TIK…TIK…TIK
Kyuhyun
terus mengumpat dalam hati, sudah 15 menit ia mengunggu. Bagi orang yang tak pernah
menunggu, 15 menit adalah waktu yang sangat menjengkelkan. Begitu yang ditunggu
menunjukkan batang hidungnya, Kyuhyun langsung memuntahkan cacian yang sedari
tadi diujung lidah
“Kau ini bodoh atau apa… ini sudah―”
Kyuhyun tak meneruskan kata-katanya
Seekor
naga emas melilit gaun satin warna ecru
berekor panjang, ekor naga berada pada ekor gaun, tubuh naga itu melilit
semakin keatas hingga kepala naga tersampir di pundak Stephanie. Naga emas itu disulam
tangan, membuat setiap detail tercipta sempurna. Rambut disasak dan digelung
gaya French twist, memperkuat citra
dewasa, namun masih terlihat manis dengan stiletto
heel tinggi.
“Anting
Bvlgari, jam tangan Rolex, tas tangan Gucci, sepatu Valentino,
kau lebih mirip toko berjalan. Kau habis berapa ribu dolar..?” Kyuhyun menata
ekspresinya yang sempat terpana
“Kuberitahu
ya… anting ini hadiah dari eommaku, jam
tangan hadiah lomba desain yang ku ikuti di Seoul, tas hadiah dari Helen saat
ulang tahunku, sepatu kubeli di Italia, setengah harga” Stephanie dengan bangga
memperkenalkan barangnya satu persatu
“Lalu
gaun itu..? Oscar de la Renta..? Prada..?
Dior..? Stephane Rolland..? atau Dennis Basso..?” Kyuhyun semakin intens mengintrogasi Stephanie
“Dennis Basso..? kau cukup tahu banyak”
“Wanita
selalu bangga dengan gaun mahal mereka, dan semangat untuk memamerkan merek dan
dimana mereka membeli” tatapan Kyuhyun merendahkan
“Aku
bangga dengan gaun ini, akan kuceritakan kalau gaun ini rancanganku sendiri”
wajah Stephanie berbinar kemenangan
“Well… nggak buruk juga. Kalau kau
memakai gaun seperti itu, kau akan mati beku dalam lima menit. kau tak punya
bolero atau apapun..? punggungmu terlalu terbuka bodoh…” Kyuhyun berjalan untuk
mengambil mobil
“Kau
tak lihat..? kepala naga ini terlalu besar untuk dimasukkan kedalam bolero…
bodoh..!” Stephanie mengikuti Kyuhyun dibelakang
“Hah…
terserah. Aku ambil mobil, kau tunggu di depan”
Dibalik punggung Kyuhyun, Stephanie
mengangkat kepalan tangannya kearah kepala Kyuhyun
Jelas-jelas
mulutnya tadi terbuka, seberapa tinggi harga dirimu sih..? memuji orang kan
tidak ada salahnya. Tapi aku tadi juga tak memujinya, ahahaha… Kyuhyun mewarnai
rambutnya, kau pikir aku tak sadar..? warna coklat tua ternyata lebih cocok
ketimbang hitam.
Honk…honk…honk…!
Suara klakson membuyarkan pikiran Stephanie,
sebuah Lamborghini Superleggera hitam
berhenti didepannya, dengan bodoh Stephanie tengok kanan-kiri, masih bingung
mencari mobil Kyuhyun. Setelah kaca mobil turun, umpatan segera meluncur dari
dalam mobil
“Kucing…
kau cari siapa, cepat masuk…!”
Stephanie terperangah, ternyata Kyuhyun
yang duduk di belakang setir, dengan hati-hati dia masuk kedalam mobil. Mulut Stephanie
masih ternganga saat dia duduk disamping Kyuhyun
“Kau
terpesona, eh..?”
“Ah…
um… ini mobilmu..? kau tidak menyewa hanya untuk membuatku kagum kan..?”
pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja
“Kau
harus mengganti otak bodohmu itu dengan prosesor komputer, ini mobilku sendiri.
Kau kira aku tak sanggup membeli mobil seperti ini..?” Kyuhyun mulai
menjalankan mobil menuju tempat pesta
Orang
gila ini selalu bilang kalau belanja itu buang-buang uang. Apa dia tak pernah
bercermin betapa banyak uang yang ia keluarkan untuk mobil-mobil berkelas ini.
Hah..! benar-benar membuat frustasi…
“Kucing…
ingat rencana kita, aku tak mau kelakuan bodohmu itu membuyarkan skenario” tangan
Kyuhyun melambai-lambai dihadapan wajah Stephanie
“Bisakah
kau berhenti memanggilku bodoh..? sangat memuakkan jika setiap hari kau
dipanggil bodoh tau..!” Stephanie menepis tangan Kyuhyun
Penampilan
gadis ini diluar dugaan, padahal sudah kupersiapkan mentalku untuk kemungkinan
terburuk. Sepertinya dia tak terlalu memalukan untuk teman pesta.
Tangan Stephanie menelusuri dashboard mobil, menikmati setiap
jengkal permukaan interior berwarna maroon,
Kyuhyun hanya tersenyum melihat teman pestanya terkagum-kagum.
10 menit kemudian mereka tiba di
tempat pesta, di depan sebuah hall, tempat
wartawan dan reporter berjubel,
kanopi panjang melintang dari pintu hall hingga
tepi jalan begitu juga dengan karpet merah. Mobil-mobil mewah silih berganti berhenti
di depan karpet untuk menurunkan penumpangnya yang malam ini terlihat seperti
bintang Hollywood. Saat Kyuhyun
keluar dari mobil, cahaya-cahaya blitz kamera
sontak menghujani wajah tampan presdir muda, pertanyaan-pertanyaan mucul
bersamaan hingga tak terdengar apa sebenarnya yang ditanyakan. Saat Stephanie
turun dari mobil yang sama, semua perhatian tersedot pada designer cantik itu, kali ini pertanyaan yang dilontarkan sama
“Apa
sebenarnya hubungan kalian berdua..?” tanya salah seorang wartawan dari baris
paling depan
“Kami
adalah saudara sepupu” Stephanie terdengar tegas dan sedikit memberi penekanan
dalam menjawab pertanyaan dengan cepat sebelum para paparazzi sempat berpikir
kemingkinan lain
Apa
kucing ini gila..? mudah sekali dia menjawab, bahkan dia tak bertanya dulu padaku. Terserahlah… gak ada
ruginya juga
Dengan terus tersenyum Kyuhyun
menarik tangan Stephanie kedalam, meninggalkan kerumunan yang masih
berteriak-teriak dibelakang mereka.
