By: The Evil’s Hand
Main Cast: Cho Kyuhyun, Mark Dwaine (OC), Stephanie
Lee (OC)
Genre: Romance
Length: parts
Rate: T
Summary: Kyuhyun
akhirnya menikah karena kesalah-pahaman konyol. Apakah sang Evil diam saja menghadapi kenyataan…?
Kehidupan Kyuhyun sudah banyak berubah, sekarang ia harus tinggal dengan
makhluk yang selama ini ia anggap merepotkan, Kyuhyun sangat terganggu dengan
Stephanie dan ia mencoba untuk lepas dari gadis itu… berhasilkah…?
“hei
apa kau benar-benar sakit?” suara Stephanie meninggi
“kau
tidak lihat?” tanya Kyuhyun balik
“kalau
begitu lepaskan aku, akan kubelikan obat untukmu” jawab Stephanie dengan wajah
merah
“kenapa?
Aku tak pernah dipeluk seperti ini?” tanya Kyuhyun semakin mengeratkan
pelukannya
“cepat
lepaskan aku setan” Stephanie mulai panik
“kau
berani sekali memanggilku seperti itu, aku ini 4 tahun lebih tua darimu kucing”
Kyuhyun semakin mendekatkan kepalanya
“apa
kau sudah mandi, bau sekali” Stephanie tetap berusaha melepaskan diri
“kenapa?
Kau mau memandikanku?” tangan Kyuhyun beralih ke kaki Stephanie
“hei
apa yang kau lakukan?” Stephanie tersentak
“kau
tidak ingat pesan eommaku? Dia ingin cucu” Kyuhyun semakin menggila
“setan…
ini namanya pemerkosaan” Stephanie menendang-nendang percuma
“hahaha…
kau pikir aku akan melakukannya? Tidak akan pernah” Kyuhyun tertawa sambil
berguling-guling di kasurnya
“dasar
setan… kau jahat sekali” kata Stephanie yang akhirnya dilepaskan Kyuhyun
“hahahahahahaha…….
lihat penampilanmu, kalau ada orang lain yang melihatmu, maka kau dikira
sebagai gadis yang akan diperkosa” Kyuhyun masih tertawa keras
“aku
mau tidur dulu, selamat tidur” Stephanie pergi begitu saja
“YA…
inikan masih siang, kau mau tidur siang ya…?” tanya Kyuhyun
Stephanie sama sekali tidak menjawab, bahkan
menoleh pun tidak. Sekarang hatinya benar-benar dongkol
“setan
itu benar-benar mempermainkanku” umpat Stephanie dalam hati
***pukul 7 malam***
hari sudah malam, dan tidak ada satupun dari
penghuni kamar ini yang bergeming, Stephanie masih tidur dan entah apa yang
dilakukan Kyuhyun di dalam kamarnya. Namun karena merasa lapar akhirnya
Stephanie terbangun.
“ternyata
sudah malam, lapar” Stephanie mengelus perutnya
“setan
itu tidak kelaparan?” Stephanie menuju dapur
“apa
dari tadi dia belum bangun juga?” Stephanie mulai khawatir
“ah…
bodo nanti kalau lapar pasti bangun, nerusin rajutan dulu deh” Stephanie
mengambil keranjang merajutnya, dia sedang merajut syal
~1 jam kemudian~
“huh
setan itu bener-bener ya… padahal dari tadi pagi belum mandi” Stephanie
menggerutu
“awas
ya, akan kuseret kau ke kamar mandi” Stephanie melangkah ke kamar
Stephanie mencoba unutk membangunkan setan tidur,
namun dia sama sekali tidak menunjukkan respon yang berarti.
