinya disamping kyuhyun, mulai berpikir mengenai pengakuan kyuhyun, Stephanie bingung apa harus mempercayai laki-laki ini. Tapi perasaan hangat yang melingkupi tubuhnya saat kyuhyun didekatnya seakan meyakinkan keraguan Stephanie.
Apa ini yang disebut jatuh cinta..? kenapa sangat membingungkan..? perasaanku berkata kalau aku bisa mempercayainya tapi aku takut aku salah. Aku merasa tak berdaya saat kyuhyun tidak didekatku, aku merasa aman saat dia disampingku. OMG aku tartarik pada orang yang selama ini membuatku darah tinggi. Lupakan. OK… aku kalah… kau puas..? sekarang aku tidur. Selamat malam
***
Sesuatu yang lembut dan hangat menyergap bibir Stephanie, otaknya masih mencerna apa sebenarnya yang terjadi. Pupil mata Stephanie melebar dengan ekstrem saat sadar bahwa kyuhyun-lah tersangkanya.
          “Mmhm… mhmmm…” Stephanie merespon ciuman kyuhyun
Membawa mereka pada satu ciuman yang dalam dan lama
          “Selamat pagi ‘istriku’…” wajah kyuhyun tersenyum sambil membelai lembut rambut dan pipi Stephanie
          “Kau tidak kerja hari ini..?” Stephanie menyurukkan kepalanya kedalam dada kyuhyun
          “Tidak, untuk sementara pekerjaan sudah beres, nanti malam ada pesta bisnis yang digelar walikota, tujuannya membahas krisis fiskal yang melanda secara global. Kau pasti juga mendapat undangan kan..?” kyuhyun melingkarkan tangannya pada pinggang Stephanie
          “Ya… aku dapat undangannya”
          “Kalau begitu kita berangkat bersama saja”
          “Bukankah mencurigakan kalau kita berangkat bersama..? aku tak mau namaku tertulis di majalah bisnis karena terlibat skandal denganmu”
          “Eh..? kau membaca majalah juga..? kau tau tidak… aku juga masuk kategori ’10 eksekutif muda yang masih singel’ lho…”
          “Bagus… kau harus mempertahankan julukan itu” Stephanie sedikit menyindir
          “Apa ini..? kau marah..? aku tak keberatan jika mereka tahu kau istriku” tangan kyuhyun mengelus paha Stephanie
          “Hei… kau lupa kontrak kita..? kita akan cerai”
          “Kita baru bisa cerai kalau sudah punya anak”
          “Adopsi saja satu atau dua anak, lalu cerai”
          “Kau pikir eomma­ku bodoh..? oh iya… kau menyelidiki orang yang menculikmu kan..?”
Kenapa kau bahas itu..? kupikir kau sudah melupakannya.. oh iya… kau tak mungkin melupakan orang yang sudah merampas surat itu dari tangannya, apa yang harus kukatan?
          “Itu… aku belum tahu” suara Stephanie bergetar
          “Aku tahu kau bohong, ceritakan saja yang kau tahu”
          “Aku tidak bisa”
          “Kenapa?”
          “Aku hanya tidak bisa, kumohon jangan memaks―”
          “Ngh…mhmmm….” Stephanie mendesah pelan saat kyuhyun ‘menyerang’ rongga mulutnya lagi, kali ini lebih dalam, kyuhyun mendorong lidahnya sampai ke pangkal lidah Stephanie
          “Bagaimana..? kau mau menceritakannya, apapun itu. Aku akan membantumu” kyuhyun puas melihat Stephanie terengah-engah. Akhirnya Stephanie menceritakan semuannya pada kyuhyun, sesekali kyuhyun bertanya dan terlihat ikut berpikir
          “Ok kalau begitu, aku punya rencana” kyuhyun menepuk puncak kepala Stephanie
          “Tapi kalau dia tahu kita menyerang, perusahaanku akan langsung ditutup”
          “Kau tidak perlu bekerja, aku bisa menafkahimu”
          “Jangan pikirkan aku, bagaimana dengan karyawan-karyawanku..? bagaimana dengan mereka”
          “Aku tadi sudah berjanji untuk membantumu, jadi tenanglah. Aku pasti membantumu. Lagipula apa hari ini kau juga tidak ke kantor..?”
          “Tidak ada yang bisa kulakukan disana, dan disana masih ada Helen. Kesehatanmu belum pulih, aku tak mau kau mati sebelum aku membalas semua perbuatanmu setan…”
          “Hahaha… benar-benar kucing kurang ajar. Aku dua tahun lebih tua darimu, seharusnya kau memanggilku ‘oppa’. Berhubung kau dirumah, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku”
          “Apa..?”
          “Aku ingin kau seharian telanjang di dalam rumah” kyuhyun mendekatkan wajahnya
PLETAK…!
          “Kalau masih mengigau mending tidur lagi sana” Stephanie menjitak kepala kyuhyun
          “Apa salahnya menikmati istri sendiri, sudah lama aku tak melakukannya”
          “APA…?! kau dulu sering melakukannya..? hah… laki-laki macam apa yang aku nikahi ini..?”
          “Sudah lama ku tidak melihat wanita menunjukkanku ‘hadiah” kyuhyun tersenyum jahil
          “Ugh… menjijikkan!” Stephanie melompat dari ranjang menuju kamar mandi



TBC…

0 comments:

Posting Komentar

 

Template by Suck my Lolly