Langit-langit melengkung yang
dipenuhi lampu-lampu Kristal, pilar gaya Renaissance
berjejer, separuhnya terbenam pada tembok yang tertutup dengan nuansa merah
bunga poppy berpadu dengan bunga campanula biru yang cantik. Beberapa
karangan bunga ukuran besar menghiasi meja-meja minuman dan makanan, pastry vanilla, mini tart, gin, tonic, champagne
bahkan mojitos dan banyak hidangan
yang terlihat menggiurkan.
“Wow…
aku belum pernah melihat calla lily dirangkai
seindah ini, dan kukira akan lebih cantik dengan sedikit sentuhan putih dari
tulip, pasti cantik sekali” Stephanie sudah menarik setangkai lili dari vasnya
“Lepaskan
tanganmu, kau mau ngapain..? ini pesta bisnis bukan pesta kebun. Bisakah kau
menahan diri dari merusak karya orang lain..? kau tak akan menari dengan lili
ditanganmu kan..” Kyuhyun menahan tangan Stephanie dengan bunga lili yang sudah
separuh tercabut. Stephanie hanya melengos dan melangkah pergi meninggalkan Kyuhyun
yang sekarang kerepotan menahan agar bunga itu tak benar-benar jatuh dari vas.
“Halo
nona Stephanie, tetap cantik seperti biasa” seorang wanita dalam busana chartreuse menyentuh pundak Stephanie
“Oh…
halo nyonya Douglas, anda terlihat luar biasa malam ini” walaupun dalam hati Stephanie
berpendapat kalau keriput nyonya Douglas selalu bertambah setiap kali bertemu
“Berkat
bantuan seorang gadis afro muda di butikmu, dia membantuku memilih gaun ini.
Kudengar dia anak baru… seleranya bagus” sederet gigi menawan memenuhi senyum
wanita paruh baya yang bersikeras menjejalkan payudara kemposnya ke dalam gaun
dengan body line seksi itu
“Benar…
dia baru mulai bekerja minggu lalu, namanya… um… biasanya dia dipanggil Berthy”
“Kapan
kau akan mengadakan show lagi..?
sudah lama aku menunggu kesempatan melihat karya-karyamu lagi”
“Mungkin
tidak dalam waktu dekat ini, kami masih sibuk mempersiapkan lomba di Paris
bulan depan”
“Apa
kau kesini masih sendirian seperti biasa..? kulihat tadi ada keributan di luar”
“Ah…
mungkin itu karena wartawan terlalu heboh dengan hal-hal sepele” Stephanie asik
memperhatikan betapa make up nyonya
Douglas tak sesuai umurnya, hingga tak menyadari kalau ada seseorang yang
mendekati mereka
“Selamat
malam nyonya Douglas, senang bertemu dengan desainer muda seperti anda nona
Lee”
“Nona
Frost, senang bertemu dengan anda. Panggil saya Stephanie saja” Stephanie
tersenyum seramah mungkin
“Kalau
begitu panggil saya Diana” seorang wanita dalam balutan gaun merah belahan dada
rendah dengan bolero hitam setinggi telinga berbentuk bunga. Kesan sensual dan
begitu terlihat jika separuh pahanya tersingkap setiap kali melangkah. “Bagaimana
kemajuan usaha anda..? kudengar sekarang sedang menghadapi masa sulit..?”
Sialan
perempuan ini, berani-beraninya dia menanyakan masalah seperti ini… dasar
wanita tak tahu malu, hello… ini bukan pantai, apa dia tak punya tata karma…
“Terima
kasih sudah bertanya, tampaknya anda sungguh perhatian. Permisi…” Stephanie
tersenyum dan melangkah pergi
Stephanie menjauh dari kerumunan
dan duduk di sofa sudut yang terletak di pojok, dengan menggosok-gosokan kedua
tangan, Stephanie menenggak habis segelas champagne,
berharap bisa melepas kepala naga ini dan mengenakan jaket seperti kata Kyuhyun.
Lengannya merinding kedinginan, dia ingin sekali pulang sebelum terserang flu.
Cuaca yang hujan memperparah hawa dingin, kedua matanya menelusuri ruangan,
mencari target khusus malam ini. Tak perlu waktu lama sebelum Stephanie
menemukan laki-laki yang dicari di tengah kerumunan riuh rendah. Stephanie
melangkah mendekat
“Selamat
malam tuan Hammis, senang bisa bertemu dengan anda disini, bagaimana kabar
singa yang kita bicarakan waktu lalu..?” Stephanie menyeruak keremunan dan
tidak memedulikan tamu-tamu yang lain
“Nona
Lee rupanya… senang bertemu anda malam ini. Mungkin kita bisa bicara sambil
duduk dengan nyaman” George menuntun Stephanie ke salah satu lounge. Dan mengambil dua gelas wine untuk mereka berdua
“Maaf
aku tak minum wine” Stephanie menolak
dengan halus, meskipun dalam hati ia tertawa karena berkata seperti itu setelah
menghabiskan segelas champagne
“Ayolah…
ini pesta yang sangat meriah. Terlihat lucu jika ada gadis secantik dan
sepintar dirimu berdiri sendirian. Pasti sulit bagimu bertahan tanpa teman”
George meletakkan segelas wine pada
nampan pelayan yang lewat
“Berdiri
sendirian tak selamanya kesepian, itu hanya berarti saya cukup kuat untuk
sendiri”
“Apapun
alasannya, manusia tak pernah bisa sendiri, mereka selalu butuh orang lain,
baik teman atau seorang musuh” George menenggak wine
“Saya setuju dangan anda, musuh bisa memperkuat cara kita
berpijak. Tapi satu hal yang harus diperhatikan, jangan pernah salah memilih
musuh, bagaimanapun juga kita harus melihat kemampuan diri sendiri, bukankah
begitu..?” Stephanie menatap mata lawan bicaranya
“Kau
pasti tahu pepatah duduk seperti kucing melompat seperti hatimau, terkadang
hal-hal kecil ternyata diluar dugaanmu” George menggoyang-goyangkan gelas
ditangannya
“Bicara
harimau… bagaimana dengan singa, apa dia sadar kalau dia sudah terperangkap
jebakan pemburu..?”