“hei
kau bau sekali kalau tidak mandi” Stephanie berteriak
“kalau
kau tidak bangun sekarang, aku akan menyeretmu” Stephanie menarik tangan Kyuhyun
“ah…
ada apa ini?” Stephanie kaget dan segera mencari ponsel Kyuhyun
“halo Mark…
kesini sekarang juga…!” Stephanie berseru pada Mark di telepon
***
Stephanie duduk di kursi samping UGD, tidak lama
kemudian Mark datang membawa 2 gelas kopi dan makanan ringan. Lama mereka dalam
diam…
“apa
yang terjadi?” tanya Stephanie
“penyakit
Kyuhyun kambuh lagi” jawab Mark singkat
“apa
dia sakit karena flu?” tanya Stephanie sambil menyesap kopinya
“bukan,
dia punya penyakit yang tidak toleran dengan suhu rendah” jawab Mark
“berarti
ini semua salahku” Stephanie menunduk
“kenapa
ini salahmu?”
“err…
ini karena… aku yang menyeretnya keluar dari kamar, dan hanya menyelimutinya
dengan jaket” nada Stephanie menyesal
“kenapa
kau sampai menyeretnya keluar?” Mark masih tidak mengerti
“karena
aku sendiri alergi dingin, aku langsung kena flu berat kalau dingin” nada
Stephanie mengecil
“ah
dokter apa Kyuhyun baik-baik saja?” Mark dan Stephanie berdiri menghampiri
dokter yang baru saja keluar
“dia
sudah melewati masa kritis, sekarang kondisinya membaik” jawab dokter sambil
tersenyum
“disini
siapa keluarganya?” tanya sang dokter
“saya
istrinya” jawab Stephanie reflek, sontak dia langsung menutup mulutnya
“ah
baiklah, silahkan jaga suami anda baik-baik” dokter itupun pergi
“aduh…
apa yang baru kukatakan?” Stephanie memukul-mukul kepalanya, mertapi ketololan
yang datang pada saat yang tak tepat
“hahaha….
anggap saja itu tanggung jawabmu karena membuatnya sakit” Mark mengajak
Stephanie masuk
“ah…
baiklah” Stephanie menurut
Didalam ruang perawatan VIP itu Kyuhyun terbaring
dengan berbagai selang penunjang, kalau dilihat-lihat dia sama sekali berbeda
dengan Kyuhyun yang biasanya. Dia begitu tenang dalam tidurnya, biasanya dia
tidurpun tidak tenang
“oh…
kau sudah sadar?” Mark kaget melihat Kyuhyun membuka matanya
“aku
diruang VIP ya…? Berapa bayarnya?” tanya Kyuhyun berjengit
“lama-lama
kau bisa kubunuh jika tetep pelit, dasar bodoh, kau hampir mati tau” Mark tidak
tahan
“dimana
kucing sialan itu?” tanya Kyuhyun
“aku
disini” jawab Stephanie lirih
“apa
kau sudah mematikan lampu apartment? Nanti listriknya mahal lho…” kata Kyuhyun
JTAAAAK…!
“hei…!
Bisa-bisanya kau memukul orang sakit?” Kyuhyun mengusap-usap jidatnya
“kau
itu dari dulu udah sakit, sakit pelit…” suara Mark meninggi
“kau
itu membuatku jantungan, aku hampir kehilangan teman, bodoh…” umpat Mark
“salahkan
saja kucing itu…” tunjuk Kyuhyun pada Stephanie
“kau
itu seharusnya berterima kasih padanya, kalau bukan karena dia, kau bisa mati
kedinginan boss” bela Mark
“setan
maafkan aku” kata Stephanie dengan nada nyaris mencicit
“sudah
kukatakan kalau kau harus tidur diluar, kau kan kucing jadi bulumu tebal” kata
Kyuhun ketus
“aku
tidak tahu kalau kau bisa saja sakit kalau dingin” Stephanie memohon maaf
“ah
sudahlah… kau istirahat saja, aku yang akan mengurus administrasi, akan
kuambilkan uang dari rekeningmu boss” kata Mark sambil keluar
“Mark
tunggu… biar aku saja yang membayar, tolong ambilkan uang dari rekeningku
