Main Cast: Cho Kyuhyun, Mark Dwaine (OC), Stephanie Lee (OC), Kim Jong Woon (Yesung)
Genre:
Unknown
Length:
parts
Rate: Unknown
Tangis Stephanie tak cukup membuat Kyuhyun
sadar. Dengan tangan berlumuran darah Stephanie mencari ponsel di dalam saku jas
Kyuhyun
“Halo…
ini Stephanie… bisa kau ke alamat ini…?”
“Stephanie
ada apa..? kau menangis..? kau bersama Boss?”
“Kemari
sekarang juga… kumohon…”
Tut… Tut… Tut…
“Ha-hallo
Stephanie ka―. Ah..! Ada apa ini? kenapa menangis?” Mark langsung menuju tempat
yang disebutkan Stephanie, bersama polisi, Mark merasa butuh membawa polisi.
Mark hanya melihat darah sudah
menyebar di sekitar kakinya, mereka tak sadarkan diri dalam posisi rebah
dilantai, mereka berpelukan.
***
“Ngh….”
“Stephanie…!
Kau sudah sadar?” Mark mendekati Stephanie yang terbaring di ICU
“Mark…?
Dimana ini? Dimana Kyuhyun?”
“Ini
rumah sakit… tenanglah… Kyuhyun masih di ruang operasi. Kau demam dan pingsan,
luka ditanganmu juga cukup dalam. Jadi istirahatlah dulu. Kyuhyun akan
baik-baik saja” Mark menahan Stephanie yang hampir berlari mencari Kyuhyun
“Hiks…
Hiks…. Hiks… karena aku… dia memberikan kontraknya. Demi seseorang yang bukan
siapa-siapa dia kehilangan kesepakatan penting. Aku bahkan sekarang tidak
pantas melihatnya. Hiks…” Stephanie menggigil karena menangis
“Pasti
ada alasan dibalik ini semua, aku juga terkejut, ini sama sekali buka seperti Kyuhyun
yang selama ini kukenal. Tapi percaya atau tidak dia adalah pria yang baik” Mark
menuntun Stephanie menuju tempat tidurnya
“Aku
percaya… aku sangat percaya… kalau dia bodoh. Mana ada orang yang sebodoh dia”
Stephanie masih menangis
“Itu
bukan keputusan bodoh. Kyuhyun selalu punya alasan kuat atas semua tindakannya.
Aku akan melihat keadaan Kyuhyun, kalian nanti akan ditempatkan di ruangan yang
sama, jadi tunggulah sebentar” Mark pergi meninggalkan Stephanie dengan rasa
bersalah menggelayuti pundaknya.
Mark tiba-tiba tersenyum mengingat
keadaan mereka berdua saat ditemukan
“Berpelukan..?
mereka romastis sekali, mungkin ini awal yang baru. Kuharap awal yang baik” Mark
berjalan menuju ruang operasi dan bertepatan dengan keluarnya dokter yang
menangani Kyuhyun
“Dok
bagaimana keadaannya?”
“Peluru
menembus cukup dalam, dan sudah kami keluarkan, beruntung tidak mengenai organ
vital, hanya saja dia kehilangan banyak darah. Sekarang sedang menghadapi masa
kritis, semoga dia bisa melewatinya” dokter itu tersenyum teduh dan pergi
Stephanie dan Kyuhyun dirawat di
kamar yang sama. Kamar yang hanya berisi 2 orang tentu saja. Stephanie tertidur
pulas, dia terserang demam karena kehujanan, dan saat diculikpun masih dalam
keadaan basah. Ditambah lagi dia shock, menghadapi situasi seperti itu seorang
diri pasti berat untuk Stephanie.
“Stephanie…
Stephanie bangun… Kyuhyun sudah sadar” Mark membangunkan Stephanie sesuai
permintaannya
“Kyuhyun…?
KYUHYUN….! Kau sudah bangun?” Stephanie langsung melompat dari ranjang
“Hey…hey…hey…
kau kenapa bangun? Bagaimana tanganmu?” Kyuhyun berusaha tersenyum
“Berhenti
mengkhawatirkan orang lain. Kau tertembak, , you scared me to death… damn you….” air mata Stephanie meleleh
begitu saja
“Aku
baik-baik saja” Kyuhyun mengusap air mata di pipi Stephanie
“Maafkan
aku… kau kehilangan kontrak itu… maaf karena aku bodoh sekali… Hiks…” tangis
Stephanie semakin menjadi. Kyuhyun membawa Stephanie kedalam pelukannya
“Aku
baru ingat… bagaimana keadaan bayimu..?” Kyuhyun masil memeluk Stephanie
“Eh…
bayi….?”
“Bukannya
kau hamil…? Jangan-jangan kau melupakan bayimu?”
“Errrmm……
sebenarnya itu hanya karanganku saja… kau benar-benar percaya?”
“Kau…!
Kucing…! Berani-beraninya kau membohongiku” Kyuhyun mengeratkan pelukannya
“Eh…
permisi disini juga ada orang lain lho, tuan dan nyonya” Mark berdeham,
seketika itu Stephanie melompat mundur
“Lihat
saja kau, hukumanmu akan bertambah karena kau bohong padaku, kau tahu, aku
datang padamu karena kupikir kau benar-benar hamil”
“Tenang
saja Stephanie, kalau dia macam-macam hubungi saja aku” Mark menuntun Stephanie
naik ke ranjangnya
Tiga hari berlalu, dan Stephanie
sudah sembuh, Kyuhyun diperbolehkan pulang, tapi masih dalam pengawasan dokter.
Kyuhyun mengambil libur dua hari sebelum ia kembali bekerja di kantor, dengan
disertai ancaman dia juga membuat Stephanie mengambil libur.
“Apa
tidak apa-apa kalau surat itu diambil orang lain?” Stephanie membuka
pembicaraan saat mengantar makanan ke kamar
“Apanya
yang tidak apa-apa, perjuangan ekstra untuk memenangkan tender. Untungnya aku
belum sempat menandatangani surat pemindah-tanganan jadi untuk sementara
kontrak itu beku. Tapi kalau dibiarkan lama, pemilik proyek akan
mempertanyakan. Justru semakin mencurigakan”
“Ini
semua salahku, akan kulakukan apapun yang kubisa agar kau mendapat kontrak itu
lagi” mata Stephanie berkaca-kaca
“Ngomong-ngomong…
bukannya kau punya dua hukuman yang menunggu… aku sudah memikirkan hukuman apa
yang cocok untukmu” Kyuhyun menyingkirkan piring yang ada dipangkuannya
“Hukuman
apa…?” Stephanie beringsut menjauh
“Jangan
pura-pura lupa, kau juga bilang akan melakukan apa saja kan…? Kau berbohong padaku
kalau kau hamil, apa kau begitu ingin punya anak denganku…?” Kyuhyun menarik
Stephanie, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh disamping laki-laki itu
“I-itu
karena aku kebosanan, kupikir kau tak akan terjebak” Stephanie ketakutan, meski
terluka, Kyuhyun masih lebih kuat
“Tapi
sekarang aku juga bosan”
Kyuhyun melepas kancing piyama
Stephanie, Stephanie mencoba bertahan tapi sia-sia, tangan Kyuhyun terlalu kuat
bagi Stephanie.
“Kau
ketakutan?” Kyuhyun melepaskan Stephanie
“A-apa
yang kau lakukan..?” Stephanie tengkurap memeluk guling disampingnya. Dia
merasakan lidah Kyuhyun di tengkuknya, bahkan Kyuhyun menggigiti lehernya,
lidah Kyuhyun terus turun di sepanjang tulang punggungnya. Tangan besarnya
masih terus melepaskan kancing Stephanie, dan masuk kedalam piyama, menyentuh
kulit, meraba punggung dan perut langsing mangsanya. Aroma tubuh Kyuhyun
menguar memenuhi pernapasan Stephanie.