“Apa
maksudmu..?”
“Tinggal
menunggu waktu saja hingga sang pemburu datang dan menembak singa yang sama
sekali tak bisa membela diri”
“Bagaimana
kau tahu dia tak bisa membebaskan diri..? dia masih punya cakar” George
meletakkan gelas kosongnya di samping tempatnya duduk
“Aku
belum mengatakan kalau keempat kakinya terjerat tali yang sangat kuat. Pilihan
anda untuk menyerahkan kembali taring yang bukan milikmu, maka akan kusuruh
pemburu untuk melepaskanmu. Atau anda memilih singa itu mati dengan taring
dalam mulut”
“Pemburu
apa..?” George mulai tak sabar
“Pemburu
singa yang sangat handal” Kyuhyun muncul dari balik punggung George
“Huh…
permainan licik, kalian pikir akan semudah ini..?”
“Kami
pikir memang semudah ini tuan ‘taring palsu’” Kyuhyun mengambil posisi di
samping Stephanie
“Pilihan
ada ditangan anda. Katakan sekarang juga” Stephanie melambai-lambaikan selembar
kertas laporan sidik jari
“Mungkin
memang malam ini akhir yang buruk bagi anda” Kyuhyun mengeluarkan sapu tangan lalu
membungkus gelas wine kosong di
samping George dan memberikan senyuman paling menawan yang pernah ia buat pada Stephanie,
sialnya Stephanie sedang sibuk menancapkan pandangannya pada mata George
“Ok…
aku akan menelponmu besok” George menyeka keringat yang meleleh di pelipisnya
dengan gelisah
Kyuhyun dan Stephanie saling lirik
dan tersenyum puas.
***
“HAHAHAHA…
KAU TADI LIHAT WAJAHNYA YANG MERAH..?” Kyuhyun berteriak girang dalam mobil
“HEI…BODOH
kalau nyetir lihat depan, jangan teriak-teriak. Kau membuatku pusing” Stephanie
menutupi telinganya, namun dia juga tak memungkiri kalau perasaannya juga lega
sekaligus sesak, memikirkan kemungkinan yang terjadi dengan perusahaannya
setelah malam ini. Perutnya terasa dikocok, dia tidak bisa teriak-teriak puas
seperti makhluk gila disampingnya itu
“Kenapa
diam saja..? kau tadi keren banget, kita benar-benar tim yang hebat” Kyuhyun
menepuk-nepuk kepala Stephanie. Tapi Stephanie hanya menangkis lemah tangan Kyuhyun
“Kau
khawatir dengan perusahaanmu..? sudah kubilang kalau aku akan membantumu.
Tenang saja”
“Apa
kau pernah merasakan keadaan dimana kau sama sekali tak punya pilihan..? kau
pasti berpikir kalau hidupmu berjalan sangat lancar, semua terjadi sesuai
dengan rencana”
“Kau
sama sekali tak tahu apa yang kurasakan saat surat itu jatuh ke tangan orang
lain…sama seperti yang kau rasakan saat ini” Kyuhyun menghentikan mobil dan
melepas sabuk pengaman
KLIK!
“A-apan
yang kau lakukan..? kenapa mengunci pintu..?” Stephanie menoleh bingung pada Kyuhyun
“Saat
aku dalam keadaan seperti itu, kau memberikan solusi dan membantuku. Aku juga akan
melakukan hal yang sama padamu kali ini” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada
wajah Stephanie. Dengan lembut dia meniup wajah Stephanie, membuat gadis itu
memejamkan mata, saat seperti ini adalah kesempatan yang paling disukai Kyuhyun,
Stephanie memejamkan mata. Karena disaat itulah Kyuhyun bisa memandang wajah
cantik khas darah campuran tanpa harus dikatai bodoh.
“Hei…
apa yang kau lakukan” Stephanie membuka sebelah matanya
“Hm..?
aku hanya ingin melihat wajahmu” Kyuhyun membelai lembut rambut Stephanie dan
mengusap-usapkan jempol kanannya pada pipi merona peach
“Jauhkan
wajah jelekmu” tangan Stephanie mendorong wajah Kyuhyun menjauh. Tapi langsung
ditahan oleh Kyuhyun, dengan cepat namun lembut Kyuhyun mengulum bibir manis
didepannya. Stephanie hanya diam saja. Rasa manis yang selama ini ia rasakan,
malam ini bertambah manis. Kali ini Kyuhyun tak membiarkan lidahnya merusak
sensasi dengan menelusup masuk, tapi hanya menjilati bibir Stephanie
“Apapun
yang kau aplikasikan pada bibirmu tidak beracun kan..?” Kyuhyun mengerutkan
dahi
“Kenapa..?
kau takut aku membunuhmu..? sebenarnya lipstick
yang kupakai mengandung racun yang baru bekerja setelah residu dalam
tubuhmu mencapai tingkat tertentu, semakin sering kau menciumku, kau semakin
dekat dengan ajalmu” Stephanie menekankan telunjuknya pada leher Kyuhyun “Cepat…
aku mau cepat tidur” Stephanie memerintah Kyuhyun untuk menjalankan mobil. Dalam
perjalanan pulang Kyuhyun hanya senyum-senyum sendiri.
***
Sesampainya dia apartment, suasana
diantara mereka berdua tidak berubah, Stephanie tetap diam, biasanya dia akan membiarkan
Kyuhyun mandi dulu tapi sekarang dia langsung mandi dan tidur awal. Sedangkan Kyuhyun
tak sekalipun mencoba memulai pembicaraan, setelah mandi dia melanjutkan
pekerjaannya di ruang kerja. Lama Kyuhyun berkutat dengan beberapa line telpon, proposal, dan laporan
bulanan, hingga jam menunjukkan pukul 2 pagi, matanya semakin pedas, hingga
kepalanya tertunduk lemas di depan komputer.