saja” kata Stephanie diluar ruangan
“oke…
tolong jaga Kyuhyun ya…” Mark melambai
“baik…”
Stephanie membungkuk
Lama sekali Mark tidak kembali, hari sudah larut
dan Stephanie sangat lelah. Sehingga Stephanie tertidur di samping ranjang Kyuhyun,
berbeda dengan Kyuhyun yang tetap terjaga. Dia terus kepikiran sama lampu apartmentnya
(kayak tuan Crab)
***di apartment Kyuhyun***
Hari ini Kyuhyun sudah diperbolehkan untuk pulang
dan menjalani rawat jalan. Walau begitu Kyuhyun belum bisa masuk kerja karena
belum diperbolehkan. Sekarang keadaanya lebih gassswat lagi…. Stephanie dan Kyuhyun
sama-sama nggak boleh kedinginan, kebetulannya ( yang sudah dirancang sama
author) lagi kamar Cuma 1 (S-A-T-U). Mereka langsung terjangkit wabah epidemi
G-A-L-A-U
“oke
berhubung nggak ada yang bisa tidur diluar, kita mau nggak mau harus tidur
disini” Stephanie angkat beban (maksudnya angkat bicara)
“terserah”
Kyuhyun udah nangkring di pinggir kasur
“untuk
menghindari hal-hal yang terkutuk, ada beberapa syarat yang harus dipatuhi”
Stephanie menyodorkan kertas perjanjian lengkap dengan materai 6.000
“terserah”
Kyuhyun mulai mengangkat kakinya ke atas kasur
“semua
bantal harus ditumpuk diantara kita, pakek selimut sendiri-sendiri, kalau
sampai menyentuh denda 5 dollar, berusaha merubuhkan benteng denda 10 dollar,
masuk ke wilayah orang lain denda 20 dollar” nada Stephanie berapi-api
“terserah…”
Kyuhyun udah siap tidur sambil menutupi mukanya dengan selimut
“YA….
Kau belum pakai piyamamu” Stephanie
“ah….
Masak sih…” kepala Kyuhyun nyembul dari dalam selimut
“sini
aku bantuin” Stephanie langsung mencari piyama Kyuhyun
Stephanie membantu Kyuhyun ganti pakaian (yang
jelas nggak ikut nglepas baju) atas dasar kemanusiaan sekalian sebagai
permohonan maaf. Pada setan yang sudah dia buat sakit. Setelah diperhatikan,
Stephanie baru sadar kalau untuk ukuran cowok, Kyuhyun itu termasuk sangat
bersih. Badannya bersih dan mulus, nggak sengaja Stephanie menyentuh punggung Kyuhyun,
dan ternyata masih panas.
“badannya
masih panas banget” batin Stephanie
“hei….
Kau kenapa? terpesona padaku” Kyuhyun menghadapkan tubuhnya yang telanjang dada
pada Stephanie
“apa
sakitmu belum membaik?” Stephanie melawan egonya untuk berlari (ketakutan)
“lupakan… aku mau tidur” Kyuhyun melompat kedalam selimut
“lupakan… aku mau tidur” Kyuhyun melompat kedalam selimut
~5 menit berlalu~
Tetep aja Stephanie nggak bisa tidur, rasanya aneh
tidur seranjang dengan cowok. Padahal ini bukan pertama kalinya Stephanie tidur
dengan Kyuhyun (waktu malam pertama yang nggak jelas itu). Meski kesan
pertamanya jelek banget, namun ternyata namja ini punya sisi lemah, tiba-tiba
telintas di otak Stephanie wajah setan itu. Dengan reflek yang manusiawi, Stephanie
mau muntah. Dia langsung menutupi wajahnya dengan selimut (berharap wajah setan
itu hilang) namun justru semakin jelas. Stephanie menepuk-nepuk kasur dengan
keras.
“bisa
diam nggak….?” Suara Kyuhyun lirih
“eh…
belum tidur…?” Stephanie kaget
“bagaimana
bisa tidur…? Sedang disampingku berisik sekali”
“aku
mau tanya sesuatu padamu…” nada Stephanie hati-hati
“1
pertanyaan 30 dollar” jawab Kyuhyun enteng
“terserah…!