“Aku
mendengarmu mengatakan kalau kau mencintaiku, meski samar aku masih
mendengarnya. Tak heran kau jatuh cinta padaku, kau bukan yang pertama. Yang
harus kita lakukan adalah membalikkan tubuhmu, jangan memunggungi seseorang
yang menyelamatkan nyawamu” Kyuhyun membalik tubuh Stephanie, dan melepaskan
pelukannya pada guling. Kyuhyun menggigit bibir bawah Stephanie, namum
Stephanie tetap merapatkan bibirnya, membuat Kyuhyun tak sabar
“Buka
mulutmu kucing…” Kyuhyun menekan pegelangan tangan
Stephanie
“Hmmm…ahh..―”
saat Stephanie berteriak, lidah Kyuhyun menyusup masuk dan menghisap lidah
Stephanie, dia terus meronta karena mulai kehabisan napas. Tangan mungilnya
berusaha mendorong tubuh Kyuhyun menjauh, dia benar-benar kehabisan napas. Kyuhyun
melonggarkan bibirnya, memberi kesempatan Stephanie untuk menghirup udara.
Sebelum Stephanie sempat berteriak, mulutnya sudah terbungkam lagi. Entah
karena dia sering mencium wanita atau apa, Kyuhyun benar-benar tahu caranya.
Stephanie akhirnya berhasil
melepaskan diri dari cengkeraman Kyuhyun. Dia langsung meraih selimut untuk
menutupi tubuhnya yang bergetar, Kyuhyun terkejut melihat air mata Stephanie mengalir.
DING…DONG…
“Kau
tetap disini akan kubukakan pintu” Kyuhyun beranjak
“Kalau
kau tidak masalah dengan piyamamu, silahkan sambut tamu kita” Kyuhyun menunjuk
piyama Stephanie.
Stephanie melihat keadaan piyamanya
yang hanya menyisakan satu kancing tertutup. Stephanie berteriak, sontak ia
hapus air matanya dan membenahi piyamanya. Ternyata Jill dan Mark bermaksud
menjenguk mereka berdua. Sungguh pasangan sakit-sakittan
Setelah Jill dan Mark pulang dan Kyuhyun
kembali ke kamar, Stephanie tetap berkutat di dapur
“Kenapa
kau masih disitu” tanya Kyuhyun dalam kamar
“Kau
mengerikan… sungguh mengerikan… aku tak akan masuk kamarmu itu” Stephanie
berteriak
“Hey
masukklah… aku tidak akan melakukan ‘itu’ denganmu meski kau meminta” Kyuhyun
justru tertawa
“Sekarang
aku serius, kau benar-benar aman?”
“Apa
maksudmu aman..? banyak wanita ingin kukencani, kau seharusnya bersyukur. Itu
tadi hukumanmu yang pertama. Masih ada satu hukuman lagi, tapi lain kali saja”
“Aku
benar-benar minta maaf, kalau saja ada yang bisa kulakukan untuk mengembalikan
kontrakmu” Stephanie duduk di ujung ranjang
“Oh…
aku ingat sesuatu…” Stephanie melompat menuju komputer kerja Kyuhyun.
“Hei
apa yang kau lakukan dengan komputerku?” Kyuhyun menghampiri Stephanie
“Ini…
lihat gambar ini baik-baik. Pria yang berjabat tangan denganmu”
“Oke…
lalu kenapa?”
“Lihat
baik-baik, dia mengenakan manset silver bermonogram”
“Manset..?
Oh aku melihatnya. Lalu?”
“Manset
itu bermonogram sama dengan yang dipakai penculik”
“Penculik..?
aku tidak melihat ada yang memakai setelan”
“Kau
pasti tidak tahu, karena sebelum kau datang dia sudah pergi, aku pikir dialah
dalang dari semua ini”
“Hanya
kau yang tahu mengenai manset itu. Tapi kalau monogram bisa saja kebetulan sama
dengan orang lain”
“Benar
juga… tapi yang jelas penculik itu memiliki urusan denganmu, jadi kau bisa
mencari tahu manset bermonogram GG diantara orang-orang yang berhubungan
denganmu” Stephanie menjelaskan hipotesisnya. Kyuhyun berpikir sejenak
“Oke…
besuk aku akan masuk kerja, akan kumulai penyelidikannya. Masalah manset apa
bisa kau temukan pemiliknya?”
“Memesan
manset pribadi biasanya pada desainer, mungkin aku bisa menemukannya”
“Sekarang
tidurlah dulu, aku akan memastikan sesuatu” Kyuhyun mengambil kunci mobil di
laci. Stephanie mengambil selimut dan keluar kamar.
“Kau
mau kemana? Kau tak berniat tidur diluar kan?”
“Aku
juga tak berniat kau permainkan” Stephanie melengos dan keluar tapi tangan Kyuhyun
menahan bahunya
“Kau
akan sakit kalau kedinginan. Masuklah, kalau kau benar-benar takut, aku akan
tidur di tempat Mark. Bagaimana?”
Stephanie hanya diam saja mendengar
tawaran Kyuhyun. Kyuhyun berlalu.
***
Range Rover putih menuju apartment Mark.
Dalam perjalanan pikiran Kyuhyun benar-benar kacau, semua kemungkinan muncul
bersamaan membuat otaknya sesak dan frustasi. Untuk saat ini mungkin Kyuhyun
masih bisa kelar-masuk apartment Mark karena dia belum menikahi Jill hingga ibu
Jill keluar dari rumah sakit. Mark sangat heran melihat Kyuhyun sekarang
berdiri di depan pintunya.
“Ada
apa malam-malam begini? Apa ada masalah?”
“Ada
yang ingin kubicarakan”
“Apa
Stephanie tidak apa-apa sendirian? Dia kan belum sembuh”
“Dia
akan baik-baik saja. Apa kau bisa menyelidiki riwayat penggunaan kartu kredit
milik George dalam 1 minggu terakhir ini?”
“Kenapa
tiba-tiba mencari tahu?”
“Sudahlah
kau harus melakukannya. Dan satu lagi, malam ini aku tidur disini ya..”
“He…?
berantem dengan Stephanie?”
“Dia
benar-benar ketakutan tidur denganku” wajah Kyuhyun sangat frustasi
“Hahahaha…
sepertinya kau baru menyerang. Kuberi tahu ya... Stephanie itu bukan tipe gadis
pesta, jadi kau tak bisa langsung mengambil langkah tegas, kau harus
mendapatkan hati dan kepercayaannya dulu. Baru kau tanyakan padanya, jangan
buat dia cacat mental karena shock berat” Mark menepuk-nepuk pundak Kyuhyun
“Tapi
gadis itu sulit sekali. Biasanya hanya dengan bicara 10 menit, gadis akan
langsung bertekuk lutut. Aku benar-benar tak tahu caranya menundukkan hati
Stephanie. Aku jadi tertantang. Mau bertaruh?”
“Karakternya
kuat, berbeda dari kebanyakan gadis. Aku bertaruh justru kau yang akan bertekuk
lutut. Hanya soal waktu”
“Ah…
terserah, terakhir kali kau yang kalah, aku mau tidur dulu. Besok aku akan
pergi kerja” Kyuhyun melenggang menuju kamar Mark sesantai memasuki kamarnya
sendiri
Meski sudah berusaha keras, tetap
saja ia tidak bisa tidur. Kejadian barusan benar-benar membuatnya heran,
biasanya terasa hambar saat dia menggoda gadis, tapi Stephanie memberikan
reaksi yang sangat berbeda, membuat Kyuhyun merasa tak berani melanjutkan lebih
jauh. Dari semua wanita yang bersamanya, tidak ada satupun yang membuat Kyuhyun
tak berani menyentuhnya. Meskipun hal itu tak pernah benar-benar ia lakukan. Selama
ini semuanya hanya sekedar main-main, tapi gadis ini membuatnya tak berani
menyentuh lebih jauh.
RING…RING…RING…
“Hallo…
Stephanie ada apa?”
“Apa
aku mengganggumu? Apa kau sudah tidur?”
“Aku
tak bisa tidur… ada apa?”
“Apa
kau bisa kembali kesini?”
“Ha..?
apa kau ‘menginginkan’ ku? Baru kutinggal sebentar kau sudah kangen?”