“Kyu…
Kyu… bangun… kau terlambat” Stephanie mengetuk-ngetuk kepala Kyuhyun
“Ngh…
apa..?” mata Kyuhyun setengah terbuka
“Dengar
baik-baik, kalau kau sekarang juga berangkat kerja, kau terlambat 30 menit,
kalau kau mandi dan sarapan dulu sebelum berangkat, kau terlambat 45 menit.
dengan keadaan seperti ini, butuh waktu 15 menit untuk menyeretmu ke kantor.
Jadi… kau SUDAH SANGAT TERLAMBAT….!!!!!”
Kyuhyun masih juga belum ngeh, sambil mengusap dagunya yang
berliur, dengan santainya dia melenggang ke kamar mandi. Stephanie tak habis
pikir kenapa orang yang setiap hari teriak-teriak karena takut terlambat malah
leha-leha tak berdosa seperti itu. Stephanie mengacak rambutnya frustasi,
pikirannya kacau, pagi ini saja sudah beberapa kali dia kebingungan karena lupa
apa yang sedang dikerjakan, lupa membalik telur, lupa kalau belum mandi, bahkan
lupa nama hari ini. Berkali-kali juga keringat dingin meleleh dari pelipisnya,
dia sama sekali tak ingin masuk kerja, dia tak ingin melihat tatapan menuntut
dari rekan-rekannya.
“ARGH…..
aku bisa gila sekarang juga” Stephanie terjatuh lemah memeluk lututnya didepan oven. “Oke… tenang! situasi seperti ini
pernah terjadi, harusnya aku bisa menghandle
seperti biasa”
Kyuhyun yang keluar untuk sarapan
tergagap karena menemukan gundukan aneh di dapur, tanpa mengatakan apapun dia
langsung mengambil jatah sarapannya berupa dua potong roti gandum, selai kenari,
dan dua telur mata sapi, tak lupa menyingkirkan kacang polong rebus dari
piringnya. Sambil terus mengamati Stephanie yang tak bergerak, Kyuhyun
mengunyah sarapan perlahan, menikmati kesunyian pagi hari yang memuaskan
telinga, sebuah momen langka.
“Heh…”
Kyuhyun menyorongkan kakinya, menekan lengan Stephanie, dengan pasrah tubuhnya
ambruk ke lantai. “Hahahahaha… kau ini lucu sekali… seperti mayat hidup. Cepat
sarapan… aku tak ingin kau mati pagi ini, mungkin lain kali” Kyuhyun menyambar
jas dan berlalu
“Cih…
sok sekali… dasar idiot…” Stephanie bangkit dan membersihkan celemek dan
bersiap ke kantor
Kyuhyun pasti akan teriak-teriak
kalau melihat penampilan Stephanie sekarang, rambut acak, tanpa make up, meskipun biasanya dia hanya pakai
BB cream, blus tanpa lengan, jaket
kulit setinggi pinggang, celana katun selutut, ankle boots. Stephanie sama sekali tak memperhatikan penampilannya
hari ini, bisa berangkat saja sudah bagus. Sampai di galeri (cara Stephanie
menyebut kantornya yang unik) dia langsung masuk ke ruangannya tanpa basa-basi
dulu pada satpam seperti biasa
Tok… Tok… Tok…
“Stephanie…
kau baik-baik saja..?” Helena muncul dari balik pintu
“Entahlah…”
Stephanie memiringkan kepalanya di atas meja
“Yah…
reaksi yang sangat lemah. Ceritakan padaku…” Helena menyentuh tangan Stephanie
dengan lembut
“Aku
benar-benar akan meledak kalau hari ini tidak ada e-mail yang masuk hari ini”
“Dari
pacar ya…” Helena nyengir menggoda
“Sungguh
aku berharap andai saja begitu, tapi ini lain”
“Apa?”
“Nanti
saja kuceritakan… kalau sudah beres”
“Kalau
gak beres..?”
“Kalau
sampai ada yang gak beres, kau akan langsung tahu tanpa harus mendengarnya
dariku” nada Stephanie sangat menyedihkan
Helena tersenyum getir melihat
sahabatnya seperti itu, bukan hal lazim jika dalam sehari Stephanie tak
tersenyum, khas tipikal gadis ceria. Dalam hati Helena ikut merana, andai saja
ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.
Galeri yang terdiri dari tiga
lantai ini sangat ramai. Di lantai satu terdapan puluhan etalase berjajar di sisi
dinding, tempat manekin-mankein sempurna memakai prototype gaun, gaun pemenang lomba, dan mode terbaru yang mereka produksi. Aroma parfum langsung tercium
begitu pelanggan memasuki ruangan ini. Lantai marmer berwarna putih dengan
corak retak dimana-mana, di tengah ruangan terdapat motif geometris menyerupai
bintang dengan enam sudut jika kau berdiri tepat di pusatnya, tetap diatasnya
tergantung lampu Kristal mewah menjulurkan sulur-sulur kristal hingga semua
orang bisa menggapainya. Pelanggan dan pelayan berkegiatan disini. Sedangkan
lantai dua digunakan sebagai ruang kerja, sebenarnya bagian inilah yang bisa
disebut galeri, gulungan-gulungan kain berjajar memenuhi dinding, memberikan feel yang lebih unik dari cat tembok. Terdapat
satu meja besar ditengah, beberapa meja sedang, almari aksesoris, tumpukan majalah,
buku, penggaris, gunting, bahkan cat ada disana. Terdapat mezzanine cantik yang digunakan untuk meletakkan gambar-gambar
desain. Berbeda dengan lantai satu, lantai dua lebih berkesan hangat karena
hampir semua perabot terbuat dari kayu, disini tempat para desainer
mengekspresikan jiwa seni mereka. Lantai tiga terasa lebih maskulin karena warna
abu-abu, putih, dan hitam lebih mendominasi,
perabotnyapun lebih simple. Disini
tempat ruangan Stephanie dan Helena, berhubung ruangan ini sangat luas,
sebagian besar disulap menjadi catwalk
mini yang sering digunakan saat ada desain baru yang akan diluncurkan harus
dipresentasikan di sini, didepan para desainer lain dan tentu saja Stephanie.