Apa kau benar-benar belum pernah punya pacar?”
“nggak”
nada Kyuhyun ketus
“apa
kau juga tidak pernah menyukai seseorang?”
“pernah”
jawaban Kyuhyun mengagetkan
“serius…?
Bagaimana dia?” Stephanie makin penasaran
“aku
menyukai kinerjanya, karena ide cemerlangnya aku bisa memenangkan tender dengan
broker-broker sainganku, dia staf dari divisi pengembangan, namanya John”
“aduh
bukan itu yang kumaksud… maksudku seseorang yang kau cintai bodoh…” Stephanie
jadi jengkel
“nggak
ada”
“kenapa?”
“repot”
“maksudnya…?”
“ya
kayak gini… cewek banyak maunya, banyak nanya, ngrepotin, manja, siapa yang
betah hidup sama makhluk kayak gitu?” Kyuhyun sadis
“tapi
kan cewek itu pelengkap cowok, coba deh kamu bayangin kalau dunia tanpa cewek,
pasti jadinya jorok banget. Trus kalo nggak ada cewek, pasti umat manusia akan
punah”
H-E-N-I-N-G--L-A-M-A--S-E-K-A-L-I…………
“kamu
udah tidur…?” Stephanie melongok ke atas benteng
(Kyuhyun udah tidur pulas)
Stephanie baru sadar kalau bulu mata Kyuhyun
lumayan panjang, alisnya lebat, dan pipinya cekung dengan bibir yang lucu.
Wajahnya mulus, bahkan tidak ada satu jerawat pun yang dengan pede tumbuh.
Beberapa detik Stephanie dalam keheranan, dan sadar kalau Kyuhyun itu ternyata
TAMPAN.
***paginya***
Semua kegiatan berjalan seperti biasa, hanya saja Kyuhyun
tidak masuk hari ini. Sedang Stephanie punya tugas ngerawat Kyuhyun jadi juga
tidak masuk kerja.
“hah
bosan juga...” Batin Stephanie sambil memasak
“apa
kau sudah sehat…?” tanyanya pada Kyuhyun
“bukan
urusanmu…” Kyuhyun tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari meja gambar
“aku
mau memberi tahumu sesuatu…” Stephanie mendekati meja gambar
“katakanlah”
nada Kyuhyun mengisyaratkan masa-bodoh
“kau
tahu kalau eommamu menginginkan cucu dari kita kan…” Stephanie tersenyum
“lalu…?”
Kyuhyun mengernyitkan dahi (masih menggambar)
“Kyuhyun….”
Stephanie sengaja memotong perkataannya
“lebih
baik kau pergi saja kalau hanya menggangguku” kyu sangat konsentrasi dengan
desainnya yang baru
“aku
hamil….” Kata Stephanie cepat
SREEEEEEEEEEEETTTTTTTTT…..! (dengan tololnya
mencoret desain sendiri)
(Kyuhyun melepas kacamata)
“MWO…..!”
Kyuhyun melangkah mendekati Stephanie
“hei…ke…kenapa?”
Stephanie mencoba menjauhi Kyuhyun
“apa
kamu yakin…?” mata kyu menajam, mencoba mencari celah kebohongan dari mata Stephanie
Langkah Kyuhyun semakin mendekati Stephanie,
mendesak gadis itu semakin merapat ke dinding. Dia letakkan kedua tangannya ke dinding,
membentuk sangkar yang tidak akan pernah bisa ditembus Stephanie. Mendekatkan
wajahnya hingga Kyuhyun bisa merasakan helaan napas ketakutan mangsanya.
“aku
yakin” Stephanie menghindari tatapan Kyuhyun
“apa
kau ingat sejak kapan kau tahu kau hamil?”
“baru
tadi pagi… kenapa?”