“Ada
yang ingin kutunjukkan padamu. Kalau kau penasaran datanglah”
Tut…Tut…Tut
Apa
yang sebenarnya dia rencanakan? Dia tidak berniat memintanya kan? Sepertinya
lama-lama aku merasa bersalah mempermainkan gadis polos itu.
Kyuhyun bergegas pulang ke
apartmentnya. Tapi yang dia dapati semua berubah total.
“Apa
aku salah masuk kamar?”
“Ah
kau sudah datang, saat kau pergi aku benar-benar tak punya sesuatu yang bisa
kulakukan, tiba-tiba ingat belanjaan yang lama kutitipkan di resepsionis,
mereka menyimpan semua ini di gudang, bagaimana? Kau suka?”
“Ugh…
well… kalau dilihat-lihat seleramu tidak jauh beda denganku, tapi kenapa ada
bantal sebesar airbag mobil warna
pink?”
“Mungkin
kau suka warna pink, jujur saja aku tak begitu suka warna pink. Hanya asal
pilih, siapa tahu itu warna kesukaanmu…” Stephanie melompat memeluk bantal pink
bulat itu “Hmmm… lembutnya..”
“Kau
tidak takut lagi padaku?” Kyuhyun hati-hati merubah topik pembicaraan
“Kalau
dipikir-pikir tadi itu sangat mengerikan, tapi berhubung itu adalah hukuman
untukku, mungkin itu bahkan tak sebanding dengan apa yang hilang” wajah
Stephanie benar-benar menunduk, Kyuhyun tak bisa melihat ekspresinya
Reflek, tangan Kyuhyun meraih dagu
Stephanie dan mengangkat wajahnya, menengadah menghadap Kyuhyun. Air mata Stephanie
sudah memenuhi pelupuknya. Kyuhyun memeluk erat tubuh Stephanie yang terguncang
karena isakan.
“Maafkan
aku… aku tak tahu kalau benar-benar setakut itu, jangan meronta, aku sungguh
minta maaf. Sekarang tidurlah, kita bicara besok kalau kau sudah tenang. Aku
akan kembali ke tempat Mark” Kyuhyun melepas pelukannya, dan menyelimuti tubuh
Stephanie. Sebelum beranjak Stephanie justru menahan tangan Kyuhyun
“Apartment-mu
sebenarnya sedikit menyeramkan” suara Stephanie bergetar
“Maaf
tapi kali ini kau harus tidur sendiri dulu, aku tak tahu apa yang mungkin saja
kulakukan padamu kalau aku tidur denganmu malam ini. Biarkan lampunya menyala
jika kau takut, apa kau ingin Jill menemanimu?” Stephanie mengangguk, dan Kyuhyun
menelpon Jill untuk datang ke apartmentnya
Dalam perjalanan ke apartment Mark,
otak Kyuhyun sekarang kosong total. Dia hanya mengandalkan insting saat
menyetir. Dia bahkan tak berkata apa-apa saat ditanya Mark tentang apa yang
sudah terjadi. Dia juga tak bisa tidur semalaman. Keesokan paginya dia langsung
pulang.
***
Selesai mandi dan ganti baju, Kyuhyun
duduk di meja makan untuk sarapan seperti biasa, namun suasananya sangat tidak
biasa. Stephanie jadi ekstra diam, sejak Kyuhyun masuk, dia hanya bicara
sepatah kata “selamat datang”. Kyuhyun juga tidak berniat memulai pembicaraan,
karena tidak bisa tidur dia jadi bad mood.
Dia bahkan pergi ke kantor tanpa mengatakan apapun pada Stephanie.
Sesampainya dikantor, Mark langsung
menyodorkan jadwal kerja selama seminggu. Dalam 3 hari kedepan Kyuhyun akan
berada di Eropa untuk perjalanan bisnis. Perusahan memang sudah merencanakan
ekspansi ke Eropa sejak beberapa bulan yang lalu.
“Bos,
kita akan berangkat besuk jam satu siang, dan setelah ini ada rapat dengan
divisi keuangan. Kau membawa data-data neraca selama satu bulan ini kan?”
“Semua
ada dalam laptop” Kyuhyun mengambil laptop dari tas kerjanya, namun yang dicari
tak ada. “Sial sepertinya ketinggalan”
“Oh
bos… apa tidak terasa ringan saat kau tak membawa laptop?”
“Aku
benar-benar tidak sadar, tunda rapat sampai 3 jam lagi. Aku harus meninjau
ulang neraca bulan lalu sebagai perbandingan”
“Baik
bos” Mark keluar dari ruangan Kyuhyun. Di lobby dia melihat Stephanie setengah
berlari mendekap tas ke lantai atas.
Kyuhyun benar-benar sedang dalam
keadaan bad mood, laptop teringgal,
rapat ditunda, hujan deras, kelaparan karena sarapan terlalu sedikit, dan
tiba-tiba dia merasa perasaan yang aneh…
Ah…
sial kenapa aku ingin sekali pulang? Kenapa aku ingin sekali menyentuh gadis
itu? Apa aku sudah gila? tiba-tiba rasanya panas sekali, aku yakin AC-nya
menyala. Sepertinya aku sedang “mood”. Oh… sial… Kyuhyun kendalikan dirimu
sendiri, kau tahu kalau gadis itu menghindarimu.
Tok…Tok…Tok
“Masuklah…!”
Kyuhyun berusaha menata pikirannya
“Permisi…
kau tadi meninggalkannya di meja kerja, aku datang untuk mengantarkan ini”
Stephanie muncul dari balik pintu
Damn…
kenapa disaat seperti ini kau justru muncul…
“Letakkan
disitu, dan cepat pergilah” Kyuhyun membuat suaranya terdengar tenang
“Ah…
satu lagi, aku membawakan bekal. Kulihat tadi kau sarapan terlalu sedikit, kau
masih terluka jadi kau harus jaga kondisi tubuhmu” Stephanie mengulurkan kotak
bekal. Namun Kyuhyun justru meraih pergelangan tangan Stephanie yang terbalut
perban. Kyuhyun menarik tubuh Stephanie, terlentang diatas mejanya, dan
barang-barang yang seharusnya di atas meja, berpindah ke lantai. Kyuhyun
menindih Stephanie diatas meja kerjanya. Stephanie sangat terkejut dengan
gerakan mendadak itu.
“Jangan
salahkan siapapun, aku sedang dalam “mood” Kyuhyun semakin mengeratkan
genggamannya, pergelangan tangan Stephanie mengeluarkan darah.
“Lepaskan…
sakit…” Stephanie menarik tangannya tapi Kyuhyun masih diatas tubuhnya. Sambil
mempermainkan tali coat Stephanie, Kyuhyun
tak melepas pandangannya dari mata makhluk dibawahnya itu
“Aku
sendiri heran, kenapa kamu…? Kenapa bukan yang lain…? Kenapa aku tidak bisa
memiliki hatimu? Kalau begitu akan kumiliki tubuhmu” telunjuk Kyuhyun menyusuri
pelipis hingga ke dagu, mempermainkan bibir Stephanie yang sejak tadi berusaha
memalingkan wajahnya
“Erm…
lepaskan aku, bagaimana kalau ada orang melihat. Mereka akan berpikir yang
tidak-tidak” wajah Stephanie sangat ketakutan, sebelum tiba dikantor ia sudah
menyiapkan mental, tapi tetap saja ini terlalu mengerikan baginya
CKLEK…!
“Bos…
ada laporan baru untukmu” Mark muncul dari balik pintu. Tumpukan kertas
langsung berjatuhan ke lantai. Sambil buru-buru membereskan “ah sial… maafkan
aku, aku tak tahu kalian sedang― Aku pergi”
“Hah…
menyebalkan…” Kyuhyun bangkit dan melihat darah di pergelangan Stephanie. Dia
terkejut. Stephanie beringsut jatuh terduduk di lantai
“Stephanie
maafkan aku, aku benar-benar kacau hari ini. Kupikir kehilangan beberapa helai
kertas tidak akan terlalu berpengaruh. aku sangat tertekan, tapi tak tahu harus
bagaimana, maafkan aku karena menyakitimu” Kyuhyun mengusap dan mencium
pergelangan berdarah itu. Namun Stephanie justru memeluk erat tubuh Kyuhyun
“Seharusnya
aku yang meminta maaf, maafkan aku karena hanya membawa masalah untukmu. Aku baik-baik
saja. Hanya jangan perlakukan aku seakan aku tidak ada, bicaralah denganku jika
ada masalah. Dan satu lagi, aku takut kalau kau marah” suara Stephanie sangat
dekat dengan telinga Kyuhyun, menenangkan emosinya
“Besok
aku akan ke Eropa selama 3 hari. Kau tidak apa-apa sendirian?”