Bulir-bulir hujan masih setia
mengetuki kaca jendela, membantu Stephanie mempertahankan mood, meskipun benci dingin tapi Stephanie suka hujan, asalkan dia
tidak kehujanan. Matanya silih-berganti memandang layar ponsel dan monitor
komputer, berharap sesuatu ajaib terjadi.
DING…!
Sender:
GeorgeHammis.Icn
Subject: pernyataan dan pemindahan
hak usaha
Maaf
atas keterlambatan perberitahuan ini. Kami telah menyelesaikan semua dokumen
dan transaksi yang diperlukan untuk mengembalikan perusahaan sepenuhnya pada
anda. Berhubung perusahaan anda tidak mungkin membeli kembali saham-saham
sebesar itu, terdapat pihak yang bersedia membeli semua saham anda. Tentu saja
keputusan terakhir apakan anda menjadi pemilik kembali tergantung pemegang
saham saat ini. Kami juga melampirkan beberapa dokumen penting yang
selengkapnya akan kami kirimkan besok, terima kasih.
Otak Stephanie masih bergumul
dengan semua kemungkinan tentang siapa sebenarnya ‘pihak’ hingga tak menyadari
telpon kantornya berdering
“Halo…”
“Ada
seseorang yang menunggu anda di lobby, katanya
urusan penting”
“Suruh
saja dia masuk keruanganku”
“Beliau
tidak bersedia, katanya akan mengajak anda keluar jadi sebaiknya anda berkemas
dan segera turun”
“Kenapa
tak mau naik..? menyusahkan saja. Laki-laki atau perempuan?”
“Laki-laki,
berusia sekitar 25 tahun”
“Ugh…
sepertinya aku tahu, baik aku akan turun” Stephanie menutup telpon
Hanya
ada satu makhluk di bumi yang menggunakan kata-kata arogan seperti itu untuk
memanggil seorang boss turun untuk menemuinya. Dasar setan jelek
Stephanie membenahi penampilannya
dan menyambar mantel, tas, dan ponselnya. Dengan langkah sedikit antusias dia
menuruni satu persatu anak tangga, kabar
yang baru ia dapat meringankan hatinya, kalau tak menilik lokasi, sekarang
mungkin dia akan berteriak kegirangan sambil melompat-lompat. Meskipun tahu
akan menemui orang paling menyebalkan itu, hatinya masih saja girang. Setelah
sampai di lobby, Stephanie tak
melihat Kyuhyun
“Dimana
tamunya?” Stephanie menanyakan pada resepsionis yang tadi memberitahunya
“Beliau
menunggu di mobil, katanya dia lebih senang menunggu di dalam mobilnya karena
lampu besar di atas sana mengganggu pandangannya” resepsionis cantik itu menunjuk ke atas
“Sekarang
dia benar-benar membuatku marah” Stephanie melangkah sambil menghentakkan ankle boots-nya
Diluar ada sebuah mobil Mercedes
yang belum pernah ia lihat.
Sebenarnya
berapa mobil yang ia miliki, setiap pergi selalu ganti. Sombong sekali, rasanya
ingin kuledakkan kepalanya yang besar itu.
Stephanie mengetuk pelan kaca
penumpang―biasanya dia langsung menggedor. Pintu terbuka dan Stephanie masuk.
“WHAT THE―” Stephanie meloncat hingga
kepalanya terbentur atas mobil
“Hai…
lama tak jumpa” yesung tersenyum
“WOW…
sulit dipercaya… oppa belum kembali ke Korea..?” Stephanie tak bisa
menyembunyikan kegirangan dalam kata-katanya
“Besok
aku berangkat ke Australia untuk konser, setelah itu baru kembali ke Korea, oh
iya… tadi aku lihat ini saat perjalanan kemari” yesung menyodorkan gumpalan pink cantik dibungkus plastik motif
beruang dengan pita coklat pada pegangannya. “Kau suka ini kan..?”
“Cantik
sekali, kau masih ingat oppa..” mata Stephanie berbinar seperti anak kecil
“Bagaimana
aku lupa saat kencan pertama, matamu terus terpaku pada penjual permen kapas,
bahkan saat kuajak bicarapun kau tak dengar. Kita berakhir dengan membeli porsi
jumbo”
“Terima
kasih” Stephanie menempelkan pipinya dan mengosok-gosokannya pada permen itu
“Hahaha…
kau selalu melakukan itu, nanti pipinya kotor, Oh iya… aku ingin mengajakmu ke
suatu tempat” yesung menjalakan mobilnya
Stephanie masih memandangi permen
kapasnya, yesung yang tahu hanya tersenyum simpul. Hujan masih deras, membuat
jalanan lengang, awan hitam menggulung diatas kota paling metropolis di dunia
ini. Yesung menghentikan mobilnya pada sebuah taman.
“Kenapa
kita kesini..?” Stephanie bingung karena tujuan dan keadaan yang tak singkron
“Ada
yang harus kukatakan padamu” yesung melepas sabuk pengaman dan menghadap Stephanie.
Matanya menandakan topiknya serius
“Aku
siap” Stephanie meletakkan permen kapasnya pada dashboard
“Stephanie…”
yesung mengatur napas, memberikan jeda pada perkataannya “Aku― akan menikah
bulan depan” yesung menyelesaikan perkataannya dengan cepat sembari menyodorkan
surat berpita pada Stephanie
Mata Stephanie membelalak selebar
yang bisa dicapai kelopaknya. Mulutnya membuka-menutup berniat mengatakan
sesuatu namun urung. Dia memejamkan mata sebentar dan kembali memandang wajah
yesung.