“aku
tak yakin dengan ini, tapi jaga kandunganmu dengan baik” Kyuhyun kembali
menggambar ulang
Stephanie tambah nggak ngerti dengan ada yang baru
dia dengar, tak ada cacian, sangkalan. Ada apa dengan setan ini? Bodo amat!. Stephanie kembali membuat
sarapan, hari ini menunya salmon bakar, spaghetti
Bolognese, semua sudah selesai tinggal membuat roti mentega yang menurut Kyuhyun
tidak boleh sekalipun ketinggalan dalam sarapannya. Setelah selesai, Stephanie
menata dengan apik hidangan itu, anehnya, tanpa disuruh, Kyuhyun serta merta
duduk dan menyantap sarapannya.
Ikan salmon yang dibakar tanpa menghilangkan
tekstur asli, berpadu dengan rempah-rempah yang bertaburan, serta harumnya butter, mampu meluluhkan hati siapapun. Kyuhyun?
“dagingnya
kurang matang, amisnya masih sangat terasa”
Mungkin spaghetti
Bolognese sudah biasa tersedia di outlet makanan cepat saji, namun Stephanie
tidak mau menghidangkan sesuatu yang biasa, dia sengaja menambahkan rempah
sebagai bumbu tambahan, rasanya seperti makan masakan Eropa tapi berasa
eksotika khas Asia. Kyuhyun?
“ini spaghetti, atau kare India? Rempah yang
terlalu tajam justru merusak rasa asli”
Roti mentega yang tak pernah absen dari meja
sarapan pun hari ini tak luput dari eksperimen rempah Stephanie. Dia
menambahkan cincangan bawang putih. Kyuhyun?
Kyuhyun
meletakkan roti dengan satu gigitan “hari apa-apaan sih kamu? Hamil membuatmu
bersemangat mencekokiku dengan makanan ber-rempah?”
Stephanie hanya menatap pasrah makanan itu.
“aku
pergi ke kantor dulu”
“lho…
bukannya kau sakit…?”
“hah…
disini udaranya menyesakkan”
“eh…
apa maksud―
“aku
pergi”
Meski udara dingin, wajahnya terasa terbakar. AC
mobil tak banyak membantu, rasanya panas sekali…
“ARGH…..
apa yang sudah kulakukan…! Aku yakin pasti ingat kalau memang benar. Tapi
kenapa aku tidak ingat sama sekali. Padahal…. Pa.. Padahal gadis itu sama sekali bukan tipe ku….,”
Hingga mendekati kantor, Kyuhyun masih belum bisa
menata pikirannya, dia bahkan mengecek apakah ada perubahan yang terjadi pada
tubuhnya… (-_-“)
“boss
selamat pagi… eh…? Kenapa ke kantor…? Bukannya kau sakit..?”
“Mark…!
Kau tahu apa ada perubahan…?”
“perubahan
apa…? neraca atau jadwal?”
“um….
Apa kau sudah melakukan “itu” dengan Jill?”
“i…i-itu
apa..?”
“Ahhh…
apa aku harus bicara dengan gamblang…? Kumohon Mark katakan saja”
“uh…
well… kami belum melakukan-nya, jangan-jangan kau…..”
“apa….?
pikir dulu sebelum bicara, ah lupakan… antar Latte ekstra krim seperti biasa,
jangan ganggu aku apapun yang terjadi. Deadline untuk 2 hari kedepan harus
selesai hari ini… mengerti!”
“mengerti…!”
Mark berpikir kalau Kyuhyun selalu bisa memaksakan
kehendaknya tanpa seorangpun menolak, tipe diktator sadis yang menyedihkan.
***sementara itu***
Stephanie yang kebosanan berinisiatif untuk mencoba
membuka komputer kerja Kyuhyun.
“wah…
kalau dilihat-lihat perkembangan selama empat tahun sangat mengejutkan, aku
jarang menemui perkembangan perusahaan seperti ini. Woah… ada poto peresmian
unit baru, dia bersalaman dengan laki-laki yang cukup umur, mungkin 40-an atau
lebih. Hah… membosankan”
Berhubung hari ini ia terlanjur mengajukan cuti, ia
mendapat ide untuk belanja.