“Ngomong-ngomong
sejak kapan kau jadi perhatian? Biasanya kau ketus sekali”
“A-aku
tidak bersikap baik… ehem… kenapa tidak segera pulang? Bukannya kau juga harus
bekerja? Apa kau mau dipecat oleh atasanmu?”
“Aku
juga memegang saham, jadi posisiku sama seperti posisimu, hanya saja ada orang
lain yang posisinya sejajar denganku”
“Hah…!
Itu namanya kau tidak sama denganku, disini aku presiden direktur jadi tidak
ada posisi yang sejajar atau lebih tinggi dari posisiku, sudah pulang sana dan
kembali kerja, bukannya kau ada urusan dengan manset?” Kyuhyun mengedipkan
matanya. Stephanie tahu maksud Kyuhyun langsung pergi. Diluar ia bertemu Mark.
“Hei…
rambutmu…” Mark member isyarat. Ternyata rambut Stephanie yang tadinya
tergelung rapi sekarang benar-benar terurai dan acak. Mark masuk ruangan Kyuhyun
“Bos
kau ceroboh sekali. Bagaimana kalau yang masuk tadi orang lain?”
“Aku
hanya memastikan perasaanku saja, ternyata aku hanya terbawa emosi sesaat. Kurasa
dia memang sama sekali bukan tipeku. Apa aku terlalu jahat?”
“Kau
sangat jahat boss, jangan pernah mempermainkan perasaan wanita, kau akan
mendapat balasannya”
“Ah…
masa bodo dengan balasan, aku punya hal yang lebih penting untuk diurus. Oh iya
bagaimana riwayat penggunaan kartu kredit George?”
“Aku
tadi berniat memberikannya, kalau saja kau tidak sedang memperkosa istrimu
sendiri”
“Memperkosa?
Dia kan istriku”
“Kau
memaksanya, dia ketakutan, apalagi kalau bukan memperkosa”
“Keluarlah…
kau memperkeruh suasana” Kyuhyun mulai memeriksa lembar demi lembar. Matanya terhenti
pada satu baris
***
Setelah selesai dengan urusan di
kantornya, Stephanie mendatangi temannya seorang desainer pakaian laki-laki.
Temannya itu adalah desainer khusus yang tidak membuka butik secara komersial,
dia hanya melayani pesanan khusus, sehari-harinya dia mengajar di sekolah
desain ternama New York.
“Hai
Sam… kau terlihat semakin tampan, senang bertemu denganmu lagi” Stephanie
menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk santai disebuah
restoran
“Stephanie..!
aku senang kau menghubungiku lagi, kupikir kau sudah melupakanku gadis kecil…
saat kau menelpon ingin bertemu, aku sangat senang” Sam berdiri dan memeluk
Stephanie singkat dan hangat
“Jangan
memanggilku gadis kecil, maaf kalau lama tak menghubungiku, tapi dulu kau
berjanji akan membantuku kalau aku butuh bantuan kan… apa tawaran itu masih
berlaku?”
“Hei…
tentu saja. Tapi bantuan apa yang mungkin dibutuhkan seorang desainer muda
sukses sepertimu?” Sam memesan minuman untuk Stephanie
“Berhenti
memujiku… lihat poto ini baik-baik. Manset ini, kau yang membuat kan..? aku
ingat ke-khas-an-mu dalam membuat aksesoris” Stephanie menyodorkan poto yang
dia bawa
“Oh
sayang… ini memang aku yang membuat, aku senang kau masih ingat ciri khas ku,
aku membuatnya untuk seorang pelanggan eksekutif. Namanya…” Sam sedikit
mengacilkan suaranya
“Hah..!
OK terima kasih Sam atas informasinya, tolong jangan beri tahu siapapun kalau
aku mencari tahu hal ini. Please…
bantu aku. Bye… oh ada satu lagi yang
harus kau lakukan…” Stephanie mengecup sekilas pipi Sam dan berlalu
Dalam perjalanan kembali ke kantor,
Stephanie masih dalam keadaan tidk percaya. Dia sudah menyangka dari awal, tapi
bagaimana dia bisa mendapatkan buktinya, dia juga tidak paham, apa sebenarnya
hubungan laki-laki ini dengan Kyuhyun hingga dia ingin sekali melihat Kyuhyun
hancur. Stephanie membatin
Hah…!
Stephanie apa yang sudah kau lakukan..? kau justru melibatkan dirimu sendiri
dalam masalah yang rumit. Tapi ini memang salahku juga, kasihan Kyuhyun. Dasar
setan itu, berani-beraninya dia mempermainkanku, aku benar-benar tak tahan,
setiap hari dia memperlakukanku seperti mainan, mengerikan, apa dia seorang
psikopat..? aku sangat malu malam itu, dia benar-benar membuatku ingin
menonjoknya, sungguh menyedihkan ciuman pertamaku dirampas dengan paksa seperti
itu, padahal aku membayangkan sesuatu yang romantis. Apa sebenarnya yang ada di
otaknya yang hina itu..? mencoba memperkosaku..? padahal dia sendiri yang
bilang tak akan melakukannya. ARGHHHHH… tuhan bunuh saja kau sekarang, kenapa
kau melepas satu setan dari kandangnya..? kalau bukan karena aku yang membuat
masalah, sudah kulaporkan dia ke kantor polisi. Tapi kalau dipikir-pikir dia
baik juga, yah meskipun hanya 0,000000001 persen dari semua kelakuannya.
Tanpa sadar Stephanie merinding dan
bergidik membayangkan wajah Kyuhyun malam itu, sungguh menyeramkan, seperti mau
membunuhnya.
***
4
pm
“Aku
pulang” Kyuhyun melempar jas dan dasinya ke sandaran sofa, melangkah ke dapur
untuk minum
TAK…!
“Akhh…
ada apa kau ini, kenapa memukulku?” Kyuhyun terkejut kepalanya dipukul
menggunakan sendok sup
“Jangan
pernah meletakkan barang sembarangan, kalau memang itu kotor, apa salahnya
kalau langsung dilempar ke keranjang cucian...? berjam-jam aku merapikan gua
troll ini. Jangan membuatku memaksamu bersih-bersih” Stephanie marah-marah
“Kau
ini kenapa..? kau datang bulan..?” Kyuhyun meraih celemek Stephanie
“Lepaskan..!
atau kau makan diluar..!” Stephanie mendelik
Kyuhyun terkejut melihat mood
Stephanie yang buruk, dia menyerah menggodanya dan berniat untuk mandi. Selama
makan malam mereka bahkan tidak ada yang bicara, Stephanie tidur lebih awal,
meninggalkan Kyuhyun dalam kebingungan.
Apa
dia benar-benar marah padaku?
Kyuhyun juga merasa terlalu lelah
untuk minta penjelasan dan mulai bertengkar seperti biasa. Bahkan untuk
menggoda Stephanie pun Kyuhyun benar-benar tak punya tenaga. Saat ia masuk
kamar untuk tidur, lampu masih menyala meski Stephanie terlihat sudah tidur,
jadi Kyuhyun mematikan lampunya
SNAP..!
“AH….!
Nyalakan… nyalakan lampunya…” tiba-tiba Stephanie mengubur dirinya lebih dalam
dengan selimut. Kyuhyun yang kebingungan langsung menyalakan lampu lagi.