“Wow…
selamat oppa, semoga hidupmu bahagia” Stephanie memeluk yesung dengan
tenggorokan terasa terbakar “Tapi ini untukku kan..?” Stephanie mengayunkan
permen kapas ditangannya
“Tentu
saja. Terima kasih Stephanie, aku sayang padamu” senyum yesung tak bisa
menyembunyikan kebahagiaan yang dia rasakan “Ayo kuantar kau pulang” mesin
mobil menyala
“Tunggu
sebentar oppa” tangan Stephanie menahan yesung dengan kepalanya masih menunduk
“Masih
ada sesuatu yang harus kulakukan disini, kalau oppa mau pulang, oppa duluan
saja” Stephanie membuka pintu
“Tunggu...!
apa yang akan kaulakukan..? diluar hujan deras, kau akan kuantar pulang” tangan
yesung menahan lengan Stephanie
“Kumohon
oppa, biarkan aku keluar. Oppa pulang saja duluan, kumohon oppa…” suara Stephanie
bergetar dingin, tak sekalipun mengangkat wajahnya. Dengan pasrah yesung
melepas tangan Stephanie dan membiarkannya keluar menembus hujan. Seperti paham
maksud Stephanie, yesung menjalankan mobil dan berlalu
Stephanie memegang permen kapasnya
tinggi-tinggi, lelehannya menuruni jemarinya yang terguncang angin. Dengan
pandangan intens, Stephanie menatap penganan itu lama “Apakah rasanya akan
berubah kalau seperti ini” Stephanie membuka bungkus dan memakan permen yang sekarang
sudah kempis dan basah “Ternyata rasanya berubah” Stephanie tersenyum
Seluruh tubuhnya basah, rambut,
pakaian, mata. Tiba-tiba ponsel di sakunya berbunyi. Setelah mengatur napas,
dia mengangkat telpon
“Halo”
“Halo…
hei KUCING..! kau dimana sekarang..?” penelpon diseberang berteriak begitu
percakapan dibuka
“Halo
ini siapa..?”
“Siapa
lagi orang di bumi yang memanggilmu kucing...”
“Oh…
kau rupanya… ada apa..?”
“Kau
ada dimana sekarang..?”
“Apa
urusanmu dengan dimana aku berada sekarang, jangan temui aku, aku tidak mood meladeni atau melihat wajahmu”
“Heh…
berani kau berkata seperti itu padaku. Tunggu saja, aku akan menemukanmu, dan
memaksamu berlutut meminta maaf”
Stephanie memutus sambungan telpon
dan mengantongi kembali ponselnya. Dia memejamkan mata dan menengadah,
menampung air hujan dengan wajahnya, butiran hujan yang jatuh lebih tepat
dikatakan menampar daripada menggelitik, hujan sangat deras dan berangin, tak
ada orang waras yang berdiri di taman seperti ini, hanya Stephanie. Semua
indera Stephanie mati rasa, bibirnya yang membiru dingin tak bisa mengubah
kenyataan, tenggorokan yang sejak tadi terasa terbakar seperti mau mengatakan
sesuatu. Terlalu banyak kejutan untuk waktu yang singkat. Setiap kali Stephanie
melirik pita merah jambu pada surat undangan itu, dia berharap saat ini ia
membawa palu untuk memukuli udara yang terasa berat dan padat hingga sulit
sekali dihirup. Mendung hitam menari-nari di atas kepalanya, merasa girang
karena mendapatkan teman.
***
Ck…
kemana biasanya kucing itu pergi. Dia tadi dijemput lelaki Asia yang
dikenalnya..? jangan-jangan…!
***
“Eh…
sudah mulai gelap ya…” Stephanie baru menyadari kalau matahari mulai redup di
barat, suasana suram hujan memperparah gelap. “Sepertinya aku harus pulang…”
dia menoleh ke sekelilingnya, tapi nihil disini sepi sekali, dingin sekali, dan
hujan masih deras sekali
“HEI
BODOH APA YANG KAU LAKUKAN DISANA…?!”
“Eh...?”
Stephanie terkejut dengan suara teriakan yang sangat ia kenal. Kyuhyun.
“Kau
cari mati..?” Kyuhyun mendekat dengan melepas mantelnya
“Ja-jangan
mendekat” Stephanie mengangkat tangannya “jangan dekati aku” gadis itu masih
menunduk
“Hm..?
apa maksudmu..?”
“KUBILANG
JANGAN MENDEKAT...! lakukan apa yang kukatakan, kumohon, biarkan sedikit saja
berjalan sesuai keinginanku”
Kyuhyun mengambil jarak dan
mengamati.
Ada
apa ini..? gadis ini penampilannya sangat menyedihkan, semuanya basah, bibirnya
membiru. Memangnya dia disini sejak kapan? Apa dia sudah kehilangan akal..? dia
bisa mati kedinginan. Aneh… biasanya dia akan langsung menantang dengan dagu
diangkat tinggi-tinggi saat bertemu denganku, dari tadi bahkan aku tak bisa
melihat wajahnya. Jangan-jangan dia baru saja kecelakaan dan menghancurkan wajahnya…
ahahaha..!
“Setiap
orang berhak mendapatkan kebahagiannya kan..? apa aku salah..?” Stephanie
memunggungi Kyuhyun
“Uhm…
ya… begitulah”
“Termasuk
aku..?”
“Apa
maksudmu..? tentu saja. Stephanie katakan apa yang terjadi..? kau membuatku
takut” Kyuhyun mendekati Stephanie dengan hati-hati seperti takut membangunkan
anak kecil tidur
Stephanie mengulurkan kertas di tangannya.
Seketika dada Kyuhyun seperti ditusuk-tusuk. Gelombang amarah menggelegak begitu
saja tanpa sempat dia tahan, hingga membuat dirinya sendiri heran.
“Buang
saja ini, Stephanie lihat aku… LIHAT AKU..!” Kyuhyun mencengkeram dagu Stephanie,
dengan paksa ia angkat supaya menghadap padanya
“Le-lepaskan
aku, sakit”
“Stephanie,
lihat mataku. Aku sekarang suamimu apapun yang terjadi, dan kau istriku apapun
yang terjadi. Yang kau perlukan hanya bersandar padaku”
“TIDAK..!
kau bukan suamiku, aku tidak menyukaimu apalagi mencintaimu, kita hanya
terpaksa menikah. Itu saja..!” Stephanie menampik tangan Kyuhyun
“Stephanie..!
SADARLAH..! dia bukan pria baik untukmu..!”
“Lalu..?
kau pria yang tepat untukku..? APA BEGITU..? CHO KYUHUN LEPASKAN AK―”
Kyuhyun mengulum bibir biru Stephanie,
dalam pelukan Stephanie meronta dengan keras, memukuli kepala dan dada Kyuhyun.