“benar-benar
ya… ruangan ini sama sekali tidak hidup, apa laki-laki itu tidak punya selera
seni sama sekali? Menyedihkan. Mungkin dengan sedikit sentuhan tangan ajaibku,
ruang ini akan layak huni. Duh… tapi budget-ku sepertinya akan terkuras, akhir-akhir
ini aku terlalu banyak belanja…. Ah akan kubuat setan itu mengganti biayanya…”
Berbekal trench
coat beige keluaran Burberry, Stephanie pergi menuju Depertment Store
terdekat berharap dapat menemukan pernak-pernik bagus untuk ‘gua troll’.
“permisi,
berhubung aku tidak tahu sama sekali desain interior, menurutmu apa yang cocok
untuk ruangan yang seperti ini?” Stephanie mencoba berkonsultasi dengan pemilik
dealer furniture
“wah
nona ruangan ini sudah sangat mewah, apa ini apartment-mu?”
“eh…
bukan ini milik sepupuku…, bagaimana? Apa kau bisa membantu?”
“aku
kenal apartment tipe ini, seorang pemuda Asia yang merancang bangunan ini, aku
kenal beberapa orang yang membeli unit-nya”
“err…
dan salah satunya sepupuku…” Stephanie mencoba tersenyum meski dia sedikit
terkejut, ternyata laki-laki ‘itu’ cukup populer di kota sebesar ini.
“desainnya
sangat maskulin dan dingin meskipun tak meninggalkan kesan hangat, desain
minimalis modern dengan warna dominasi abu-abu dan silver, lagipula kau ingin
membuat ruangan ini seperti apa nona?”
“hmmm~
mungkin sedikit cute dan lebih hangat
lagi” Stephanie menjawab asal
Setelah beberapa jam berkutat dengan berbagai macam
pernak-pernik mulai dari tirai, lampu, permadani, bahkan dia sempat berpikir
untuk mengganti sofa kulit hitam milik Kyuhyun dengan sofa warna broken-white, tapi setelah ia pikir
ulang, sepertinya lebih bijak membiarkan sofa itu karena mungkin Kyuhyun akan
benar-benar membunuhnya jika tahu sofa dari Perancis-nya hilang.
“tolong
kirimkan ke alamat ini, titipkan saja ke bagian resepsionis, mereka sudah
kuhubungi” Stephanie menuntaskan pembayarannya. Setelah selesai dengan urusan
furniture, dia berencana belanja untuk makan malam.
“masak
apa ya… tadi pagi dia cerewet sekali… lihat saja kau… nanti malam kau akan
kekenyangan. Mungkin Steak tenderloin
cocok untuk mulut yang seenaknya itu”
Sambil membawa tas belanjaan Stephanie mencoba
mencari taksi, hatinya dongkol sekali karena kalau hujan deras begini agak
sulit mencari taksi, apalagi sekarang belanjaannya juga ikut basah.
“kenapa
jalanan sepi sekali… aneh… apa sebaiknya aku telpon kyu untuk menjemputku…?”
tiba-tiba terbersit begitu saja, air hujan membantunya tersadar dari ‘khayalan’
yang tak akan pernah terwujud, karena Kyuhyun pasti akan langsung membunuhnya.
“ah…
menyebalkan sekali set―”
Sebuah tangan kekar membekap mulut dan hidungnya
menggunakan sapu tangan, Stephanie berusaha berontak, tapi tenaganya kalah
jauh. Tas belanjanya jatuh seiringan dengan jatuhnya kesadaran Stephanie, dia
pingsan. Di hadapan mereka berhenti sebuah mobil dan seketika itu tubuh lemas Stephanie
di masukkan dan dibawa melaju menembus hujan yang semakin deras menjauhi hiruk
pikuk New York.
***
Butir-butir hujan yang dengan keras mengetuk-ngetuk
kaca jendela di kantornya, sama sekali tak membuat Kyuhyun kehilangan
konsentrasi dalam memeriksa neraca bulanan yang semakin menunjukkan
perkembangan positif, Kyuhyun sangat menghindari pertumbuhan negatif dalam
perusahaannya, meski harus membuatnya tidur di kantor. Ponselnya berdering…
“halo…
Cho Kyuhyun disini, bicaralah…”
“kami
mendapatkan apa yang kau miliki, jika kau ingin mendapatkannya kembali,
datanglah ke alamat ini sendiri, jangan lupa bawa surat perjanjian tender yang
baru”
“he…?