“Kau
phobia gelap… hahahahahaha… benar-benar unik” Kyuhyun membungkuk memegangi
perutnya yang sakit terlalu banyak tertawa. Tapi Stephanie tetap tidak
memberikan reaksi apapun. Dengan pasrah Kyuhyun beranjak tidur.
7
am
“Aku
harus ke kantor awal, jam satu langsung ke bandara. Jadi kau tak usah
menungguku” Kyuhyun mencoba bicara dengan Stephanie, dan tak mendapat
tanggapan. Akhirnya dia berangkat dengan pelipis berdenyut marah.
Apa-apaan
gadis ini… berani-beraninya dia mengabaikanku, ini pertama kalinya dalam hidup,
harga diriku diinjak oleh seorang gadis aneh yang bodoh itu
Stephanie pergi kerja sambil terus
memikirkan cara yang bisa dia lakukan untuk mencari bukti, dia belum bisa
cerita apapun pada Kyuhyun sebelum dia mendapak apa yang dia inginkan. Ternyata
suasana kantor suda sangat ramai, hampir semua karyawan berkumpul, Stephanie
merangsek masuk untuk melihat apa yang terjadi.
“Apa
yang terjadi” Stephanie menanyai pegawai diampingnya
“Ah
direktur… perusahaan dibeli oleh seorang kontraktor, tapi sepertinya dia tetap
menjaga struktur kepegawaian seperti semula, tak ada yang berubah. Hanya
berpindah tangan”
“Siapa
yang membeli?”
“Tidak
ada yang tahu, semua transaksi dilakukan oleh asistennya”
Apa
yang sebenarnya terjadi, surat kontrak kyu hilang, sekarang kepemilikan
perusahaan berpindah. Mustahil jika tidak ada sangkut pautnya, kejadian
berlangsung sangat beruntun. Kontraktor..?
Stephanie mengeluarkan ponselnya
berniat menghubungi Kyuhyun
Oh
Crap…! Aku tak punya nomor Kyuhyun. Ah sial… kenapa disaat seperti ini aku baru
menyadari kalau aku tak tahu apa-apa tentang Kyuhyun. Tadi pagi dengan bodohnya
aku membuat Kyuhyun marah. Aku harus menemui Helen
“Hey… apa yang terjadi diluar sana?” Stephanie kehabisan
napas saat berlari menuju kantor direktur
“Oh
akhirnya kau datang, sebenarnya ini salah, seharusnya aku harus minta
pendapatmu sesama direktur. Tapi mereka sungguh memaksa dengan menawarkan harga
yang sangat mengejutkan, dua kali lipat dari harga pasar. Oh…. Stephanie
maafkan aku” Helen seperti setengah menangis memeluk Stephanie
“Hey…
hey… it’s okay mungkin kalau aku jadi
kau, aku akan langsung menerimanya. Maaf kemarin aku hanya sebentar di kantor,
dan tak sempat mencari tahu apa yang terjadi. Tapi kenapa kau tak
menghubungiku?”
“Well, aku sudah mencobanya. Tapi
ponselmu tidak aktif sehari penuh. Dimana saja kau? Aku sangat khawatir”
Shit…
Kyuhyun membawa ponselku seharian. aku bahkan tak melihat ponsel itu sampai
tadi pagi
“Oh… itu… baterainya habis dan aku punya sesuatu yang harus
kuurus. Setelah melihat berapa kali kau menelpon, aku langsung kesini”
Stephanie meringis
“Pembeli
itu tidak merubah apapun, dia juga mempercayakan semuanya pada kita, kecuali
masalah pengambilan keputusan. Dia membeli semua saham”
“APA…!
semua..? lalu kita apa? kenapa kau berikan?”
“Tenanglah,
katanya keadaan ini tak akan berlangsung lama, hanya sampai batas waktu
tertentu. Tapi dia juga tidak mengatakan kapan itu”
Mencurigakan…
sampai batas waktu tertentu…?
“Stephanie… besok lusa kau diminta datang ke restaurant
sushi tempat biasa kita makan. Katanya mereka akan mengatakan sesuatu”
“Ah…
OK aku akan datang”
Ini
mungkin jebakan. Waktunya sangat tidak tepat, Kyuhyun akan pergi selama tiga
hari, seharusnya Kyuhyun bisa langsung tahu. Ah… andai saja aku punya kamera
canggih seperti di film detektif… huft… lelah sekali otakku, rasanya ingin
pulang saja ke Korea.
Stephanie meratapi nasih yang
membelitnya. Segera ia datang menemui Sam di galeri. Stephanie berharap banyak
pada orang yang selama ini dia anggap ayah selama di Amerika, Sam membantu
Stephanie melewati masa-masa sulit saat pertama kali datang di New York.
Seorang gadis Asia yang muda sendirian di tengah kota yang kejam membuat Sam
iba.
“Sam…
maaf lama menunggu. Ada sedikit masalah”
“Oh
sayang… kau terlihat sangat letih. Ada apa..? apa kau yakin baik-baik saja?”
“Aku
SANGAT baik-baik saja. Apa kau mendapat yang aku minta”
“Tentu
saja, ini hal mudah bagiku. Tapi maaf sayang, sepertinya orang itu
menyadarinya. Sebelum pergi dia berkata ‘kalau kau ingin membantunya, diam akan
lebih membantu daripada menuruti keinginannya’ apa itu tidak apa-apa?”
“Terima
kasih banyak Sam, kau sudah banyak membantu, tenang saja akan kuurus sisanya.
Sekali lagi TERIMA KASIH” Stephanie keluar dengan wajah riang
Okey…
langkah pertama beres. Lanjut ke langkah berikutnya. Yang ini akan lebih sulit,
karena aku benar-benar tak punya alasan untuk bisa bertemu dengan orang itu,
andai saja ada Kyuhyun, pasti ini akan sangat mudah. Oops… kenapa langsung
kepikiran setan itu… Stephanie kau gadis pintar, kau bisa melakukannya sendiri.
SEMANGAT.
***
Sejak pagi Stephanie sudah bangun
dan mempersiapkan pertemuannya dengan pembeli perusahaannya, dia tidak tahu apa
yang harus dia kenakan untuk pertemuan penting ini.
“Hah…
kenapa mendadak pakaianku terlihat jelek semua…! Kenapa orang itu ingin
menemuiku saja, seharusnya Helen juga. Bagaimanapun juga aku harus terlihat
ramah berwibawa. Apa sebaiknya yang ini saja ya…” dia memutuskan untuk memakai kaus
turtleneck navy, jins hitam, knee boots abu-abu heel sedang, dan trench coat
wol
Ini
hari kedua Kyuhyun di Eropa, masih ada sisa satu hari lagi untuk menyelidiki,
ngomong-ngomong disana dia ngapain ya... oh tidak… aku bisa terlambat
Majalah berjatuhan saat Stephanie
menyambar tasnya dari meja. Sekilas dia melihat nama Kyuhyun di sampul salah
satu majalah bisnis, karena penasaran Stephanie memungut dan memasukkan majalah
itu dalam tas, untuk dia baca saat diperjalanan. Stephanie menaiki taksi untuk
mencapai tujuannya, di dalam taksi dia membolak-balik halaman majalah berharap
menemukan apapun tentang Kyuhyun
“Mari
kita lihat siapa sebenarnya laki-laki yang aku nikahi itu, gayanya sok sekali.
Aku jadi penasaran karena sejauh ini aku tidak tahu apa-apa tentangnya, sedang
dia tahu apapun tentangku” akhirnya Stephanie menemukan sebuah artikel mengenai
Kyuhyun
Cho Kyuhyun, pengusaha muda yang menggebrak
bisnis real-estate Amerika itu baru
saja membuka proyeknya yang terbaru, di pesta peresmian itu juga hadir George
Hammis, si pengusaha senior flamboyan. Bicara mengenai Kyuhyun, publik pasti
masih ingat skandal yang menggemparkan dunia bisnis Amerika saat pemuda asal
Korea ini diketahui terlibat dengan dua wania sekaligus dalam kurun waktu yang
sangat dekat. Pertama, Kyuhyun makan malam bersama Lady Emma Spencer yang
notabene merupakan putri duta besar Inggris di sebuah kapal pesiar. Dalam 32
jam berikutnya Kyuhyun terlihat keluar dari sebuah restauran bersama Diana
Frost, pengusaha kosmetik New York. Kyuhyun merupakan seseorang yang brilian
dalam menjalankan usahanya, untuk dua tahun terkahir perusahaannya menduduki
posisi pertama dalam bursa saham, meski di tengan krisis finansial global,
perusahaan itu tetap menunjukkan pertumbuhan yang mengagumkan. Dengan latar
belakang yang sedemikian menyilaukan, bukan hal yang sulit baginya untuk
menggaet siapapun hingga dijuluki “lady-killer”.
