Kamis, 23 Januari 2014

Pepero Kiss


by : G84130026

A/N : Fic ini terinspirasi dari sebuah permainan dari reality show. Kedengarannya klise, tapi bayangkan jika kalian melakukannya dengan bias. 

--
“ Stik terakhir. “,  ujarmu saat kau merogoh bungkus Pepero disebelahmu.
Kau menoleh pada pacarmu, seorang lelaki tampan yang tengah menonton film bersamamu. Pacarmu menoleh pula padamu, kalian saling berpandangan.
“ Kau mau oppa? Ini stik terakhir. “
Kau menawarkannya pada pacarmu. Ia hanya tersenyum, lalu menggeleng.
“ Tidak, sayang. Aku tidak mau berat badanku bertambah lagi karena makan terlalu banyak. “ , tolaknya.
Kau mengedikkan bahumu, memilih untuk tidak mengomentari ucapannya dan menuruti kata-katanya, walaupun dalam hati kau berkata sebatang pepero tidak akan berpengaruh pada berat badanmu, bukankah oppa tadi sudah makan separuh lebih?
Kau mulai memasukkan ujung stik Pepero ke dalam mulutmu dan menggigitnya. Baru saja akan melanjutkan gigitan, tiba-tiba pacarmu sudah berpindah posisi -didepanmu- dan menggigit ujung yang lain.
Kau terdiam. Jantungmu berdebar keras. Kau bahkan tidak mampu melanjutkan gigitan pepero-mu.
Ia menggigit pepero-nya dengan cepat, jarak antara wajahmu dan wajahnya semakin dekat. Sedikit lagi ia menggigit, wajah kalian akan bersentuhan.
Kau menahan napas. Rasa panas menjalar ke seluruh tubuhmu. Kau masih berada dalam posisi ‘diam’ ketika hidung kalian bersentuhan dan..
..KRAK..
Pepero-nya patah. Rasanya kau bisa kembali bernapas lega. Jantungmu mencoba kembali ke irama semula. Sayangnya, pacarmu menyambung gigitan pepero-nya.
1...2...3
..TAP..
Bibir kalian bersentuhan.
Kau tidak siap dengan ciuman mendadak ini dan secara reflek tubuhmu mundur ke belakang. Sebuah tangan menahan kepalamu, kau tidak bisa memundurkan tubuhmu.
Napasmu terhenti. Jantungmu serasa meledak. Perutmu terasa geli, seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan.
Setelah beberapa menit, ia mulai melepaskanmu dan kembali menatap layar televisi. Ekspresinya santai, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Kau memegang bibirmu. Kau yakin pasti sekarang wajahmu semerah kepiting rebus.
“ Tadi itu..”
Kau bergumam sendiri.
“ Oh, aku berubah pikiran sayang. Potongan terakhir tidak boleh dilewatkan, apalagi jika berbagi dengan orang yang kucintai. “
Ia menyahut gumamanmu.
Kau pun memalingkan mukamu, menyembunyikan rasa malu sekaligus rasa bahagia. Kau pun tersenyum diam-diam.

 

Template by Suck my Lolly