Apa yang kau bicarakan…?”
“kami
menyandera kekasihmu dalam perjalanannya, sepertinya dia belanja untuk makan
malam kalian… datanglah sendiri, atau dia mati”
“huh…!
Kau pikir aku ini siapa? Aku bukan pahlawan, kau tahu…? Gadis itu milikmu,
lupakan surat tender. Bye…”
Tut… tut… tut…
Kyuhyun melempar ponselnya ke meja, entah mengapa
dadanya sangat sesak, bernapaspun sulit dan sakit. Lalu dia ambil kembali
ponselnya, dan menelpon nomor yang tadi menelponnya
“aku
berubah pikiran… aku akan kesana, kau sentuh gadis itu sehelai rambut saja… kau
mati…”
Kyuhyun langsung meraih coat, koper dan kunci mobil. Dengan setengah berlari dia menuju basement. Mark yang tahu langsung
mengejar
“boss
kau mau kemana?”
“diamlah,
aku tiba-tiba ada urusan mendadak, kau tidak usah ikut. Urusan kantor
kuserahkan padamu dan wakil direktur, tak usah khawatir. Aku pergi. Bye…”
Range Rover putih itu meluncur menembus derasnya hujan menuju
pinggiran kota. Pikiran Kyuhyun sekarang benar-benar kalut, kejadian barusan
benar-benar menguras otak Kyuhyun. Sekarang surat perjanjian tender yang susah
payah ia dapatkan, sedang dalam perjalanan untuk dilepaskan, Kyuhyun sendiri
masih heran kenapa dia justru menerima tawaran penyandera itu. Apapun itu yang
membuat Kyuhyun mengambil keputusan, hatinya berkata bahwa keputusannya benar.
Seperti ada sesuatu yang memantapkan hatinya.
***
Entah sudah berapa lama Stephanie pingsan, sedikit
demi sedikit kesadarannya pulih, pandangannya kabur tapi telinganya sayup-sayup
mendengar percakapan di dekatnya
“kau
yakin kau tidak salah tangkap?”
“aku
yakin tidak salah, aku pernah melihat gadis ini keluar dari apartment bersama
Cho, dan mereka juga pulang bersama masuk apartment itu lagi”
“bagaimana
dengan Cho?”
“aku
tak tahu apa sebenarnya hubungan gadis ini dengan Cho, awalnya ia sama sekali
mengabaikan ancamanku, tapi kemudian dia menerima tawaranku, bahkan jika
dilihat dari nada bicaranya, ia dalam keadaan sangat marah. Aku yakin sebentar
lagi dia akan menyerahkan semuanya”
apa..? Kyuhyun dalam perjalanan kemari…?
Bagaimana mungkin dia bisa melawan orang-orang ini, mereka terlihat seperti
preman. Dasar setan bodoh, seharusnya dia abaikan saja tawaran itu Stephanie
membatin sambil menahan sakit yang kian menyayat pergelangan tangannya, tali
itu hampir menyobek kulit Stephanie. Kepalanya masih pusing, efek sisa obat
bius. Sebuah plester besar menghalanginya untuk berteriak. Meski begitu
penglihatannya sudah kembali ke level jelas, dia dapat melihat 7 orang, salah
satunya memakai setelan yang tak luput dari ingatan Stephanie adalah setelan
mahal yang tak mungkin bisa dibeli orang berpendapatan rata-rata. Stephanie
mencoba meneliti apapun yang bisa membuatnya mengenali laki-laki itu, sebelum
dia mendekati Stephanie dan mengulurkan tangannya mengangkat dagu Stephanie.