Stephanie tak henti-hentinya
menggeleng-gelengkan kepalanya, tak disangka ternyata selama ini dia tidur
sekamar dengan selebritis
“Apa-apaan
ini..? lebih mirip majalah gossip, benar-benar kurang ajar si setan itu, mudah
sekali dia mencampakkan wanita. Apa dia belum pernah di tolak” Stephanie
merutuki perbuatan ‘suami’nya itu. Tanpa dia sadari taksi sudah berhenti,
berarti sudah sampai
saat memasuki restauran, ada
seorang laki-laki yang wajahnya sangat familiar melambai memberi isarat.
Stephanie duduk di seberang meja dan memesan secangkir espresso.
“Anda
sudah menuggu lama..? nama saya Stephanie Lee. Senang bertemu anda”
“Baru
lima menit yang lalu. Kalau kau membawa majalah itu, aku yakin kau menemukan
namaku. George Hammis, senang bertemu denganmu”
“Anda
ingin membicarakan hal-hal mengenai perpindahan perusahaan yang selama ini saya
kelola?”
“Tidak.
Urusan itu sudah beres, keadaan ini hanya akan berlangsung dalam waktu
tertentu. Pada akhirnya akan diambil keputusan akhir, tergantung situasinya.
Bisa saja kuserahkan pada kalian lagi, atau perusahaan akan ditutup” George
member tekanan pada kata terakhir
“Suatu
kehormatan bagi saya dapat berbincang langsung dengan anda, menurut yang saya
baca, anda sangat terkenal dengan keahlian negosiasi. itu terlihat sangat
membantu bukan…” Stephanie tetap tersenyum
“Tentu
saja… meskipun terkadang tidak semua hal bisa dinegosiasikan”
“Saya
termasuk orang baru di dunia bisnis, menurut anda, apa hal yang tidak bisa
dinegosiasikan?”
Dasar
orang ini… berani-beraninya muncul dihadapanku. Dia pikir aku gadis tolol yang
bisa kalah begitu saja.
“Harga
diri. Kau akan merasa kehilangan semuanya, saat harga dirimu hilang”
“Bukankah
masalah harga diri itu sangat relatif, setiap orang berbeda-beda dalam
menyikapinya”
“Ambil
contoh saja diriku sendiri. Aku termasuk orang yang sensitif terhadap harga
diri, mungkin itu bisa menjawab semua pertanyaanmu nona”
“Hah…
memang sepertinya begitu, seorang singa mungkin lebih baik mati daripada hidup
tanpa taring” Stephanie memberi tekanan pada kata-katanya
“Atau
singa itu cukup berkuasa untuk merampas taring singa lain. Hukum rimba. Yang
kuat, yang menang” George tampak tidak terpancing
“Singa
dengan taring palsu tidak akan pernah menjadi raja hutan, karena bagaimanapun
sebenarnya dia tak punya apa-apa” nada Stephanie semakin cepat
“Hahaha…
kau benar. Tapi tidak semua singa dengan taring juga menjadi raja hutan.
Bukankah justru memalukan jika memiliki taring tapi tidak menjadi raja hutan”
“Setidaknya
singa yang memiliki taring berpeluang lebih besar menjadi raja hutan. Dan singa
yang memiliki taring palsu akan lebih memalukan, dan lebih baik mati daripada
menanggung malu. Ah… saya rasa perbincangan kita sangat menarik, tapi maaf
sekali saya masih punya urusan yang harus saya lakukan”
“Baiklah…
saya harap kita bisa melanjutkan perbincangan ini di lain waktu” George
menjabat tangan Stephanie
“Saya
sungguh berharap demikian. Sampai jumpa” Stephanie membungkuk dan pergi
Aku
sangat ingin berbicara denganmu lagi di lain kesempatan, dan juga di tempat
yang berbeda. Kulihat ada sesuatu yang berbeda denganmu, kau memesan yang
baru..? sepertinya sudah terlambat, karena aku sudah mendapatkan sesuatu yang
cukup. George, kau mengancamku..? kau sungguh pintar, jadi begini caranya kau
membungkamku supaya Kyuhyun tak tahu apapun. Huh… apa yang harus kulakukan,
hidup ratusan karyawan sekarang benar-benar hanya tergantung padaku…
Stephanie menuju kantor polisi
“Permisi…
apa aku bisa mengambil sidik jari yang ada pada kaca ini?”
“Tentu
nona, tunggu sebentar”
“Okey…
terima kasih…” Stephanie mengedarkan padangan keseluruh penjuru ruangan
Ouw…
bukankah itu…
“Yesung oppa…!” Stephanie menghampiri seseorang yang sedang
duduk di kursi tunggu
“Stephanie…!
Wow… aku tak mengira bisa bertemu denganmu disini, apa yang kau lakukan
disini?”
“Uh…
well… ada sesuatu yang harus kuurus,
kau sendiri?”
“Seseorang
mencuri gitarku, kau tahu, aku harus mendapatkannya kembali bagaimanapun
caranya”
“Gitar
yang kau beli dengan uang yang ada di perut babi itu..? aku turut sedih, apa
yang kau lakukan di New York?”
“Band
yang aku bentuk sudah go international, aku
menyelenggarakan konser disini. Kalau kau mau datanglah, ini… ambillah, aku
selalu membawa tiket ekstra yang biasa kuberikan pada fans. Ini gratis”
“Hah…
kau keren sekali. Konser di New York. Kuusahakan datang. Ngomong-ngomong sudah
lama sekali kita tidak bertemu, aku merindukanmu oppa”
“Aku
juga merindukanmu, kau tahu… butuh waktu lama untuk bangkit saat kau memutuskan
untuk pergi ke New York. Aku ingin menghalangimu, tapi bagaimana mungkin..? kau
pergi mengejar cita-citamu”
“Maafkan
aku… tapi kita tetap berteman kan..? kau pria terbaik yang pernah kutemui oppa.
Sekarang kau kuanggap kakak laki-lakiku” Stephanie tersenyum lembut
“Aku
tak mau bersaing dengan Donghae, dia pasti membunuhku karena merebut posisinya”
Yesung tertawa renyah
“Karena
kita sudah bertemu, kenapa tidak kita rayakan. Sudah lama aku tidak makan
masakan Korea, bagaimana kalau kita makan di restaurant Korea, aku ingin makan
Kimchi” Stephanie menarik tangan yesung
“OK…
aku punya waktu sampai jam 9, sekarang sudah jam 7 malam. apa boleh gadis
berkeliaran malam-malam?” yesung menggoda
“Berhubung
ini New York, sepertinya tidak apa-apa, selama aku bersamamu”
Mereka berdua memesan hampir semua
jenis makanan Korea. Sambil mengobrol hal-hal sepele yang membuat rileks, tak
terasa jam sudah menunjuk pukul 8.
“Ah..!
oppa ini sudah jam 8, andai saja bisa lebih lama”
“Tapi
kau harus pulang, aku akan mengantarmu”
“Terima
kasih, tapi aku bisa pulang sendiri”
“Apa
kau akan menghancurkan harga diriku karena tidak mengantar gadis pulang setelan
mengajak kencan?”
“Jadi
ini kencan?”
“Anggap
saja kencan dengan kakakmu sendiri”
“Kemana
aku harus mengantarmu?”