Namun Kyuhyun tak sedikitpun merenggangkan pelukannya
Stephanie
tenanglah, ini memang berat.
Lama mereka berpelukan, setidaknya
hingga Stephanie benar-benar berhenti memukuli Kyuhyun dan tenang. Stephanie
terisak di bahu Kyuhyun, sesekali mencengkeram jaketnya.
“Hei…
hei… it’s okay now, it’s okay…” Kyuhyun
mengelus rambut Stephanie yang basah kuyup
“Diamlah.
Jangan menghiburku, jangan mengasihaniku” Stephanie masih menangis. Kyuhyun
melepas jaketnya untuk menutupi kepala Stephanie dari guyuran hujan
“Masih
berapa lama kau ingin berdiri disini?”
Stephanie diam
“Ayo
cari tempat berlindung”
Stephanie diam
“Ikut
aku.!” Kyuhyun menarik tangan Stephanie, anehnya dia sama sekali tidak berontak
“naik..!” perintah Kyuhyun
“Naik
apa..?” Stephanie celingukan
“Naik
ini..!” Kyuhyun menunjuk motor di sampingnya
“Mana
mobilmu..?”
“Hari
ini aku pakai motor, tadi jalanan padat jadi takut terjebak macet. Sudah naik
sana, kita cari tempat berteduh”
Dengan kikuk Stephanie naik keatas
motor Ducati hitam yang terlalu tinggi
baginya
“Kita
cari makan saja… aku lapar” Stephanie melingkarkan kedua tangannya pada
pinggang Kyuhyun
“Kau
lapar..? pegangan yang kencang…” motor meluncur membelah guyuran hujan
Emosi
Stephanie cepat sekali berubah. Tak disangka hal ini akan terjadi. Diluar
dugaan rencananya berjalan lebih cepat, kenapa memajukan tanggal..? apa ada
sesuatu yang ditutupi..?
Ducati
itu berhenti di depan salah satu kafe tak jauh dari taman. Bangunan yang
semua dindingnya ditutupi permadani lembut itu terlihat ramai, lantai kayunya
bersinar seperti habis dipoles. Namun meski terkesan hangat, dibalik
permadani-permadani itu terdapat dinding batu pualam yang dingin. Mungkin
karena sering hujan permadani itu dipasang untuk menghangatkan ruangan,
setidaknya begitu perkiraan Kyuhyun.
Stephanie menggigil sambil
merapatkan lengan, Kyuhyun bingung apa yang harus dia lakukan, pakaiannya
sendiri juga basah. Melihat kedua orang ini masuk kafenya, sang pemilik
buru-buru masuk dan kembali membawa dua handuk besar.
“Keringkan
badan kalian, apa yang kalian lakukan hingga seperti ini anak muda..?” wanita
itu tersenyum pada Stephanie yang pucat
“Um…
terima kasih. Kami tadi tak membawa mantel atau jas hujan” Kyuhyun tersenyum
dan menerima handuk hijau
“Terima
kasih nyonya” Stephanie masih menunduk
“Apa
kalian berkencan..?”
Stephanie diam saja, Kyuhyun hanya
tersenyum. Dalam hati Kyuhyun merutuk karena itu adalah pertanyaan terakhir
yang seharusnya tak pernah ditanyakan disaat seperti ini.
“Bolehkan
kami pesan makanan… kami mau sesuatu yang hangat seperti sup, kentang bakar, latte, dan susu. Terima kasih” wanita
itu berjalan dan menghilang dibalik pintu dapur
“Apa..?” Stephanie merengut kearah Kyuhyun
“Apanya
yang apa..?” Kyuhyun membelalakkan mata
“Dari
tadi kau memandangku tanpa berkedip”
“Kau
juga… kau kangen padaku ya setelah patah hati..?”
“Heh..
kuberi tahu ya… ini juga salahmu..!”
“Lho…
kok bisa..?”
“Karena
aku jadi istrimu aku kehilangan kekasihku..” Stephanie mengetuk-ngetuk jidat Kyuhyun
“Hahaha…
lucu sekali.. kalian sudah lama nggak pacaran, sungguh menyedihkan bagi pria
yang memacarimu, sudah galak nggak seksi lagi. Membosankan”
“Oh…
kau bilang aku nggak seksi setelah apa yang kau lakukan…?”
“Memangnya
apa yang aku lakukan..?”
“Cho
Kyuhyun, jangan buat aku menceritakan semuanya supaya kau ingat”
“Memangnya
apa yang bisa diingat..?”
“Kau
selalu memaksa menciumku, kau selalu MEMAKSA. Kau itu kasar, aku heran kenapa
banyak wanita berlutut menjilat sepatumu..”
“Jangan
bicara kalau aku memaksa, aku hanya berinisiatif, kau sendiri menikmatinya kan.
Sebenarnya kau ingin kucium tapi jual mahal”
“Huh..!
kau juga memaksaku melakukan ‘itu’”
“Hah..?
aku nggak maksa. Buktinya kita bahkan belum pernah melakukan ‘ITU’”
“Anu…
permisi… makanannya mau diletakkan dimana..?” wajah pelayan pria itu sudah
berubah aneh
“Sudah
berapa lama kau berdiri disitu..?” Stephanie duduk kembali
“Letakkan
dimeja” Kyuhyun membenahi taplak yang berantakan
Mereka berdua menghabiskan makanan
dalam diam, setidaknya keadaan lebih tenang dan tamu lain sudah tak terganggu
dengan teriakan pasangan muda yang berapi-api.
“Hehehe…
you’re awfully cheerfull considering your
broken heart” Kyuhyun cengengesan
“Stop teasing me, you’re so dead” Stephanie
menancapkan garpu pada daging seperti sedang menusuk seseorang
“Was that cotton candy from him..? he’s kind
of evil, gave some sweet before you dump her. Good grief” Kyuhyun mengejek
“Sure you have foul mouth, just say whatever
you want” Stephanie mengibas-ngibaskan tangannya
“Alright… alright seems that I hit a nerve,
tapi kau selalu punya tempat untuk kembali, kau tahu..?”
Stephanie tersenyum, sambil terus
makan air matanya meleleh tak terkendali
“Hahaha
jangan nangis sambil makan, ingusmu”
Stephanie pulang dengan perasaan
ringan, sedikit sesak tapi dia yakin suatu saat pasti akan sembuh.