“sepertinya
Cho memiliki selera aneh dalam memilih gadis, seingatku dia bisa saja
mendapatkan seorang supermodel hanya dengan berpakaian piyama. Hahahaha… apa
sebenarnya yang membuatmu memiliki nilai lebih, hingga seorang Cho Kyuhyun rela
menyerahkan Megaproyek prestisius demi gadis aneh”
Stephanie ingin berontak, tapi yang bisa dia
lakukan hanya memalingkan wajahnya. Kakinya menendang tulang kering laki-laki
itu cukup keras hingga membuatnya terhuyung menjauh.
“sepertinya
kau memang gadis yang kuat, mungkin juga kepribadiannya. Kalian…! Ikat kakinya,
gadis kecil ini ternyata cukup berbahaya. Kalian sudah tahu yang harus kalian
lakukan kalau pahlawan kita datang, sambut dia dengan hangat” laki-laki itu
berjalan menjauh dan hilang dalam kegelapan malam.
Stephanie tetap berusaha apapun yang dia bisa, pergelangannya
mulai berdarah, lukanya semakin dalam karena Stephanie terus menggerak-gerakkan
tangannya, berusaha membuat celah. Diluar terdengar bunyi klakson yang amat
familiar bagi Stephanie, Kyuhyun disini…!
“ah…
pahlawan kita datang”
“apa
yang kalian inginkan… kupikir akan sangat merugikan jika membuat gadis itu
sebagai jaminan, apa kalian tidak berpikir kalau saja aku tak datang, dia sama
sekali bukan harga yang pantas untuk kertas-kertas ini” Kyuhyun mengacungkan
koper hitam yang ada ditangannya
“kau
ini bicara apa…? buktinya kau sekarang ada disini bersama kami, mungkin saja
kau baru saja menangis di dalam mobilmu. Serahkan surat-surat itu, dan tanda
tangani perjanjian pemindah-tanganan proyek pembangunan” salah seorang pria
menyodorkan selembar kertas
“atau
apa..?” Kyuhyun sama sekali tidak bergeming
Kyu
jangan lakukan itu, biarkan saja aku disini, polisi pasti akan datang
menjemputku kalau kau melapor, tapi kenapa kau datang sendiri. Dasar setan bodoh….
Air mata Stephanie meleleh begitu saja.
CRAK…!
“atau
kepala istrimu meledak” pistol dalam keadaan terkokang menempel di pelipis
Stephanie yang dari tadi terus meronta-ronta.
“hey
kucing… jangan cengeng. Kau pikir aku melakukannya dengan cuma-cuma? Kau akan
mendapat hukuman nanti” Kyuhyun menyerahkan koper dan mengambil kertas yang
disodorkan.
Kumohon…
itu sangat penting bagimu. Kenapa..? demi aku…? Jangan…! Ah… talinya terlepas.
Tunggu.. pistolnya masih menempel di kepalaku, apa yang harus kulakukan…? Stephanie melepas tali dari pergelangan tangannya
dan dengan hati-hati melepas plester dari mulutnya saat laki-laki disampingnya
sibuk memperhatikan Kyuhyun.
“JANGAN
KAU LAKUKAN…..!” Stephanie berari kearash Kyuhyun yang hampir membuka tutup
pulpennya. Kyuhyun terkejut dan mengantongi lagi pulpennya. Tanpa Stephanie
sadari pistol meledak dibelakangnya.
DOR…!
“bodoh
apa yang kau lakukan? Kenapa meleset…?” laki-laki yang membawa koper mengumpat
dan lari diikuti anak buahnya
“KYU….!
Kyu apa yang kau lakukan…?” Stephanie histeris memeluk Kyuhyun, saat peluru
meledak Stephanie tidak sadar, namun Kyuhyun tahu langsung memeluk Stephanie
dan menghadapkan punggungnya kearah penembak, Kyuhyun melindung Stephanie.
“kucing…
tenanglah… kau tidak apa-apa?” Kyuhyun roboh
“kau
ini bodoh atau apa…? suratnya…” Stephanie mulai menangis
“biarkan
mereka… URGH….!”
“kau
berdarah…”
0 comments:
Posting Komentar