“Aku
tinggal di sebuah apartment”
“Oke…
malam ini aku senang sekali bisa melihatmu lagi” yesung menjalankan mobilnya
membelah lalu lintas New York yang padat
“Aku
juga oppa, mungkin ini hadiah yang diberikan padaku atas kerja keras yang
menguras emosi hari ini”
“Pasti
sulit bagimu bertahan sendiri”
“Tenanglah
aku wanita yang kuat”
“Ya…
aku tahu itu”
Lama mereka dalam diam
Oppa
, kau seperti malaikat yang memberiku air saat aku sedang berjalan di padang
pasir. Selamatkan aku oppa, aku terjebak dengan seekor iblis yang mengerikan.
Kau benar-benar memulihkan keadaan otakku ke level stabil. Oppa joahe…
“Kita
sudah sampai” suara yesung membuyarkan lamunan Stephanie
“Eh..?
cepat sekali..?” dengan geragapan Stephanie menata kembali otaknya
“Jaraknya
dekat”
“Masuklah…
setidaknya minum dulu” Stephanie mempersilahkan yesung mengikutinya
“Wah
ternyata kau kaya juga… kau punya apartment di kompleks semewah ini” yesung
berdecak kagum
Asal
kau tahu oppa… ini adalah sarang setan, kau harus berhati-hati
“Oppa
ayo masuk” Stephanie membuka pintu apartment. Gelap…
“Kau
membawa tamu..?” suara muncul dari dalam
Stephanie menjangkau saklar dan
menyalakan lampu
“Akh….
Erm…. Kau… kenapa disini? Apa aku berimajinasi?” Stephanie hampir melorot
karena terkejut
“Negosiasi
berjalan lancar, kami bisa menghemat waktu. Kenapa? Aku tidak bisa pulang ke
rumahku sendiri?” kyuhyun duduk di sofa
“OK…
ini adalah temanku dari Korea, Yesung oppa” Stephanie memperkenalkan yesung
pada kyuhyun. Mereka berdua berjabat tangan
“Teman
dari Korea rupanya. Cho Kyuhyun, senang berkenalan denganmu”
“Yesung
imnida… kau Kyuhyun putra dari Cho
Young Hwam..? tak disangka aku bisa bertemu dengamu”
“Sebenarnya
apa hubungan kalian berdua?”
“Eh..?
apa..? aku adalah salah satu teman Stephanie waktu kuliah”
“Bukan
hanya itu… Yesung oppa pernah menjadi kekasihku” Stephanie memotong
“Jadi
kalian adalah sepasang kekasih yang lama terpisahkan, dan sekarang bertemu
kembali. Tapi sayang pertemuan itu harus segera diakhiri karena sudah malam”
“Hmm…
kau benar. Stephanie… aku pergi dulu, kapan-kapan kita bertemu lagi. OK..?”
Yesung membelai puncak kepala Stephanie
“Tapi
oppa… aku bahkan belum membuatkanmu minum, duduklah walau sebentar” Stephanie
memegang tangan Yesung dengan kencang
“Stephanie…
bertamu itu ada jam-nya sendiri. Tak baik kalau malam-malam” Kyuhyun
menyilangkan kakinya
“Selamat
malam Kyuhyun-ssi. Sampai jumpa Stephanie” yesung membungkuk dan pergi
“Hati-hati
di jalan Yesung-ssi” kyuhyun mengangguk
Setelah yesung pergi, Stephanie
langsung menghampiri kyuhyun
“Kenapa
kau sudah pulang..? bukannya tiga hari..? kau ini jahat sekali dengan tamuku,
setidaknya kau harus menghargai Yesung oppa, kita sudah lama tak bertemu” suara
Stephanie meninggi
“Kau
ada masalah..? ini rumahku, dan berhenti memanggilnya ‘oppa’. Aku pulang kau
tidak ada dirumah, kemana saja kau, bukankah kau harus membersihkan rumah
juga..? kau juga tak menjemputku di bandara. Lalu apa yang kau lakukan dengan
laki-laki itu..?” kyuhyun tampak sangat marah
“Aku
kemana, dengan siapa, itu bukan URUSANMU..! kenapa kau melarangku memanggilnya
‘oppa’ apa hakmu..?”
“Aku
berhak mengaturmu, kenapa kau memanggilnya ‘oppa’ sedangkan kau selalu
memanggilku ‘setan’, ‘kyuhyun’, atau ‘hei kau’. Aku juga lebih tua darimu
tau…!” kyuhyun mulai bangkit dari duduknya
“Aku
memanggilanya ‘oppa’ karena aku menyayanginya. Kau tidak bisa melarangku. Kau
tidak berhak atas apapun, INI HIDUPKU” Stephanie berteriak
“Kuberitahu
sesuatu, salah satu kelamahanku adalah, posesif.
Aku tak akan membiarkan siapapun menyentuh milikku” kyuhyun mencium bibir
Stephanie. Namun Stephanie berontak
“Jangan
menyentuhku seperti itu Mr. lady-killer. Sudah
berapa banyak wanita yang kau suap dengan kata-kata menjijikkan. Aku bukan
gadis bodoh yang mengejar kekayaanmu, sebelum kau masuk di kehidupanku,
semuanya baik-baik saja, kehidupanku normal dan membahagiakan. Kau pasti
bersenag-senang di Eropa kan..? kalau begitu kenapa kau harus kembali kesini..?”
Stephanie menjaga jarak terhadap kyuhyun
“Kau
sama sekali tidak tahu apa yang kurasakan disana, aku marah, aku tidak bisa
membiarkanmu sendiri disaat seperti ini. Kau tahu..? aku berusaha membuat
negosiasi berjalan cepat karena aku ingin segera melihatmu. Ini pertama kalinya
dalam hidupku, kau satu-satunya wanita yang membuatku berkorban sangat banyak,
aku juga tak tahu kenapa” kyuhyun membelai rambut Stephanie
“Kau
tidak bisa menipuku bodoh. Tak ada kata-kata yang bisa dipegang dari seorang playboy” Stephanie menepis tangan
kyuhyun
“Aku
benci orang keras kepala, sebagai seorang wanita harusnya kau ini lebih lembut
dan menurut pada suamimu, minimal kau harus memanggilku ‘oppa’”
“Huh…
kenapa kau ingin sekali dipanggil ‘oppa’? bukankah adik perempuanmu selalu
memanggilmu ‘oppa’?”
“Sudahlah
katakan saja…”
“Tak
mau, ‘oppa’ itu panggilan untuk kakak yang baik, seorang playboy sepertimu tak pantas mendapatkan sebutan itu”
“KATAKAN..!
katakan sekali lagi...!”
“aku
sudah tak tahan denganmu… kau ini tempramen, sombong, menyebalkan, otoriter.
Seumur hidupku tak pernah sekalipun berharap punya suami sepertimu”
“Kau
ini benar-benar” tangan kiri kyuhyun meraih pinggang Stephanie, sedangkan
tangan kanannya menekan kepala belakang gadis itu. Sebuah ciuman hangat yang
berbeda dari biasanya, lama mereka bertahan dalam posisi ini. Sepertinya
kyuhyun ingin menumpahkan seluruh perasaannya dengan mencium Stephanie. Kyuhyun
membalik tubuh Stephanie hingga membelakangi tubuhnya. Laki-laki itu
mengeratkan pelukan dan mulai menciumi leher Stephanie dari belakang. Ada
perasaan hangat dan nyaman nyergap tubuh Stephanie, membuatnya pasrah. Perasaan
aman memenuhi hatinya, meyakinkan Stephanie untuk mempercayai laki-laki yang
sekarang mengigiti lehernya
“Akh…lepaskan
aku… jangan lakukan ini kalau kau tak menyukaiku” Stephanie menampar Kyuhyun
Kyuhyun mencekal tangan Stephanie
ke tembok di hadapan mereka. Stephanie menengadahkan kepala dan kyuhyun
mengulum sepasang bibir merah mudanya. Lidah kyuhyun menjangkau seluruh rongga
mulut Stephanie, lidah mereka saling membelit tanpa menyisakan celah untuk
mengambil napas. Stephanie yang tak tahan mengeratkan ngenggamannya dan
kuku-kuku cantik itu sukses menembus kulit kyuhyun. Karena merasa sakit,
kyuhyun melepaskan Stephanie, dia menyandarkan kepalanya pada ceruk leher
Stephanie.