***
“Hah…
kau mandi dulu sana” Stephanie menjatuhkan diri ke sofa
“He..?
berani merintah mandi dulu..? padahal siapa yang mau pingsan..?”
“Huh..?
siapa yang mau pingsan… sudah sana mandi”
“Nggak
mau. Kau saja yang mandi dulu”
“Heh
setan… kau ini gampang sakit, kau bisa-bisa demam” Stephanie merebahkan
kepalanya
“Ck…
ikut denganku…” Kyuhyun menarik Stephanie kedalam kamar mandi “akan kuajari
bagaimana caranya mandi. Lepaskan pakaianmu..!”
“What..? dasar gila… jangan bercanda” Stephanie
menantang
“Siapa
yang sedang bercanda..? dari tadi kau sudah memancing emosiku, rela basah saat
nggak bawa mobil, kau benar-benar menyusahkan. Lepaskan bajumu, atau aku yang
lepas” Kyuhyun menarik jatuh jersey Stephanie
“Jangan
macam-macam. Siapa suruh kau datang menjemputku..? apa pedulimu..?”
“Setelah
susah-susah aku membawamu pulang, berterimakasihlah sedikit. Say thank you…” mata Kyuhyun sangat intens
“Huh…
jangan harap. Tak ada yang menyuruhmu menjemputku, ingat… Akh… lepaskan aku”
Kyuhyun benar-benar melakukan
ancamannya, satu persatu pakaian Stephanie dilepasnya, tentu saja dengan
perlawanan keras Stephanie, hingga menyisakan blus dan pakaian dalam. Dia angkat
dagu Stephanie dengan telunjuk
“Bagaimana..?
masih belum bisa berterima kasih..? atau aku juga harus melepas pakaianku..?
baiklah kalau begitu” Kyuhyun membuka satu persatu kancing kemejanya
“Hentikan..!
keluarlah. Aku akan mandi” Stephanie membuang muka agar tak beradu pandang
dengan Kyuhyun. Ekspresi wajah Kyuhyun sangat sulit ditebak, Stephanie tak bisa
mengira apa yang ada dalam pikirannya.
Meski Stephanie sudah selesai
mandi, dia masuk tanpa berkata apapun, tak sekalipun menatap wajah Stephanie
Kyuhyun
keluar dari kamar mandi mengenakan mantel mandi “Stephanie aku ingin bicara
tetang―”
“Tak
ada yang perlu dibicarakan. Itu bukan
urusanmu” nada Stephanie jelas sekali menantang
Kyuhyun berdecak kesal, ia memutar
tubuh Stephanie hingga menghadap tubuhnya, dia cengkeram kepala belakang Stephanie
dan mendekatkan wajahnya.
“Harus
berapa kali kukatakan, kalau aku tak suka ada sesuatu disembunyikan dariku.
Kenapa kau memberi kesan kau istri yang sedang selingkuh atau apa... apa aku
harus menciummu agar kau tak bisa lagi berkata angkuh seperti itu…”
Stephanie memalingkan wajah, namun
kembali ditahan oleh Kyuhyun.
“Lepaskan”
ujar Stephanie dingin
Kyuhyun menyeringai dan menekan
tubuh Stephanie ke ranjang dengan kaki menggantung di tepiannya.
“Kalau
kau tak ingin aku menendangmu, lepaskan aku” nada Stephanie masih sama
dinginnya
“What should I do..?” Kyuhyun meniupkan
napasnya pelan ke kelopak mata Stephanie, membuat gadis itu memejamkan mata. Kyuhyun
menyeringai lagi dan menghisap bibir bawah Stephanie.
“Mmmh..?”
Stephanie kaget dengan perlakuan yang ia terima dan masih belum siap. Semakin
kuat Stephanie mencoba melepaskan diri, Kyuhyun akan semakin menakutkan dengan
memperdalam cumbuannya. Stephanie semakin panik saat Kyuhyun mencekal kedua
tangannya di atas kepala. Kakinya meronta tapi segera ditahan oleh kaki besar Kyuhyun.
Kyuhyun melepaskan bibir Stephanie, beralih menjilati leher gadis itu. Stephanie
hanya bisa menutup mata berharap Kyuhyun segera berhenti.
“Hari
ini aku lelah mengejarmu, aku lelah” ujar Kyuhyun sambil mempermainkan tali
mantel mandi Stephanie
Dengan panik Stephanie mencengekram
tangan Kyuhyun sebelum benda itu lepas.
SRET…!
Tali mantel Stephanie terurai,
namun masih tertangkup menutupi tubuh setengah basah dibawah cengkeraman Kyuhyun.
Dengan tangan kiri menahan tangan Stephanie, tangan kanan Kyuhyun masih bebas.
Mata Stephanie berair, wajahnya memerah, dan sangat ketakutan, tepat seperti
yang diinginkan Kyuhyun. Dengan seringai puas Kyuhyun merebahkan tubuhnya
disamping Stephanie yang buru-buru beringsut menjauh sambil gemetaran.
“Aku
hanya ingin kau sadar. Aku mengkhawatirkanmu, kau sama sekali tidak
menghubungiku, dan itu sangat mengganguku. Apalagi setelah aku tahu kau pergi
dengan oppa-mu itu” Kyuhyun menutup mata dengan sebelah tangannya lalu mendesah
lelah. “Kau itu selalu membuatku pusing. Bisakah kau duduk manis disini dan
jangan cari masalah?” meskipun nadanya bertanya, Kyuhyun sama sekali tak
mengharapkan jawaban. Dia tak ingin mendengar alasan apapun dari Stephanie.
Air mata Stephanie meleleh lagi.
Otaknya sudah bisa menerima kenyataan bahwa yesung akan menikah, tapi hatinya
masih belum bisa melupakan kenangan mereka.
“I’m angry with you, don’t talk to me. Just
leave me alone” Stephanie berusaha terdengar jahat, meski sebenarnya ia
ingin Kyuhyun memeluknya dengan erat.
“I won’t talk to you” Kyuhyun mematikan
lampu untuk menyembunyikan ekspresi apapun yang ia buat sekarang
TBC
0 comments:
Posting Komentar