“Hmmm…
biarkan begini sebentar saja” kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. Setelah
lima menit dalam posisi itu, kyuhyun menggendong Stephanie menuju kamar
“Hei…
hei… apa yang kau lakukan..? turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri” Stephanie kaget
karena tiba-tiba tubuhnya diangkat. Kyuhyun menghempaskan tubuh mungil itu ke
atas ranjang dan menindihnya
“Hmm…
tubuhmu bagus, kenapa tak sering-sering kau perlihatkan padaku hm..?”
“Apa
maksudmu? Lepaskan aku… kau menjijikkan”
Kyuhyun menundukkan kepalanya,
menggesek-gesekkan pangkal hidungnya pada pangkal hidung Stephanie
“Menjauhlah,
apa mau-mu..?” Stephanie menahan tubuh kyuhyun yang semakin mendekat
menggunakan kedua tangannya, tapi sia-sia, tubuh mereka semakin lama semakin
dekat
Tangan kyuhyun yang menyangga
tubuhnya tiba-tiba lemah sehingga tubuhnya yang berat itu benar-benar menindih
Stephanie
“Ka-kau
berat se-sekali…” Stephanie berusaha menggulingkan tubuh kyuhyun, namun tidak
ada reaksi. Tubuh itu diam saja membuat Stephanie sedikit panik.
“Setan,
kau baik-baik saja? Bangunlah…!” Stephanie menampari pipi kyuhyun, berharap
laki-laki itu membuka matanya. Kyuhyun pingsan
“Dia
pasti menghancurkan kesehatannya sendiri, dari Eropa langsung kesini dan tidak
istirahat, apa disana dia makan dengan baik..? kemejanya basah, dan dia belum
berganti piyama, pasti dia benar-benar baru saja tiba” Stephanie
menimbang-nimbang apa dia harus mengganti pakaian kyuhyun. Dengan terpaksa dia
melepas jas dan kemeja, perut kirinya masih terdapat perban. Entah kenapa napas
Stephanie tercekat melihat tubuh kyuhyun yang topless, dadanya naik-turun teratur seiring pernapasannya.
“Oh…
apa aku juga harus mengganti celananya..? aku bisa gila kalau begini” Stephanie
menutup matanya dan mulai melepas sabuk, kemudian celana kyuhyun dan
menggantinya dengan piyama
“Phuft…
selamat Stephanie kau bisa melakukannya dengan mata tertutup” ujar Stephanie
pada dirinya sendiri. Dan beranjak mandi. Setelah selesai mandi dia merebahkan
dirinya disamping kyuhyun, mulai berpikir mengenai pengakuan kyuhyun, Stephanie
bingung apa harus mempercayai laki-laki ini. Tapi perasaan hangat yang
melingkupi tubuhnya saat kyuhyun didekatnya seakan meyakinkan keraguan Stephanie.
Apa
ini yang disebut jatuh cinta..? kenapa sangat membingungkan..? perasaanku
berkata kalau aku bisa mempercayainya tapi aku takut aku salah. Aku merasa tak
berdaya saat kyuhyun tidak didekatku, aku merasa aman saat dia disampingku. OMG
aku tartarik pada orang yang selama ini membuatku darah tinggi. Lupakan. OK…
aku kalah… kau puas..? sekarang aku tidur. Selamat malam
***
Sesuatu yang lembut dan hangat menyergap
bibir Stephanie, otaknya masih mencerna apa sebenarnya yang terjadi. Pupil mata
Stephanie melebar dengan ekstrem saat sadar bahwa kyuhyun-lah tersangkanya.
“Mmhm…
mhmmm…” Stephanie merespon ciuman kyuhyun
Membawa mereka pada satu ciuman
yang dalam dan lama
“Selamat
pagi ‘istriku’…” wajah kyuhyun tersenyum sambil membelai lembut rambut dan pipi
Stephanie
“Kau
tidak kerja hari ini..?” Stephanie menyurukkan kepalanya kedalam dada kyuhyun
“Tidak,
untuk sementara pekerjaan sudah beres, nanti malam ada pesta bisnis yang
digelar walikota, tujuannya membahas krisis fiskal yang melanda secara global.
Kau pasti juga mendapat undangan kan..?” kyuhyun melingkarkan tangannya pada
pinggang Stephanie
“Ya…
aku dapat undangannya”
“Kalau
begitu kita berangkat bersama saja”
“Bukankah
mencurigakan kalau kita berangkat bersama..? aku tak mau namaku tertulis di
majalah bisnis karena terlibat skandal denganmu”
“Eh..?
kau membaca majalah juga..? kau tau tidak… aku juga masuk kategori ’10
eksekutif muda yang masih singel’ lho…”
“Bagus…
kau harus mempertahankan julukan itu” Stephanie sedikit menyindir
“Apa
ini..? kau marah..? aku tak keberatan jika mereka tahu kau istriku” tangan
kyuhyun mengelus paha Stephanie
“Hei…
kau lupa kontrak kita..? kita akan cerai”
“Kita
baru bisa cerai kalau sudah punya anak”
“Adopsi
saja satu atau dua anak, lalu cerai”
“Kau
pikir eommaku bodoh..? oh iya… kau
menyelidiki orang yang menculikmu kan..?”
Kenapa
kau bahas itu..? kupikir kau sudah melupakannya.. oh iya… kau tak mungkin
melupakan orang yang sudah merampas surat itu dari tangannya, apa yang harus
kukatan?
“Itu…
aku belum tahu” suara Stephanie bergetar
“Aku
tahu kau bohong, ceritakan saja yang kau tahu”
“Aku
tidak bisa”
“Kenapa?”
“Aku
hanya tidak bisa, kumohon jangan memaks―”
“Ngh…mhmmm….”
Stephanie mendesah pelan saat kyuhyun ‘menyerang’ rongga mulutnya lagi, kali
ini lebih dalam, kyuhyun mendorong lidahnya sampai ke pangkal lidah Stephanie
“Bagaimana..?
kau mau menceritakannya, apapun itu. Aku akan membantumu” kyuhyun puas melihat Stephanie
terengah-engah. Akhirnya Stephanie menceritakan semuannya pada kyuhyun,
sesekali kyuhyun bertanya dan terlihat ikut berpikir
“Ok
kalau begitu, aku punya rencana” kyuhyun menepuk puncak kepala Stephanie
“Tapi
kalau dia tahu kita menyerang, perusahaanku akan langsung ditutup”
“Kau
tidak perlu bekerja, aku bisa menafkahimu”
“Jangan
pikirkan aku, bagaimana dengan karyawan-karyawanku..? bagaimana dengan mereka”
“Aku
tadi sudah berjanji untuk membantumu, jadi tenanglah. Aku pasti membantumu. Lagipula
apa hari ini kau juga tidak ke kantor..?”
“Tidak
ada yang bisa kulakukan disana, dan disana masih ada Helen. Kesehatanmu belum
pulih, aku tak mau kau mati sebelum aku membalas semua perbuatanmu setan…”
“Hahaha…
benar-benar kucing kurang ajar. Aku dua tahun lebih tua darimu, seharusnya kau
memanggilku ‘oppa’. Berhubung kau dirumah, aku ingin kau melakukan sesuatu
untukku”
“Apa..?”
“Aku
ingin kau seharian telanjang di dalam rumah” kyuhyun mendekatkan wajahnya
PLETAK…!
“Kalau
masih mengigau mending tidur lagi sana” Stephanie menjitak kepala kyuhyun
“Apa
salahnya menikmati istri sendiri, sudah lama aku tak melakukannya”
“APA…?!
kau dulu sering melakukannya..? hah… laki-laki macam apa yang aku nikahi
ini..?”
“Sudah
lama ku tidak melihat wanita menunjukkanku ‘hadiah” kyuhyun tersenyum jahil
“Ugh…
menjijikkan!” Stephanie melompat dari ranjang menuju kamar mandi
TBC…
0 comments:
Posting Komentar